1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Sahabat Sejati! Ternyata Bung Karno Jadi 'Mak Comblang' Untuk Bung Hatta Lho, Ini Kisahnya!

Penulis : Malika Ailee Titania

22 Juni 2017 10:22

Pesona Bung Hatta masih kalah dengan Bung Karno yang lumayan punya banyak teman dekat wanita.

Planet Merdeka - Nama besar Mohammad Hatta rasanya tidak bisa dilupakan begitu saja bagi bangsa Indonesia. Beliau banyak melakukan upaya demi kemerdekaan Indonesia bersama Soekarno. Beliau juga yang mendampingi Soekarno dalam menempuh jalan menuju kemerdekaan hingga waktunya membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 silam. Tentu itu bukan merupakan suatu tugas yang mudah.

Namun, ada satu sisi dari Bung Hatta yang tidak semua orang tau. Kalau mengenai kisah kasih Soekarno dengan beberapa wanita tentunya sudah banyak diperbincangkan di media. Namun, bagaimana dengan Bung Hatta? Bagaimana dengan kisah cinta Bung Hatta? Apakah Bung Hatta termasuk golongan pria flamboyan juga? Berikut kisahnya!

2 dari 6 halaman

Berbeda hampir 180 derajat, kisah cinta Bung Hatta tidak terendus publik seperti yang terjadi dengan kisah cinta Bung Karno. Mungkin pesona Bung Hatta masih kalah dengan Bung Karno yang lumayan punya banyak teman dekat wanita. Soal cewek mungkin Bung Hatta masih kalah jauh. Pasalnya, hingga Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, Bung Hatta belum punya tambatan hati sama sekali. Beda banget dengan Bung Karno yang terhitung sudah ada tiga wanita yang pernah mengisi kesehariannya.

3 dari 6 halaman

Di sinilah peran Bung Karno kembali diperlihatkan. Tentu saja buka keahlian menyusun strategi atau politik. Ilmu diplomasi Bung Karno pun digunakan untuk menjadi 'mak comblang' buat Bung Hatta. Tentunya, wanita yang dipilih Bung Karno untuk dijodohkan dengan Bung Hatta bukanlah sembarangan orang. Wanita tersebut bernama Rachmi yang merupakan putri Abdul Rachim. Akibat percomblangan itu, mereka berdua kemudian saling mencintai dan menikah hingga akhir hayat memisahkan mereka. Tentunya, untuk hal ini, Bung Hatta harus banyak berterima kasih kepada Bung Karno.

4 dari 6 halaman

Usia antara Bung Hatta dengan Rachmi terpaut jauh, tepatnya sekitar 24 tahun. Saat menikah, Bung Hatta berusia 43 tahun, sedangkan Rachmi baru berusia 19 tahun. Bung Hatta dulu pernah berjanji untuk tidak menikah sebelum Indonesia merdeka. Janji tersebut kemudian ditepatinya. Beliau pun menikahi Rachmi pada tanggal 18 November 1945.

Di hari pernikahannya tersebut, Bung Hatta tidak memberikan mahar cincin emas dan peralatan salat seperti pasangan-pasangan lainnya. Namun, beliau menghadiahkan sebuah buku sebagai mahar untuk Rachmi. Mungkin, di pikiran kita buku tersebut berisikan puisi-puisi cinta Bung Hatta untuk menunjukkan sisi romantis kepada istrinya. Namun ternyata, hal itu adalah salah. Buku tersebut malah berisikan pemikiran-pemikiran Yunani. Buku tersebut bercerita tentang pemikiran Sokrates, Plato dan Aristoteles sebagai filsuf sejati. Buku itulah yang kemudian dikenal sebagai buku “Alam Pikiran Yunani” yang beliau tulis pada masa pengasingan di Digul tahun 1934. Mungkin memang cara Bung Hatta menunjukkan rasa cintanya sedikit berbeda dengan orang lain. Namun, hal tersebutlah yang menjadikan kisah cintanya bersama sang istri langgeng hingga akhir.

5 dari 6 halaman

Tak berhenti pada saat pernikahan, Bung Hatta tidak hentinya memberikan kejutan yang lain daripada yang lain untuk sang istri. Hal ini terjadi pada saat Rachmi melakukan persalinan anaknya yang pertama, yaitu Meutia Hatta. Tiba-tiba Bung Hatta masuk ke ruang persalinan. Bukannya membawa selendang atau pakaian bayi, beliau malah membawa sebuah sandwich untuk sang istri. Anggapannya adalah sandwich tersebut mampu mengurangi rasa sakit saat melahirkan. Ada-ada aja ya Bung Hatta ini.

6 dari 6 halaman

Hingga maut memisahkan mereka berdua, tidak pernah ada sedikit pun kabar tak sedap mengenai rumah tangganya. Mereka cenderung harmonis walau hidup dalam kesederhanaan. Rachmi menjadi saksi sejarah perjalanan suka duka seorang Mohammad Hatta pasca kemerdekaan. Mulai dari kepindahan mereka dari Jakarta ke Yogyakarta saat Belanda kembali menduduki Jogja, hingga saat Bung Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka. Kehadiran Rachmi tidak pernah absen sedikit pun.

Kisah cinta Bung Hatta dengan Rachmi memang dimulai dari angka 0. Keduanya belajar untuk membiarkan benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Kisah mereka menjadi sebuah pandangan tersendiri bagi kita, bagaimana terkadang kepentingan negara harus didahulukan ketimbang keluarga. Memang benar kata pepatah, di balik lelaki hebat pasti selalu ada wanita hebat yang ikut mendampinginya.




Sumber

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : malika-ailee-titania

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya