1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Sejarah Para Budak Pria Tanpa 'Burung'

Penulis : Ronin Alkaf

12 April 2018 18:22

Penjaga atau pelayan di kamar tidur selir dan putri raja.

Planet Merdeka - Mendengar kata kebiri yang terbayang adalah hal yang sangat menyakitkan dan mengerikan. Bagaimana tidak mengerikan?, dikutp dari wikipedia, kebiri adalah tindakan bedah dan atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis pada jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian dapat dilakukan baik pada hewan ataupun manusia.

Kisah dan sejarah nyata mengenai kasus kebiri, pernah terjadi. Dikutip dari wikipedia, Orang Kasim "eunuch", adalah penjaga atau pelayan tempat tidur permaisuri dan putri raja.

Mereka terdiri dari sejumlah pria yang sudah tidak memiliki alat vital (di sengaja atau karena cedera). Organ vital para pria ini memang sengaja di kebiri, bahkan ada yang dilakukan sejak mereka masih kanak-kanak.

2 dari 3 halaman

Mereka (pria) dianggap sebagai sosok paling dipercaya untuk menjaga kamar tidur selir Raja.

Berdasar catatan sejarah, pada abad ke-21SM, pengebirian sengaja dilakukan untuk menghasilkan orang kasim yang berasal dari kota Lagash, Sumeria.

Mereka (para pria) dianggap sosok yang bisa dipercaya pihak kerjaan untuk menjaga kamar tidur selir-selir dari para raja. Mereka bisa dipercaya karena organ vitalnya telah dipotong dan dianggap tidak mempunyai 'kepentingan' pribadi saat menjaga kamar selir-selir raja.

Dengan kondisi sebagai budak, menjadikan status mereka rendah dan bisa saja dengan mudah para selir-selir ini mengganti dan membunuh mereka
3 dari 3 halaman

Mereka dikucilkan dari masyarakat

Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau firaun dari Mesir.

Di Tiongkok kuno, kebiri merupakan salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan merupakan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim.

Orang kasim juga dikenal di India dan di seluruh dunia Timur. Mereka biasa berpenampilan layaknya perempuan, dengan mengenakan pakaian sari dengan riasan wajah yang tebal.

Kehadiran mereka bagi sebahagian orang dianggap sebuah peruntungan, namun sebahagian lagi mengucilkan mereka kerena dianggap tidak lebih dari seorang lelaki yang mencoba menjadi perempuan. Merekapun dikenal dengan Kaum Hijra.

Konon baru setelah orang-orang Arab Muslim menaklukkan bagian-bagian dari Kekaisaran Romawi, mereka mulai mengambil orang kasim dari kalangan orang-orang Roma (gipsi), dan karena tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan orang-orang ini, maka mereka pun dijadikan pengawal-pengawal harem.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : ronin-alkaf

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya