1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Kisah Perjuangan Tan Tiong Ie, Crazy Rich Asal Jawa dalam Membangun Bisnis Pabrik Kopinya

Penulis : Yuli Astutik

24 Agustus 2021 21:50

Cerita ini berawal dikala suara tembakan bergemuruh, tentara Belanda yang mendengar berita jepang datang berhamburan melarikan diri dengan semampunya. 

Karena terdesak, sebagian tentara Belanda juga merampas mobil warga untuk kabur menyelamatkan diri dari kejaran Jepang. 

Hal itulah yang dikisahkan Widayat Basuki Dharmowijoyo keturunan generasi ketiga dari Tan Tiong Ie yang ketika itu menjadi pengusaha sukses dan terpandang dari Jawa yang memiliki pabrik produksi kopi.

2 dari 4 halaman

Dari kenangan kakeknya, ketika Jepang datang ke Semarang mobil kepunyaan keluarganya dirampas oleh tentara Belanda yang saat itu mau menyelamatkan salah satu pejabat Hindia Belanda yang ada di Semarang, dikutip dari Suara.com.

Kebetulan, saat itu mobil keluarga Tan sedang dibawa sopirnya. Mendadak ketika berada di tengah jalan mobilnya dibajak oleh tentara Belanda.

Peristiwa tersebut baru diketahui dua minggu kemudian, karena sopir Tan dipaksa untuk pulang dengan jalan kaki.
3 dari 4 halaman

Sedangkan mobilnya diceburkan ke sungai untuk memusnahkan jejak pejabat Belanda yang melarikan diri.

"Dulu kan tak ada kendaraan ya, jadi dia terpaksa jalan kaki untuk pulang," jelasnya saat ditemui Suarajawatengah.id di rumahnya Jalan Wotgandul Barat, komplek Pecinan, Kota Semarang, Selasa (24/8/2021).

4 dari 4 halaman

Tan pada 1916 membangun perusahaan kopi yang diberi nama Margo Redjo.

Sekarang perusahaan kopi tersebut dikelola secara turun-temurun.

Sekarang ini industri tersebut dikelola Basuki generasi ketiga dari Tan Tiong Ie.

“Kopi ini malah bukan didirikan di Semarang, tapi di Bandung. Setelah dari Bandung baru ke Semarang,” ungkapnya.

Selain menjadi produsen kopi pertama dan terbesar di Semarang, pemilik pabrik kopi Margo Redjo Tan Tiong Ie di era kolonial pun bukan orang kebanyakan.

Seperti yang tertulis di buku Orang-Orang Tionghoa (1935) Tan Tiong Ie bahkan masuk dalam daftar crazy rich di Jawa.

“'Margo' itu jalan. 'Redjo' itu kemakmuran. Maksudnya mungkin Jalan Kemakmuran,” katanya.

Sesudah pindah dari Kota Kembang Bandung perusahaan kopi Tan Tiong Ie ternyata tambah besar.

Di Semarang merupakan puncak kejayaan produk kopi Margo Redjo. Bahkan, Basuki menilai bahwa Semarang adalah jalan kemakmuran Tan Tiong Ie.

"Di Semarang, rezeki Tan Tiong Ie ternyata bermekaran. Produk kopi Margo Redjo laris,"katanya.

Karena laris tadi, Tan akhirnya menaikkan jumlah produksi.

Bahkan dia pun harus menambah pegawai. Halaman belakang rumahnya padat oleh aktivitas pabrik.

‘Kunci sukses larisnya usaha kopi dari Tan ini juga karena strategi yang jitu.

"Dulu sini itu paling besar di Kota Semarang pabriknya," katanya sambil menunjukkan proses penggilingan kopi di pabriknya.

Pabrik kopi Margo Redjo sempat berjaya pada 1930-an. Industri kopi milik Tan memiliki berapa produk yang berbeda seperti Tjap Grobak Idjo, Tjap Margo Redjo, Tjap Pisau, Tjap Orang-Matjoel Koffie Santoso Koffie Mirama dan Koffie Sari Roso.

"Dulu ambil kopinya itu dari daerah Banaran," katanya.

Produk kopi Margo Redjo ketika itu disebarkan ke berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil. Selain itu, kopi ini pun diekspor ke negara tetangga, Singapura.

"Dalam setahun, ekspor Margo Redjo mencapai satu juta kilogram kopi," tandasnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya