1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Maria Ulfah, Sosok terlupakan dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia

Penulis : Ronz

8 Maret 2018 13:25

Dirinya memiliki andil cukup besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembebasan perempuan di Indonesia.

Planet Merdeka - Sebagian orang, terutama kaum wanita di jaman 'milenal' saat ini, mungkin belum menyadari ada apa di tanggal 8 Maret 2018?. Dikutip dari situs internationalwomensday.com, tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional (Internasional Women's day). Berbicara hari Perempuan Internasional, berikut kisah sejarah perjuangan seorang wanita yang pertama kali berhasil duduk di kursi menteri saat Republik Indonesia ini baru berdiri.

Maria Ulfah Santoso adalah salah satu wanita Indonesia yang nama dan sosoknya kurang dikenal oleh sejumlah wanita zaman 'milenial' saat ini. Namun, sejarah mencatat bahwa sosok nya merupakan seorang wanita pertama yang duduk di puncak kekuasaan ketika Republik ini baru berdiri.

Dilansir laman wikipedia, Wanita keturunan priyai kelahiran Serang, Banten, 18 Agustus 1911 merupakan wanita pertama yang menjabat Menteri Sosial pada Kabinet Sjahrir II, tahun 1946. Wanita ini dipilih, karena memiliki andil cukup besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembebasan perempuan di Indonesia.

Selama era penjajahan, Itje panggilan akrab Maria Ulfah saat kecil, melihat betapa kaum wanita Indonesia diperlakukan rendah di bawah laki-laki. Bahkan dirinya melihat langsung seorang perempuan yang sudah menikah dipulangkan ke rumah orang tuanya karena sakit. Lalu, dengan seenaknya, si suami menjatuhkan talak.

Melihat kondisi seperti ini, Itje memilih kuliah mengambil jurusan hukum untuk memperjuangkan hak-hak wanita di Indonesia agar tidak tertindas.

Tahun 1933, setelah empat tahun belajar di Negeri Belanda, Maria berhasil menamatkan studinya. Dia menjadi perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) dari Universitas Leiden, Belanda.

Gerakan Perempuan

Sejak awal abad 20, organisasi berorientasi pergerakan perempuan sudah menjamur di Indonesia. Pasca Kongres Perempuan Indonesia pertama, di tahun 1928. Maria mendorong berdirinya organisasi bernama Istri Indonesia. Maria Ulfah tampil sebagai Ketuanya.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada Desember 1945, Maria Ulfah menjadi salah satu inisiator Kongres Perempuan Indonesia di Klaten, Jawa Tengah. Kongres ini, melibatkan banyak organisasi perempuan, sepakat melahirkan Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari). Kongres ini dibuat untuk menegaskan dukungan terhadap Republik yang baru berdiri.

Dikutip dari berdikarionline Maria Ulfah dikenal sebagai sosok penentang keras poligami dan diskriminasi terhadap perempuan. Hal ini diakui Susan Blackburn dalam bukunya, Perempuan dan Negara dalam Era Indonesia Modern. Menurutnya, dari 1930-an hingga 1970-an, Maria Ulfah punya dedikasi serius dalam memperjuangkan Undang-Undang yang membatasi poligami.

Dalam kongres ke-IV Perkumpulan Perikatan Istri Indonesia (PPPI). Ulfah mengusulkan pembentukan Badan Konsultasi Perkawinan. Hal tersebut diusulkan saat kongres tersebut diwarnai kericuhan tentang poligami. Walau Ia merupakan penentang poligami, tetapi Ia tidak mau membenturkannya dengan kelompok Islam. Organisasi perempuan Islam dan non-islam pun menyetujuinya.

Dengan keahliannya di bidang hukum tersebut, Maria Ulfah mencoba menggunakan UU sebagai jalan untuk memperjuangkan penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Selamat Hari Perempuan Sedunia (Internasional Women's Day) . Semoga sekelumit kisah dan sejarah tadi dapat mengispirasi wanita di jaman 'milenial' saat ini.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya