1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Disebut Depresi dan Disudutkan Keluarga, Marshanda: Saya Lepas Hijab dengan Pemikiran Waras

Penulis : Queen

23 Juli 2019 09:46

Marshanda curhat soal masa sulit dalam hidupnya

Planet Merdeka - Aktris cantik Marshanda baru saja merilis sebuah video curahan hati mengenai masa-masa sulit dalam hidupnya di YouTube. Ia berbagi pengalaman soal fase terburuk dalam hidupnya, perceraian dengan Ben Kasyafani, melepas hijab, dan go public mengidap Bipolar Disorder.

2 dari 11 halaman

Marshanda akui lepas hijab atas kesadaran sendiri


Ibu satu anak ini berbagi cerita dan pengalamannya tersebut dalam Bahasa Inggris yang begitu sempurna. Marshanda mengakui bahwa dorongan melepaskan hijab bukan karena keputusan impulsif. Sebaliknya, berasal dari pemikiran yang panjang dan waras.

"Saya sangat sadar saat memutuskan semua itu (bercerai dan lepas hijab). Saya berpikir panjang, detil, dan jernih. Saya melepas hijab dengan pikiran yang waras," jelas Marshanda.
3 dari 11 halaman

Marshanda sempat bertemu pemilik brand untuk putuskan kontrak

Seluruh keluarga, kata Marshanda, merasa benar-benar khawatir dengan keputusannya tersebut. Selain itu, Marshanda juga tengah terikat kontrak dengan sebuah brand dengan citra muslimah yang inspiratif.

"Saya bertemu dengan pemilik brand, saya menjelaskan bahwa saya tidak mau meneruskan mengenakan hijab hanya karena kontrak kerja. Saya ingin melepasnya. Saya mengatakan, saya bersedia membayar kerugian dan sebagainya," urainya.
4 dari 11 halaman

Marshanda bercerai atas keputusan sendiri

Marshanda menambahkan bahwa saat masa perceraian dan melepas hijab merupakan waktu paling berat sekaligus hal jujur dalam hidupnya.

"Semua keputusan itu mencerminkan keberanian saya, saya mencoba jujur dengan diri sendiri," ujarnya.

Kemudian, ia juga menambahkan, keputusan-keputusan tersebut adalah refleksi perjalanan spiritual dalam hidupnya.

"Saya seperti menjalani perjalanan spiritual yang tak lagi selaras dengan diri saya untuk terus memakai hijab," pungkasnya.
5 dari 11 halaman

Marshanda merasa tersudut atas sikap keluarga


Keputusan Marshanda untuk melepaskan hijab tentunya menimbulkan kontroversi di kalangan publik. Bahkan banyak yang sempat menyumpahi Marshanda karena melepas hijab. Keluarga Marshanda juga menduga bahwa keputusannya tersebut dikarenakan penyakit Bipolarnya sedang kambuh.

"Keluarga panik, lalu ibu menggelar konferensi pers. Dia bilang bahwa anak saya sakit dan kita berusaha mengobatinya. Sangat menyakitkan untuk menjelaskan ini kepada keluarga dan semua orang bahwa saat itu saya baik-baik saja," cerita Marshanda.

"Orang-orang mengirimkan ujaran kebencian pada saya. Bahkan, mereka bilang saya bakal masuk ke neraka, dan saya adalah orang yang mengecewakan."
6 dari 11 halaman

Marshanda coba buktikan pada orang-orang disekitarnya


Namun, Marshanda berusaha menjelaskan kepada keluarganya bahwa ia membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia bertekad membuktikan kepada publik bahwa memiliki penyakit Bipolar tak membuatnya seperti orang gila.

Unggahan Marshanda ini pun mendapatkan dukungan dari banyak orang. Banyak yang menilai, ungkapan hati Marshanda ini bisa menjadi penguat untuk orang yang sempat mengalami hal serupa.

Hal yang terjadi pada Marshanda mengajarkan kita banyak hal. Mulai dari memanusiakan mereka yang memiliki masalah tentang mental health.
7 dari 11 halaman

Jangan bebani anak dengan harapan

Dulu kita gemas melihat sosoknya yang manis dalam sinetron Bidadari. Mungkin Anda syok melihat betapa berubahnya Marshanda saat ia dewasa. Sebuah sumber mengatakan, Marshanda banyak mengalami tekanan di usia kanak-kanak. Tepatnya pada saat ia mulai meniti karir sebagai pemain sinetron cilik. Tekanan itu terutama datang dari ibu Marshanda, yang ingin putrinya jadi bintang ternama.

Meski kita tahu anak kita berbakat, bukan hal yang bijaksana menuntut anak untuk tampil sempurna. Apa yang menurut kita ideal, belum tentu sesuai dengan suara hati anak.

Anak memiliki keinginan dan jalan pemikiran sendiri. Tugas orangtua adalah mengarahkan, bukan memaksanya menjadi seseorang yang kita inginkan.
8 dari 11 halaman

Seorang ibu harus tegar, apapun yang terjadi

Usia pernikahan Marshanda dan Ben Kasyafani hanya berumur 3 tahun. Hak asuh anak semata wayang mereka, Sienna (3), sebelumnya berada di tangan Chacha (nama panggilan Marshanda).

Sayang, Chacha harius menelan pil pahit tak bisa mengasuh buah hatinya. Kondisi kejiwaan Chacha yang tidak stabil membuatnya kehilangan hak asuh atas Sienna.

Seorang ibu tidak boleh kehilangan ketabahan, sepedih apapun suasana hati kita. Siapa yang akan merawat anak kalau bukan ibunya? Ia berhak mendapat kasih sayang dan dekapan ibu. Bahagiakanlah hati anak, buatlah ia tersenyum. Senyuman anak adalah terapi mujarab bagi jiwa yang sedang terluka.
9 dari 11 halaman

Gangguan bipolar bukan kutukan, tapi anugrah

Gangguan kejiwaan bukan hal memalukan buat beberapa selebritis mancanegara. Britney Spears yang dulunya artis cilik juga bipolar. Begitu pula Catherine Zeta-Jones, Mel Gibson dan almarhum Robin Williams.

Orang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan suasana hati ekstrim, dari sangat optimistis (fase manik) menjadi pesimistis (fase depresi) dalam waktu singkat. Meski demikian, gangguan bipolar bukan halangan bagi penderita untuk berkarya dan bekerja. Demi Lovato yang juga penderita bipolar mengaku, ia bisa mengarang 7 komposisi musik dalam satu hari saat berada pada fase manik.
10 dari 11 halaman

Kasihilah orangtua Anda dan banggalah menjadi anaknya

Marshanda tidak malu atau merasa popularitasnya jatuh, setelah tersiar kabar ayahnya, Irwan Yusuf, menjadi pengemis. Sebaliknya, ia mengunjungi ayahnya ketika ditampung di Dinas Sosial Jakarta Selatan, memeluk dan berbicara dengan sang ayah.

Kesulitan ekonomi membuat Irwan Yusuf menjadi pengemis, ditambah lagi fakta ia juga mengalami gangguan jiwa. Tanpa ada orangtua, kita tak pernah ada di dunia ini.
11 dari 11 halaman

Tak semua yang berkilau itu emas

Hidup mewah yang sering dipamerkan para selebritis di televisi tidaklah seindah yang kita bayangkan. Apa gunanya bergelimang harta jika kita tidak merasa bahagia? Hidup manusia tidak abadi, apalagi harta benda.

Bersyukurlah atas hidup, kesehatan, keluarga dan teman-teman yang kita punya. Kita bekerja di tempat yang kita pilih, menikah dengan orang yang kita cintai, berteman dengan orang yang kita percaya. Apakah semua itu tidak cukup membuat Anda bahagia?
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya