1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Bercerita Pola Hidupnya Sehat, Diduga Ini Penyebab Sutopo Terkena Kanker

Penulis : Moana

8 Juli 2019 10:15

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia

Planet Merdeka - Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (07/07/2019) menghembuskan nafas terakhir.

Sutopo menghembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou St. Stamford Modern Cancer Hospital, China. Sutopo meninggal dunia usai berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya.

2 dari 13 halaman

Hidup sehat dan tak pernah merokok

Terkena kanker paru-paru ternyata semasa hidupnya, Sutopo dikenal sebagai sosok yang memiliki gaya hidup sehat. Bahkan itu sudah ia jalani sejak muda.

Hal itu diungkapkan oleh adik ipar almarhum, Ahmad Jatmiko. Ahmad mengatakan bahwa semasa hidup Sutopo jalani pola hidup yang sehat dan tak pernah merokok. Ahmad pun mengaku heran, sang kakak ipar mengidap kanker paru-paru.

"Pak Sutopo itu sebenarnya hidupnya sehat, dia tidak pernah merokok juga. Makanya saya heran kok bisa terkena penyakit kanker paru-paru," katanya.

3 dari 13 halaman

Sutopo sempat bingung dengan kanker yang dideritanya

Usai divonis menderita kanker paru-paru, menurut Ahmad, Sutopo kerap mempertanyakan hal tersebut dan sedikit bingung dengan apa yang dialaminya. Pasalnya, selama ini ia hidup sehat, tak pernah merokok bahkan minum minuman keras.

"Dia pernah bilang bingung juga padahal hidup saya itu sehat, ndak pernah merokok dan minum minuman keras tapi kok bisa kena kanker," kata Ahmad menirukan ucapan Sutopo.

4 dari 13 halaman

Tak ada keturunan

Ahmad mengenal Sutopo sebagai pribadi yang sangat religius. Ditambah lagi menurut Ahmad, keluarga kakak iparnya itu tak ada yang memiliki riwayat kanker. Hal itulah yang membuat ia dan keluarga merasa syok saat mengetahui Sutopo mengidap kanker.

"Makanya saya syok juga pas dengar kabar tersebut, apalagi keluarga juga tidak ada keturunan sakit kanker," katanya.

5 dari 13 halaman

Orang tua masih sehat

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa semua keluarga Sutopo termasuk ayahnya yang usianya hampir 80 tahun kondisinya masih sehat. Demikian pula dengan ibu dari Sutopo yang masih sehat meskipun usianya sudah lanjut.

"Dari keluarga juga tidak ada keturunan sakit kanker. Semua sehat, bapaknya saja sudah hampir 80 tahun sehat juga. Hingga sekarang pun ibunya juga sehat semua," katanya.
6 dari 13 halaman

Jenazah Sutopo disemayamkan di Boyolali

Jenazah Sutopo sudah dibawa pulang dari Guangzhou, China menuju rumah duka di Raflles Depok pada Minggu (07/07/2019) kemarin. Jenazah Sutopo kemudian dibawa ke Boyolali. Dan jenazah pria yang selalu terdepan dalam mengabarkan bencana tersebut, tiba di rumah duka Jalan Jambu, RT 07/RW 09, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (08/07/2019) sekitar pukul 07.27 WIB.

Sejumlah keluarga turut mendampingi kedatangan jenazah Sutopo. Terlihat pula sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan para pejabat dari TNI dan Polri juga menyambut kedatangan jenazah. Selain itu, tampak pula Dandim 0724/Boyolali Letkol Kav Herman Taryaman dan Danlanud Adi Soemarmo Kolonel Pnb Adrian P Damanik ikut mengiringi jenazah ke rumah orangtua Sutopo tersebut.
7 dari 13 halaman

Faktor penyebab non perokok bisa terkena kanker paru

Lantas, meskipun hidup sehat mengapa Sutopo bisa terserang kanker paru-paru? Dilansir dari American Cancer Society, kanker paru-paru ini ternyata juga bisa menyerang orang yang tak merokok.

Hal itu lantaran disebabkan oleh paparan radon, asap rokok, polusi udara atau faktor lainnya. Banyak penelitian yang menemukan bahwa penyebab sel-sel berubah menjadi kanker dan perbedaan sel-sel kanker paru-paru pada perokok serta non-perokok. Dilansir dari Hello Sehat, berikut ini faktor-faktor dari penyebab tumbuhnya kanker pada orang yang tak merokok.

8 dari 13 halaman

1. Gas radon

Menurut US Environmental Protection Agency (EPA), penyebab utama kanker paru bagi non-perokok adalah paparan gas radon. Gas radon sendiri ternyata adalah gas yang terjadi secara alamiah yang terbentuk ketika uranium meluruh dan biasanya terjadi secara alami di luar ruangan dalam jumlah yang tak membahayakan. Namun ternyata hal tersebut terkadang menjadi terkonsentrasi di rumah ynag dibangun di atas tanah dengan endapan uranium alam.

Sebuah penelitian juga telah menemukan bahwa risiko kanker paru-paru lebih tinggi pada orang yang tinggal selama bertahun-tahun di sebuah rumah yang terkontaminasi radon tersebut. Dan orang yang merokok serta terpapar radon ini ternyata memiliki risiko lebih besar terkena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tak merokok dan tak terpapar gas radon. Selain itu, gas radon ternyata bisa berjalan melalui tanah dan memasuki rumah. Gas ini masuk ke rumah melalui celah-celah fondasi, pipa, saluran air atau beberapa tempat yang terbuka di rumah tersebut.

9 dari 13 halaman

2. Perokok pasif

Perokok pasif atau penghirup asap yang dihasilkan dari perokok lain yang tinggal atau bekerja bersama ternyata juga merupakan faktor risiko untuk munculnya kanker paru-paru.

Non-perokok yang tinggal dengan perokok ternyata juga memiliki peningkatan 24% dalam risiko untuk terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan non-perokok lainnya.

10 dari 13 halaman

3. Asbes

Asbes merupakan sebuah senyawa yang banyak digunakan di masa lalu sebagai bahan isolasi termal ataupun akustik. Serat mikroskopik asbes terlepas dari bahan isolasi dan terbang melalui udara sehingga mereka dapat terhirup ke dalam paru-paru.

Serat asber ternyata juga dapat bertahan seumur hidup di dalam jaringan paru-paru berikut paparan asbes. Hal ini ternyata menyebabkan seseorang bisa saja mengidap kanker paru dan tipe kanker yang dikenal sebagai mesothelioma. Hal itu disebabkan dengan asbes tersebut.

Merokok dapat meningkatkan kemungkinan munculnya kanker paru yang berhubungan dengan asbes secara drastis. Tapi untuk para non-perokok pekerja asbes memiliki risiko yang lebih besar hingga lima kali lipat dibandingkan dengan non-perokok biasa.


11 dari 13 halaman

4. Polusi udara

Sudah lama diketahui bahwa kedua polusi udara dalam ruangan maupun luar ruangan menyebabkan kanker paru-paru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013 lalu telah melakukan klasifikasikan polusi udara luar ruangan sebagai agen penyebab seseorang terkena kanker (karsinogen).

Polusi udara dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik ternyata dapat meningkatkan kemungkinan perkembangan paru-paru pada para individu yang terpapar. Dan para ahli mengatakan bahwa jika terjadi kontak terlalu lama dengan udara yang sangat tercemar maka risiko perkembangan kanker paru-paru pada seseorang akan lebih besar. Hal ini mirip dengan yang dialami oleh perokok pasif.

12 dari 13 halaman

5. Keturunan

Karena tak semua perokok berakhir dengan kanker paru-paru, maka ada kemungkinan bahwa faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain itu diantaranya adalah kerentanan genetik individu.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa kanker paru-paru ini ternyata lebih mungkin terjadi di kedua individu, baik perokok maupun non-perokok. Hal itu terkadi jika penderita memiliki kerabat yang pernah beriwayat kanker paru-paru. Dan risikonya akan lebih besar dibandingkan populasi umum lainnya.


13 dari 13 halaman

6. Mutasi gen

Peneliti ternyata telah melakukan penelitian lebih banyak tentang apa yang menyebabkan sel-sel berubah menjadi kanker, dan bagaimana sel-sel kanker paru berbeda antara non-perokok dan perokok. Salah satu contohnya seperti yang dilansir dari Clinical Cancer Research. Artikel itu mengungkap bahwa jenis mutasi gen tertentu ternyata lebih umum pada kanker paru non-perokok. Mutasi ini ternyata bisa mengaktifkan gen yang biasanya membantu sel-sel tumbuh dan membelah.

Mutasi tersebut ternyata juga dapat menyebabkan gen hidup terus menerus. Dan hal itu membuat sel-sel kanker paru-paru tumbuh lebih cepat pada tubuh seseorang. Mengetahui bawha perubahan gen dapat menyebabkan sel-sel tumbuh, hal itu ternyata membantu para peneliti untuk melakukan pengembangan terkait terapi target, yaitu pengobatan yang secara khusus menargetkan mutasi ini.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya