1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Lama tak tampil di layar kaca, kabar buruk datang dari bintang Sinetron 'Preman Pensiun' Epy Kusnandar

Penulis : Aleolea Sponge

10 April 2018 10:06

Aktor dan pemain sinetron itu mata kirinya terkena penyakit glaukoma

Lama tak muncul dilayar kaca, kabar kurang sedap datang dari pemain sinetron'Preman Pensiun' Epy Kusnandar. Aktor dan pemain sinetron  itu mata kirinya terkena penyakit glaukoma yang membuat penglihatannya tak hanya menjadi buram, tapi juga terasa sangat sakit.

Saking tak tahan menahan rasa sakit, Epy Ksampai menjerit. "Kemarin-kemarin tuh sakit menjerit-jerit, memalukan," kata  Epy Kusnandar saat ditemui di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018).

Pemain sinetron Preman Pensiun ini punya cerita lucu saat mengobati penyakitnya. Karena tidak tahan menahan rasa sakit, sempat Epy mendatangi rumah sakit dan masuk bagian emergency dengan harapan segera ditangani.

Namun sampai dini hari Epy tidak juga ditangani. "Masuk ke emergency tuh didiamkan sampai jam 2 malam. Kenapa sih, kan kalau di film-film masuk emergency langsung ditangani. Sampai saya teriak, 'Emergency'. Salah masuk rumah sakit ternyata, bukan tempat operasi mata," ujar Epy.

Rencananya Epy akan melakukan operasi terkait penyakit glaukoma pada Senin (9/4/2018) di Cicendo Eye Hospital, Kota Bandung, Jawa Barat. 

Dengan kemajuan medis saat ini, ia optimistis proses pemulihan pascaoperasi akan berlangsung cepat.

"Operasi kecil aja. Kalau zaman dulu pakai pisau tajam katanya. Dikorek, diambil biji mata terus disikat dan dimasukkan lagi. Tapi sekarang tidak. Sekarang dilaser," tutur Epy Kusnandar.

Apa itu penyakit glaukoma?

Dikutip dari Aladokter, glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan terjadinya kerusakan pada saraf optik yang biasanya diakibatkan oleh adanya tekanan di dalam mata. 

Gejala-gejala glaukoma dapat berupa:

* Nyeri pada mata,

* Sakit kepala,

* Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya,

* Mata memerah,

* Mual atau muntah,

* Mata berkabut (khususnya pada bayi),

* Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO, glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di seluruh dunia setelah katarak.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang didapat oleh Kementrian Kesehatan (kemenkes), prevalensi penderita glaukoma pada tahun 2007 mencapai 4,6 per 1000 penduduk.

Penyebab glaukoma

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut.

Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak juga.

Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.

Jenis glaukoma

Dua jenis glaukoma yang paling umum adalah glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka.

Kasus glaukoma sudut tertutup lebih banyak ditemukan di negara-negara asia. Pada kondisi ini, tekanan yang terjadi di dalam mata disebabkan oleh drainase yang buruk akibat kanal pembuangan terblokir oleh sempitnya sudut antara kornea dan iris.

Sedangkan pada kasus glaukoma sudut terbuka, struktur mata tampak normal namun ada masalah di dalam saluran mata yang disebut trabecular meshwork.  Masalah ini menyebabkan cairan mata tidak bisa mengalir dengan baik.

Selain dua jenis glaukoma di atas, ada lagi jenis glaukoma lainnya yaitu glaukoma sekunder dan glaukoma kongenital. Glaukoma sekunder disebabkan oleh peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata.

Sedangkan glaukoma kongenital disebabkan oleh kelainan pada mata (kondisi bawaan). Glaukoma kongenital diidap oleh anak-anak.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya