1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Kesaksian Penyelam Saat Evakuasi Korban Pesawat Sriwijaya Air di Dasar Laut Yang Keruh

Penulis : Aleolea Sponge

14 Januari 2021 09:16

Kesaksian Penyelam Saat Evakuasi Korban Pesawat Sriwijaya Air

Planet Merdeka - Seorang relawan penyelam yang bantu evakuasi Sriwijaya Air SJ182, Hence Kertajaya mengajukan diri secara sukarela untuk menyelam mencari jenazah korban.

Pengalamannya dalam menyelam ingin digunakannya untuk membantu menemukan potongan tubuh korban Sriwijaya Air agar bisa segera dipastikan kondisinya.

Meski tak mudah bagi Hence ketika menemukan potongan organ manusia, tetapi ia bertekad kuat membantu. Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (09/01/2021) menggetarkan hati Hence Kertajaya, salah satu penyelam relawan dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).

2 dari 4 halaman

Hence menjadi satu dari banyaknya penyelam yang ikut terlibat dalam pencarian korban dan material pesawat yang terhampar di lautan. ada Minggu (10/1/2021), Hence bersama penyelam lain berangkat ke titik lokasi pencarian menggunakan kapal KM Wisnu.

"Saya berangkat Minggu, kebetulan saya karena keadaan darurat langsung berangkat ke sana (JICT II, Tanjung Peiok). Jadi saya sendiri dari POSSI kemudian gabung dengan Basarnas," kata Hence.

Hence bercerita, meski cuaca sedang baik saat itu, namun lumpur yang tebal cukup mengambat para penyelam dalam operasi pencarian.

"Cuaca sangat baik enggak terlalu berombak, cuma permasalahan yang kami hadapi itu saat kami berada di dalam air, karena di bawah itu lumpurnya sangat tebal," tutur dia.

"Jadi visibility-nya juga sangat kurang sekali, sehingga apa yang kami cari itu juga tidak maksimal," sambungnya.

Para penyelam hanya diberikan waktu maksimal 20 menit di dalam air untuk mencari serpihan pesawat atau potongan tubuh korban.

Hence menyebut, ia diwajibkan untuk berdampingan dengan penyelam lain saat di bawah air.

"Karena berkaitan dengan kondisi alam yang di bawah air itu keruh ya dan kesulitan orientasi karena jarak pandang terbatas, untuk keamanan memang kita wajib melakukan penyelaman itu didampingi sama mitra selam minimal 2 orang," kata dia.

"Dan itu juga kita saling terkait menggunakan bodyline. Kebetulan saya bertiga dan kami semuanya terikat dalam satu bodyline itu supaya kami tidak terpisah," lanjutnya.
3 dari 4 halaman

Karena jarak pandang terbatas, Hence mengatakan dia harus berhati-hati saat mencari material ataupun potongan tubuh korban. Saat itu, Hence dan tim berhasil menemukan potongan tubuh korban dan satu tas yang berisi Surat Ijin Mengemudi (SIM) milik korban.

Hence menjelaskan, saat di dalam air penyelam dibebaskan untuk memilih apa saja yang ingin dibawa ke atas air. Hal itu dilakukan untuk menghindari traumatis ketika penyelam mengevakuasi potongan tubuh korban.

"Waktu sebelum turun kami di briefing dulu bagaimana kalau kita menemukan organ tubuh ataupun bagian tubuh yang ada nah di situ memang ada dua hal yang penting," ujar Hence.

"Kita mau tolong boleh tapi kalau kita ragu-ragu untuk mengambilnya itu juga enggak apa-apa, karena apa yang terpenting adalah jangan sampai karena kita takut menjadi nantinya traumatis yang panjang," tambahnya.
4 dari 4 halaman

Namun, saat itu Hence mengaku sudah bertekad untuk membantu hingga berhasil membawa potongan tubuh korban ke permukaan air.

"Tapi ya Puji Tuhan memang karena tekad dan niat saya, saya datang untuk menolong ya sejauh ini enggak ada masalah apa-apa enggak ada keraguan untuk mengambil bagian tubuh itu," ucap Hence.

"Kelegaan saya ketika bisa mengangkat bagian tubuh itu ke atas permukaan dan diserahkan kepada Basarnas. Temuan itu kan sangat ditunggu sama keluarga korban," ujarnya.

Saat mengevakuasi korban, Hence diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan dan penutup kepala sebagai perlindungan diri dari bakteri di dalam laut. Ini adalah pengalaman pertama bagi Hence menjadi penyelam relawan. Hence merupakan instruktur penyelam yang juga berprofesi sebagai wiraswasta.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya