1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SELEBRITY

Ridho Slank dan Ello Membuat Warung Makan Bareng, Seperti Apa?

Penulis : Mulyono Sri Hutomo

13 Januari 2019 15:11

Ridho mengajak sahabatnya musisi Maluku, Marcello Tahitoe alias Ello membuat warung makan dengan citra rasa Maluku yang diberi nama Warung Katong

Merdeka.com - Tak hanya piawai mencabik senar gitar, gitaris Slank Ridho Hafiedz ternyata juga memiliki cita rasa tinggi dengan makanan. Kegemarannya menyantap makanan khas bercitrarasa daerah Maluku, membuatnya membuka warung makan.

Tak sendirian, Ridho mengajak sahabatnya musisi Maluku, Marcello Tahitoe alias Ello. Mereka bersama membuat warung makan dengan citra rasa Maluku yang diberi nama Warung Katong.

Ridho dan Ello memilih Bandung menjadi kota pertama Warung Katong. “Bandung yang masyarakatnya heterogen dan merupakan salah satu kota pelajar, jadi kami ingin tempat ini jadi melting pot tempat mereka. Sehingga punya memori baik untuk ke depannya,” kata Ridho Hafiedz kepada Merdeka.com.

"Konsepnya casual dimana siapa saja bisa datang, nongkrong dan yang pasti harga terjangkau," lanjutnya.

Ia menambahkan, mereka berdua ingin mengenalkan budaya Maluku yanag sangat kaya dengan cara yang sederhana melalui kuliner. "Warung makan ini ada tiga area: kopi katong, warung mada dan porto bar," ujar Ridho.

Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan langsung koki dan rempah langsung dari Ambon.

Selain menu makanan ciri khas Maluku seperti Nasi Lapola dan Papeda, kopi yang menjadi budaya Maluku, Melting Pot sejak awal rekonsiliasi Ambon dan warung kopi menjadikan Kopi Katong menjadi salah satu ciri khas dari warung makan ini.

Uniknya, kopi yang disajikan berasal dari biji kopi pilihan yang didatangkan langsung dari tanah Maluku. Dan satu lagi yang tidak bisa dipisahkan dari budaya Maluku, yaitu musik. Warung Katong juga menyediakan panggung untuk bermusik.

Dengan dikurasi langsung oleh Ridho Hafiedz dan Ello, memberikan akses bagi teman-teman musisi yang ini bermusik di warung makan ini.

Selain dengan latar belakang Maluku, tempat ini juga dibangun untuk dengan membawa beberapa pesan. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Untuk mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan, Warung Katong menyediakan sedotan tetapi hanya ada jika diminta. Juga meminimalkan penggunaan kantong untuk take away.

Warung Katong juga ingin membawa kembali budaya 'ngobrol' itulah mengapa di Warung Katong tidak menyediakan wi-fi.

“Tempat kami tidak menyediakan wi-fi karena hidup bukan sekedar update status. Ngopi ya ngobrol,” ujar Ridho Hafiedz memungkasi perbincangan sambil tertawa.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : mulyono-sri-hutomo

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya