1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Ditampilkan di Google Doodle, Inilah Sederet Fakta Penyanyi Legendaris Tanah Air, Chrisye

Penulis : Moana

16 September 2019 14:55

Chrisye ditampilkan di Google Doodle

Senin (16/09/2019) hari ini, Google Doodle menampilkan sosok mendiang penyanyi legendaris Tanah Air, Chrisye.

70 tahun yang lalu, penyanyi pemilik nama Chrismansyah Rahardi ini lahir di Jakarta tepat pada 16 September 1949. Chrisye meninggal dunia pada 30 Maret 2007 lalu saat berusia 57 tahun.

2 dari 15 halaman

Legenda musik Tanah Air

Sebagai sosok legenda musik di Tanah Air, semasa hidup, sisi kehidupan Chrisye ini pun jarang dipublikasi. Meski demikian, Chrisye dikenal sebagai sosok yang sederhana.

Berkat talenta dan bakatnya, semasa karirnya di dunia musik Tanah Air, Chrisye telah banyak menerima penghargaan. Hingga di akhir hayatnya, Chrisye pernah dinobatkan sebagai “Indonesian Living Legend”.
3 dari 15 halaman

Dibuatkan sebuah film

Untuk mengenang sosok Chrisye, pada tahun 2017 telah dirilis film berjudul "Chrisye". Film itu dibintangi oleh Vino G Bastian yang berperan sebagai Chrisye. Selain Vino, film ini juga dibintangi oleh Velove Vexia, Dwi Sasono, Teuku Rifnu Wikana, dan Ray Sahetapy.

Film ini masuk dalam nominasi penghargaan Piala Citra 2018 dalam kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Penata Busana Terbaik. Tak hanya berkisah tentang perjuangan karier Chrisye sebagai musisi, film ini juga menceritakan sisi lain Chrisye di luar seorang musisi. Dan berikut ini, sederet fakta tentang Chrisye yang jarang diketahui.
4 dari 15 halaman

1. Berdarah Tionghoa-Indonesia

Saat lahir, Chrisye diberi nama Chrismansyah Rahardi. Ia lahir dari keluarga Tionghoa-Indonesia. Chrisye lahir di Jakarta, 16 September 1949 lalu.

Sejak kecil, Chrisye telah tertarik dengan dunia musik. Bahkan saat duduk di bangku SD, Chrisye sudah mendengarkan piringan hitam milik sang ayah. Saat itu, Chrisye bernyanyi mengiringi lagu-lagu Bing Crosby, Frank Sinatra, Nat King Cole, dan Dean Martin.
5 dari 15 halaman

2. Dibelikan gitar oleh ayahnya

Ketika duduk di bangku SMA, Beatlemania mulai tiba di Indonesia. Inilah yang kemudian membuat Chrisye lebih tertarik dengan dunia permusikan.

Menanggapi keinginan Chrisye untuk bermain alat musik, sang ayah kemudian membelikannya sebuah gitar. Saat itu, Chrisye memilih gitar bas. Chrisye beranggapan bahwa gitar bas adalah alat musik yang paling mudah dipelajari.
6 dari 15 halaman

3. Perokok berat

Saat duduk di bangku SMA, secara diam-diam, Chrisye ternyata mulai merokok. Hingga pada suatu kali ia tertangkap oleh sang kepala sekolah.

Saat itulah ia kemudian disuruh merokok 8 batang secara bersamaan di hadapan siswa-siswi lain yang ada di sekolahannya. Namun, hal itu tak menghalanginya untuk menjadi perokok. Dan Chrisye pun menjadi seorang perokok berat.
7 dari 15 halaman

4. Mualaf

Sejak awal 1981 lalu, Chrisye mendekati seorang sekretaris Guruh Soekarnoputra yakni Gusti Firoza Damayanti Noor atau Yanti. Ketika akan menikahi Yanti, ada satu penghalang di antara mereka yakni agama. Chrisye adalah seorang non muslim sementara Yanti adalah muslim.

Kala itu, Chrisye sempat berujar mengenai keyakinannya. Menurutnya ia memiliki krisis keimanan dan itu sudah terjadi jauh sebelum dirinya bertemu dengan Yanti. Hingga akhirnya, secara diam-diam ia mempelajari Islam hingga memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

"Sebetulnya ada hal yang sudah mengusik saya, jauh sebelum bertemu Yanti. Yakni, krisis keimanan saya. Di tengah kesibukan saya bermusik, sebetulnya saya merasakan kesepian yang misterius. Saya seperti merindukan sesuatu yang tidak bisa saya gambarkan bentuknya. Diam-diam saya menekuni agama Islam, hingga suatu saat saya menjadi sangat yakin. Saya ingin memeluk Islam,” ujarnya.
8 dari 15 halaman

5. Sang ayah menghargai keputusannya

Keinginan itu ia pendam. Hal itu lantaran ia tak berani mengungkapkan, apalagi kepada orang tuanya. Bahkan, Chrisye berujar jika ia pernah menangis semalaman karena memikirkan hal tersebut.

"Saya pernah menangis semalaman karena memikirkan ini,” kata dia.

Susah-payah ia mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan hal tersebut kepada sang ayah. Namun, sang ayah mengembalikan semua keputusan tersebut pada Chrisye.

"Papi memegang perkataannya dulu. Bahwa ia hanya dititipi anak oleh Tuhan. Semua berpulang pada kamu’,” tutur Chrisye kala itu.

Chrisye pun menjadi seorang. Dan pada 12 Desember 1982, ia menikahi Yanti. Pernikahan Chrisye dan Yanti memakai adat Padang. Dan sampai akhir hayatnya, Chrisye tetap memegang imannya sebagai seorang muslim.
9 dari 15 halaman

6. Dibuatkan lagu oleh Taufiq Ismail

Suatu saat, Chrisye sempat meminta Taufiq Ismail untuk menuliskan syair religi untuk salah satu lagunya. Dan hal itu disanggupi selama satu bulan. Namun, di minggu pertama ternyata macet dan tak ada ide. Minggu kedua dan ketiga pun demikian hingga sampai hari terakhir belum juga ada ide. Taufiq pun kala itu merasa gelisah dan berniat menelepon Chrisye dan berujar “Chris maaf, macet!”.

Namun di malam harinya, Taufiq mengaji. Ketika sampai ayat 65 surat Yaasin dia berhenti. Makna ayat ini tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa, kata Taufiq. Dan Taufiq pun segera memindahkan pesan ayat itu ke dalam lirik lagu.
10 dari 15 halaman

7. Menangis ketika menyanyikan lagu itu

Dan ketika pita rekaman tersebut sudah ada di tangan Chrisye, ternyata terjadi sebuah hal yang tak biasa. Kala itu, Chrisye berlatih di kamar, baru dua baris berlatih lirik tersebut, Chrisye pun menangis, ketika mencoba lagi, Chrisye pun kembali menangis. Dan hal itu terjadi berulang kali.

Menurut Chrisye, lirik yang dibuat adalah satu-satunya lirik paling dahsyat sepanjang karirnya. Chrisye beranggapan bahwa ada kekuatan misterius yang mencekam dan menggetarkan di balik lirik tersebut. Setiap menyanyi dua baris, air mata sudah membanjir. Yanti, istri Chrisye, sampai syok melihat hal tidak biasa tersebut.
11 dari 15 halaman

8. Tak kuat menyanyikannya lagi

Lirik lagu tersebut begitu merasuk kalbu dan menghadapkan pada sebuah kenyataan betapa manusia tak berdaya ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam, Chisye merasa gelisah hingga ia menghubungi Taufiq dan menceritakan hal tersebut. Kala itu. Taufiq mengungkap bahwa lagu tersebut ia tulis dari surat Yaasin 65.

Namun, ternyata hal tersebut tak berhenti di malam itu. Hal itu terjadi lagi ketika rekaman. Saat akan mencoba, Chrisye kembali menangis. Dan hasilnya pun sama, meski berulang kali mencoba ia tetap menangis. Erwin Gutawa pun sempat senewen ketika menunggu Chrisye.

Hingga akhirnya, Yanti shalat khusus untuk mendoakan sang suami. Dengan susah payah akhirnya, Chrisye berhasil menyanyikan lagu tersebut hingga selesai. Rekaman itu sekali jadi, tak diulang karena Chrisye tak sanggup menyanyikannya lagi. Menurut Yanti sejak itu sang suami tak pernah lagi meninggalkan salat dan tak pernah sanggup menyanyikan lagu itu lagi.
12 dari 15 halaman

9. Jual mobil

Meskipun dikenal sebagai penyanyi papan atas yang album-albumnya meledak di pasaran, namun Chrisye dan keluarganya masih dalam keadaan finansial yang sulit. Bahkan karena ekonominya, Chrisye sampai harus menjual mobilnya hingga dua kali.

Ini membuat Chrisye mempertimbangkan berhenti dari dunia musik, meski akhirnya ia memutuskan untuk lanjut.
13 dari 15 halaman

10. Sakit kanker paru-paru

Pada bulan Juli 2005 dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah karena sesak nafas. Setelah dirawat selama 13 hari di rumah sakit tersebut, Chrisye kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Saat itu, Chrisye didiagnosa mengidap kanker paru-paru.

Biarpun khawatir bahwa dia akan kehilangan rambutnya yang gondrong, yang dia menganggap sebagai bagian citranya. Chrisye pun harus menjalani kemoterapi hingga 6 kali. Ia menjalani perawatan pertamanya pada 2 Agustus 2005 lalu.

14 dari 15 halaman

11. Sakit karena tekanan ketika merekam album

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas pada tahun 1992 silam, Chrisye menyatakan bahwa dia jatuh sakit setiap kali merekam album, sebagai akibat tekanan untuk mempromosi album-album tersebut.

Dan pada 30 Maret 2007 lalu, Chrisye pun berpulang. Ia meninggal dunia di rumahnya sekitar pukul 4.08 WIB. Jenazah Chrisye dimakamkan di TPU Jeruk Purut. Ratusan orang menghadiri pemakamannya itu, termasuk Erwin Gutawa, Titiek Puspa, Ahmad Albar, Sophia Latjuba, dan Ikang Fawzi.
15 dari 15 halaman

12. Dapat sejumlah penghargaan

Chrisye menerima banyak penghargaan selama karirnya di dunia musik Tanah Air. Pada tahun 1979 dia terpilih sebagai Penyanyi Pria I Kesayangan Angket Siaran ABRI. Album Sabda Alam dan Aku Cinta diberi sertifikasi emas, dan Hip Hip Hura, Resesi, Metropolitan, dan Sendiri disertifikasi perak.

Chrisye menerima tiga BASF Awards, yang diadakan pembuat compact cassette BASF sampai pertengahan tahun 1990-an, untuk album paling laris. Ia pertama kali menerima penghargaan tersebut pada tahun 1984 untuk album Sendiri. Lalu yang kedua pada tahun 1988 untuk Jumpa Pertama dan yang terakhir pada tahun 1989 untuk Pergilah Kasih.

Dia juga menerima BASF Lifetime Achievement Award pada tahun 1994 untuk sumbangannya ke dunia musik Indonesia. Pada tahun yang sama dia menerima penghargaan sebagai Penyanyi Rekaman Terbaik. Pada tahun 1997 dia menerima penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) untuk Penyanyi Pop Pria Terbaik. Tahun berikutnya, album Kala Cinta Menggoda menang sembilan AMI, termasuk Album Terbaik.

Chrisye sendiri menerima penghargaan sebagai Penyanyi Pop Pria Terbaik, Penyanyi Rekaman Terbaik, dan Perancang Grafis Terbaik (bersama dengan Gauri). Dan setelah dirinya meninggal dunia, nama Chrisye tetap dikenang dan ia mendapatkan penghargaan. Chrisye mendapatkan penghargaan dari SCTV Lifetime Achievement Award pertama. Penghargaan ini diterima oleh sang putri, Risty.

Seratus hari setelah meninggalnya Chrisye, Musica mengeluarkan dua album kompilasi. Album ini, dengan judul Chrisye in Memoriam – Greatest Hits dan Chrisye in Memoriam – Everlasting Hits, termasuk empat belas lagu per keping dari sepanjang karirnya bersama Musica.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya