4 Sosok-sosok Pejuang Wanita Indonesia yang Turun ke Medan Perang Melawan Penjajah
Penulis : Fee Fieh
22 Juni 2016 09:30
Banyak orang yang hanya mengenal RA Kartini sebagai sosok pejuang wanita di Indonesia.
Padahal, negeri ini memiliki segudang wanita-wanita perkasa yang turun langsung di palagan atau medan perang melawan para penjajah.
Berikut deretan para wanita perkasa tersebut:
1. Keumalahayati
Ia lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati, anak Laksamana Mahmud Syah.
Mengenyam pendidikan di pusat pendidikan militer Aceh Baital Makdis. Sang Malahayati mengumpulkan para janda korban perang dan membentuk sebuah armada perang bernama Inong Balee.
Sejarahnya armadanya memiliki 100 kapal perang dan tiap kapal diawaki oleh 400 hingga 500 janda.
Di tangannyalah terbunuh Cornelis de Houtman, pemimpin salah satu kapal dagang Belanda yang datang ke Aceh.
2. Ladrang Mangungkung
Di masa pemerintahan Mangkunegara I di Kraton Surakarta, sang sultan memiliki keprihatinan terhadap nasib kaum wanita yang sangat dimarginalkan.
Salah satu cara untuk mengangkat derajat wanita ini, Mangkunegara I membuat sebuahh korps militer wanita yang diberi nama Ladrang Mangungkung.
Dalam buku Peter Carey yang berjudul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 disebutkan, korps yang disebut juga dengan Laskar Estri ini menjadi semacam pengawal sultan.
Dalam buku itu juga disebut bahwa prajurit wanita ini dibekali dengan sepucuk bedil. Mereka sangat terampil menembak sambil menunggang kuda.
3. Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi
Patung Nyi Ageng Serang di salah satu pertigaan di Kulonprogo, Yogyakarta. Sumber gambar: panduanwisata.id
Lahir di pinggiran kali Serang, Purwodadi sekitar tahun 1760-an. Ia lebih dikenal dengan nama Nyi Ageng Serang.
Ia disebut-sebut ikut berperang bersama putranya melawan belanda.
Menurut beberapa literatur, Nyi Ageng Serang menciptakan sebuah teknik kamuflase dengan daun lumbu dan daun keladi yang harus dibawa oleh seluruh pasukannya.
4. Cut Nyak Dhien
Wanita yang umurnya tak beda jauh dengan RA Kartini ini selama enam tahun memimpin puluhan pasukan gerilya di kawasan Aceh setelah suaminya Teuku Umar ditembak mati Belanda.
Ia bersama suaminya menjalankan siasat yang agak unik, sebab mereka berpura-pura tunduk kepada Belanda dan menjalin relasi yang hangat untuk mengumpulkan senjata milik Belanda.
Setelah jumlah senjata dirasa cukup, pasukan Cut Nyak Dhien langsung mengadakan perlawanan secara bergerilya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : fee-fieh
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Kisah Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Kepemimpinan Islam
13 Januari 2022 08:45 -
Peristiwa G30S PKI Menjadi Trending Topic, Netter: Sejarah Kelam Jangan Sampai Terulang
30 September 2021 15:27 -
Alasan Orang-orang Zaman Dulu Tidak Pernah Senyum ketika Berpose
21 September 2021 15:18 -
Trimurti Mengungkap Kekejaman Penjara Wanita Zaman Belanda, Tahanan Disiksa Sampai Gangguan Jiwa
16 September 2021 18:03 -
Ini Dia Barisan Pahlawan di Pinggiran Arus Besar Sejarah
20 Agustus 2021 20:34 -
Siapakah Gumiho, Siluman Rubah yang Terkenal di KDrama?
10 Juni 2021 22:25
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.