1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Film Stadhuis Schandaal Siap Kejutkan Pecinta Film Indonesia

Penulis : Mulyono Sri Hutomo

11 Juli 2018 12:02

Film Stadhuis Schandaal maksimal baik dari unsur cerita dan teknologi CGI

Merdeka.com - Semakin bergairahnya industri perfilman Indonesia, menuntut sutradara, aktor dan pelaku industri film bergerak cepat mengikuti selera pecinta film.

Terlebih, penonton film dari generasi millenial yang kini mendominasi bangku bioskop tanah air. Situasi ini membuat sineas dituntut untuk membuat cerita dan kemasan yang selalu baru dan menarik.

Kondisi perfilman ini disadari benar oleh sutradara senior Adisurya Abdy. "Di produksi film saya berjudul Stadhuis Schandaal, saya berusaha maksimal baik dari unsur cerita dan teknologi. Karena hasrat dan selera penonton terus berubah," kata Adisurya Abdy saat ditemui di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta Selatan, baru-baru ini.

"Ketika film memasuki zaman mileneal, kami juga hadir di era kekinian," imbuhnya.
Stadhuis Schandaal, yang dproduki oleh Xela Pictures, merupakan film yang mengangkat aspek nilai sejarah dengan pendekatan kekinian, agar dapat diterima oleh milenial.

Adisurya menjelaskan, industri film Indonesia banyak mengangkat cerita sejarah sebagai film layar lebar, namun karena penggarapannya jauh dari aspek menghibur sehingga cenderung tak diminati penonton, khususnya milenial.

"Kelemahan film kita adalah mengangkat kisah nyata sejarah tapi tidak dalam wujud kekinian, dalam artian memakai format pendekatan hiburan dan pop," kata Adisurya.

"Kalau kita bicara sejarah tempo dulu, maka mereka tidak paham. Filmlah yang memiliki ruang dan alat untuk memberi tahu mereka, apa dan siapa yang pernah terjadi di negeri ini. Caranya ikuti selera milenial," kata Adisurya.

Film Stadhuis Schandal smengisahkan tentang Fei, yang diperankan Amanda Rigbi, seorang mahasiswi Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang sedang mengerjakan tugas kampus mengenai The Old Batavia.

Saat mencari bahan dan riset di kawasan Kota Tua Jakarta, Fei merasa diperhatikan seorang gadis keturunan Belanda dan Jepang yang kemudian dikenal sebagai Saartje Specx atau dipanggil Sarah, yang diperankan Tara Adia.

Sosok Sarah kemudian menghilang dari pandangan Fei saat dering telepon berbunyi. Pertemuan Fei dengan Sarah membuat dia tidak dapat menghilangkan pertanyaan dalam pikiran siapa sosok wanita yang memperhatikannya di Museum Fatahillah, yang dulu bernama Stadhuis itu.

Ada dua kurun waktu yang ditampilkan dalam film terbaru karya Adisurya Abdy ini, yakni setting zaman kolonial pada abad ke-16 dan kekinian. Tidak hanya menyutradarai, Adisurya juga menulis skenario film yang mengambil lokasi pengambilan gambar di Jakarta, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dan Shanghai, Tiongkok.

Film Stadhuis Schandaal akan tayang di bioskop Tanah Air, Kamis, (26/7/2018), di bioskop seluruh Indonesia.

Menutup pembicaraan, Adisurya Abdy berpesan agar pecinta film menonton film ini sebagai dukungan terhadap pelaku industri kreatif anak negeri.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : mulyono-sri-hutomo

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya