1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Menolak membunuh, tapi suku ini justru suka makan daging manusia

Penulis : Moana

15 November 2018 12:48

Orang-orang Sadhus Agori selalu membawa tengkorak manusia

Planet Merdeka - Bagi orang Hindu Aghori salah satu sekte Hindu yang diyakini berusia 1000 Tahun, beberapa di antaranya dianggap sebagai Sandhus, yang dalam bahasa sansekerta berarti orang baik. Mereka hidup untuk mencapai kesempurnaan, biasa disebut moksa, yang berarti pembebasan dan menyatu dengan sang pencipta. Namun tak seperti Sadhus pada umumnya, Aghori justru mengikuti jalan radikal dan kontroversial untuk bisa menuju moksa atau kesempurnaan itu.

Dilansir dari Ancient Origins, orang-orang Sadhus Agori ini digambarkan sebagai manusia yang menggunakan secarik cawat untuk menutupi alat kelaminnya. Kemanapun mereka pergi selalu membawa tengkorak manusia. Bahkan ketika mereka melakukan ritual-ritual mereka akan duduk dekat api unggun dalam posisi bersila dan menghisab cerobong besar.

2 dari 7 halaman

Mulutnya mengunyah daging tapi tetap berkomat-kamit

Tak hanya itu, mulut mereka juga mengunyah daging sambil matanya tetap lurus menatap ke arah api unggun. Api tersebut merupakan sisa dari kremasi dan lengkap dengan mayat yang tak habis dilahap oleh api tersebut.

Bahkan sebagian dagingnya pun dimakan oleh pria-pria Aghori dan anjing-anjing yang menemani mereka. Dalam keadaan mengunyah daging mulut mereka pun tak berhenti berkomat kamit dan mengucapkan mantra-mantra.
3 dari 7 halaman

Sadhu Aghori adalah sekte kecil pemuja Dewa Siwa

Bukanlah rahasia lagi, pemandangan mengerikan ini adalah sebuah hal biasa bagi penganut Sadhu Agori. Sadhu Aghori sendiri adalah sekte kecil pemuja Dewa Siwa, konon untuk mencapai moksa mereka harus memakan manusia.

Aghori menyembah Siwa atau Mahakala, perusak, dan Shakti atau Kali, dewi kematian. Aghori biasanya ditemukan berada di dekat lokasi kremasi, yang paling terkenal di India yaitu Varanasi.
4 dari 7 halaman

Orang-orang Aghori menolak membunuh manusia

Selain itu, mereka juga dapat ditemukan di daerah lain yang jauh lebih terpencil, termasuk gua-gua dingin di Himalaya, hutan lebat di Bengal, dan gurun pasir Gujarat yang panas. Menurut kepercayaan mereka, pembebasan dapat dicapai hanya dengan menggunakan cara-cara yang dianggap tabu oleh masyarakat Hindu lainnya.

Salah satu cara yang sangat mengerikan adalah dengan kanibalisme. Sebenarnya Aghori sendiri tak pernah atau bahkan menolak membunuh seorang manusia hanya untuk mereka makan.
5 dari 7 halaman

Tak membunuh tapi memakan daging manusia

Jadi, sebagai gantinya, daging mayat diperoleh dari tempat kremasi lalu mereka konsumsi. Daging manusia ini sering dimakan mentah, meski kadang juga dipanggang di atas api terbuka.

Orang-orang Aghori juga berpendapat jika mereka tak pernah melihat kebaikan dan kejahatan, maka mereka juga tak bisa membedakan daging manusia dan daging hewan.
6 dari 7 halaman

Orang-orang Sadhu Aghori meminum air kencing dan makan kotoran

Selain melakukan sebuah kanibalisme, Sadhu Aghori juga dikenal sering meminum air kencing dan makan kotoran, hal ini bertujuan untuk membunuh ego dan meninggalkan persepsi keindahan sebagai seorang manusia. Aghori juga mengabaikan pakaian selain hanya secaraik cawat mereka terkadang tak mengenakan busana sekalipun.

Mereka menganggap hal ini untuk mengatasi rasa malu mereka dan menolak dunia material dan keterikatan dengan benda-benda meterial. Untuk menghindari penyakit, Aghori bukannya mandi dengan air tapi mereka menggunakan abu sisa kremasi.
7 dari 7 halaman

Menggunakan mantra dan persembahan untuk memanggil roh leluhur

Tengkorak yang selalu mereka bawa kemana-mana ternyata juga memiliki makna lain. Konon Siwa pernah memenggal kepala Brahma dan membawa kepala itu ke mana-mana. Aghori menjaga dengan baik tengkorak manusia tersebut karena keyakinan bahwa setelah kematian, kekuatan hidup seseorang melekat di puncak tengkorak.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Aghori ternyata sangat percaya dengan menggunakan mantra dan persembahan tertentu (terutama alkohol), mereka dapat memanggil roh-roh pendahulu/ leluhur mereka.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya