1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

'Penampakan' Tiket Haji Tahun 1929

Penulis : Ronz

1 Februari 2018 13:50

Planet Merdeka - Rukun iman yang ke 6, yaitu pergi haji merupakan impian seluruh umat muslim di Indonesia. Banyak 'pejuangan' yang harus dilalui jika ingin melakukan ibadah haji. 

Salah satunya seperti keterangan sebuah foto yang diunggah oleh seorang anggota group komunitas di sosial media facebook pada bulan Februari 2017 ini. Dalam postingannya Ia mengunggah sejumlah foto tiket berangkat Haji pada tahun 1929. Dalam keterangannya yang dituliskan, tiket tersebut milik sang kakek.

Bayangkan, saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda karena penjajahan kolonial Belanda. 

Dalam postingannya juga diceritakan bahwa sang kakek adalah salah satu Jamaah Haji asal Malang, Jawa Timur, dan akan berangkat menggunakan kapal laut dari Surabaya. Kapal tersebut akan transit di sejumlah titik kota di Jawa & Sumatera, dan Aceh yang merupakan titik transit terakhir regional Hindia Belanda. 

2 dari 3 halaman

"Tiket haji milik kakek saya berasal dari Malang tahun 1929. Ketika itu Indonesia masih menggunakan nama Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Perjalanan haji menggunakan kapal laut dari pelabuhan Surabaya (kini Tanjung Perak), transit lagi di beberapa kota di Jawa & Sumatera, dan Aceh adalah titik transit terakhir regional Hindia Belanda." tulis sang pengunggah

3 dari 3 halaman

Jamaah Haji Indonesia pada tahun 1929, berangkat masih menggunakan kapal laut untuk sampai di Jeddah, Arab Saudi. Bukan waktu yang sebentar untuk bisa sampai di Arab Saudi, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk sampai disana. Total waktu yang dibutuhkan untuk ibadah haji jamaah Indonesia pada tahun 1929 sekitar 1 tahun lebih.

Selain itu, para jamaah haji Indonesia yang berangkat dan pulang selalu dalam pengawasan Belanda. Berdasar kisah sejarah ini, salah satu alasan kenapa berangkat haji butuh perjuangan dan pengorbanan.

Sumber

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya