1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Mitos Misteri Nyai Sinden Neng Syarifah di Balik Angkernya Jalur Tengkorak, Tanjakan Gentong

Penulis : Yuli Astutik

17 September 2021 21:13

Sebagai pertanda bahwa jalur Tanjakan Gentong adalah jalur rawan kecelakaan.

Di pinggir jalan juga dipasang rambu-rambu berlambang tengkorak.

Bahkan polisi bahkan membuat sebuah tugu dengan sepeda motor ringsek di atasnya.

Keadaan jalan yang berkelok dan menanjak atau menurun serta berada di antara tebing dan jurang, menjadikan jalur ini kerap dianggap sebagai jalur tengkorak.

Bagi sebagian masyarakat Gentong, kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Gentong tak semata-mata lantaran persoalan teknis kendaraan.

2 dari 4 halaman

Sebagai pertanda bahwa jalur Tanjakan Gentong adalah jalur rawan kecelakaan.

Di pinggir jalan juga dipasang rambu-rambu berlambang tengkorak.

Bahkan polisi bahkan membuat sebuah tugu dengan sepeda motor ringsek di atasnya.

Keadaan jalan yang berkelok dan menanjak atau menurun serta berada di antara tebing dan jurang, menjadikan jalur ini kerap dianggap sebagai jalur tengkorak.

Bagi sebagian masyarakat Gentong, kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Gentong tak semata-mata lantaran persoalan teknis kendaraan.

3 dari 4 halaman

Namun seringkali dikaitkan dengan sebuah cerita misteri Nyai Sinden bernama Neng Syarifah yang berkembang di masyarakat Gentong.

Salah seorang warga, Aip (38) menceritakan bahwa cerita misteri tentang Nyai Sinden Neng Syarifah telah ada sekitar tahun 1940-an.

Menurutnya, Nyai Sinden Neng Syarifah adalah sinden panggung yang merupakan warga asal Gentong.

Konon katanya, Nyai Sinden Neng Syarifah mempunyai wajah yang ayu dengan rambut bersanggul serta mengenakan kebaya merah berselendang merah.

"Kata orang tua dulu, Neng Syarifah itu seorang sinden dalam sebuah grup ronggeng di Kadipaten dan banyak penggemarnya. Pakaiannya serba merah," ujar Aip.

4 dari 4 halaman

Menjadi Tumbal Pembangunan Jembatan
Aip mengisahkan bahwa, dari cerita yang berkembang di masyarakat, Nyai Sinden berkebaya merah itu dijadikan tumbal untuk pembangunan jembatan yang dikenal dengan Jembatan Sarongge, di Kampung Gentong, Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya pada zaman penjajahan Belanda.

Karena kematiannya yang tak wajar itu, arwah Nyai Sinden Neng Syarifah konon sering memperlihatkan diri kepada pengendara yang melintasi Jalan Gentong.

Bahkan tak jarang meminta tumpangan kepada pengendara serta minta diturunkan di sekitar jembatan atau tempat yang sunyi.

"Kata para sopir yang pernah melihat dan ditumpangi Nyai Sinden, kendaraan menjadi terasa berat ketika menaiki tanjakan," katanya.

Ia menyebut kisah Nyai Sinden Neng Syarifah tersebut cukup terkenal di kalangan warga Gentong.
"Dari cerita orang tua, Nyai Sinden Neng Syarifah bersama grup ronggengnya dikubur hidup-hidup dijadikan tumbal," ungkapnya.

Ia menyebut kalau Nyai Sinden dulu sering menunjukkan diri dengan pakaian serba merah ke pengendara dan meminta tumpangan.

Kalau tak diajak tentunya hal buruk menimpa kendaraan dan terjadi kecelakaan.
"Jadi kalau sopir yang sudah tau tentang kisah Nyai Sinden biasanya akan melemparkan rokok atau uang receh pada saat melintasi jembatan di Gentong Bawah," ucapnya.
Aip menuturkan, kalau sekarang jarang terdengar Nyai Sinden memperlihatkan diri ke pengendara yang melintasi Jalur Gentong.

"Kalau pengendara yang tidak sopan, di jalan ketawa-ketawa suka terjadi kecelakaan," katanya.

Aip mengaku, dirinya masih ada ikatan saudara dengan figur lain yang menjelma sebagai harimau dan menikahi Nyai Sinden Neng Syarifah secara gaib.

"Dulu sebelum ayah meninggal, dia pernah cerita ke saya bahwa Uwa nya yang termasuk orang paling berpengaruh dan memiliki ilmu kanuragan menikahi Nyai Sinden secara gaib.

Sejak itu Nyai Sinden jarang muncul lagi," katanya.
Aip menambahkan, terlepas dari kisah yang tersebar di masyarakat soal Nyai Sinden di Jalan Raya Gentong.

Dia mengharapkan kepada warga yang berkendara dan melintasi Jalur Gentong untuk tetap waspada dan hati-hati, karena jalan tersebut mempunyai turunan dan tanjakan yang amat curam dengan jurang dan tebing di pinggirnya.

"Intinya dalam berkendara harus fokus dan meningkatkan kewaspadaan saat melintasi Jalan Gentong ini," tandasnya.

Kecelakaan di Jalan Gentong Lantaran Faktor Alam dan Human Error
Sementara itu, Kanit Lantas Polsek Kadipaten Polres Tasikmalaya Kota Iptu Edi Suprayitno mengatakan, kejadian kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Gentong yang sarat tikungan dan tanjakan maupun turunan rata-rata disebabkan karena faktor alam dan human error.

Di samping itu, faktor lain yang menyebabkan kecelakaan biasanya sopir baru melintasi jalur Gentong sehingga belum mengetahui medan jalannya.

"Jalur Gentong selain rawan kecelakaan juga rawan longsor. Kondisi alam seperti hujan juga biasa menyebabkan kecelakaan karena jalan menjadi licin," ujar Edi.

Terkait dengan kejadian kecelakaan kerap dihubungkan dengan kemunculan sosok Nyai Sinden.

Ia mengungkapkan, bahwa cerita soal Nyai Sinden Neng Syarifah itu adalah cerita dulu.

"Selama hampir 4 tahun saya bertugas di Gentong, tidak pernah dengar cerita itu dari orang orang yang terlibat laka lantas di Gentong. Saya imbau agar pengendara yang melintasi Jalan Gentong untuk lebih hati-hati," ucapnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya