1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SPORT

Naila Novaranti Tengok Lokasi Ekstrem Terjun Payung di Taiwan

Penulis : Rahmad

7 Agustus 2019 11:12

Dirinya pernah melakukan aksi nekat terjun payung diatas ketinggian Mount Everest

Planet Merdeka - Banyak negara-negara di Eropa sampai timur tengah yang pernah di kunjungi oleh Naila Novaranti, pelatih dan penerjun payung wanita Indonesia.

Dirinya diketahui berprofesi instruktur profesional terjun payung dunia yang melatih para penerjun payung baik dari kalangan militer maupun sipil di 46 negara di dunia

Sebagai atlet penerjun payung, Ia juga berkeinginan ingin terus memecahkan rekor di setiap tahunnya dalam aksi penerjunan payung di lokasi-lokasi yang dianggap paling ekstrem.

Sebelumnya pada bulan November tahun lalu, dirinya pernah melakukan aksi nekat terjun payung diatas ketinggian Mount Everest di Nepal dalam kondisi cuaca yang berbahaya.

Begitu juga saat melawat ke Taiwan beberapa waktu lalu di akhir Juli 2019.

Naila sempat mengunjungi beberapa lokasi pariwisata yang eksotis indah namun ekstrem untuk ide alternatif pilihan lokasi penerjunan parasutnya.

Dalam melakukan kunjungannya selama empat hari Taiwan, dirinya mengunjungi beberapa lokasi pariwisata, seperti Taipei Zoo, Yehliu Geopark, Menara 101 Taipei Taiwan sampai pariwisata lampion Pingxi Old Street di Distrik Pingxi.

Tidak hanya itu, dirinya sempat menjajal wind tunnel skydive indoor di Taichung Taiwan. Tempat ini menyediakan bagu siapa saja yang ingin belajar terbang secara indoor bernama iFly.

Menurutnya, Taiwan memiliki lokasi-lokasi yang indah menakjubkan dan bisa sebagai alternatif lokasi untuk pendaratan terjun payungnya yang dianggap ekstrem.

"Kebetulan aku di undang panitia kongres Diaspora Indonesia untuk ke Taiwan, aku menjadi salah satu orang Indonesia yang tinggal di Luar negri dan memiliki Prestasi dibidang aku sebagai perempuan penerjung payung ektrim satu - satunya di Indonesia," ujar Naila Novaranti kepada sejumlah awak media saat dibilangan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019).

Naila senang mencari spot - spot pendaratan yang ekstrem dan menantang, dan ternyata dirinya menemukan itu di Taiwan. Menurutnya ada beberapa lokasi yang layak dijadikan tempat terjun payung yang ekstrem apalagi dengan view yang indah

"Harus di coba sih tapi belum tahu kapan karena butuh persiapan dan ijin juga. Tidak bisa asal terjun kita ada kode etiknya lah. Pokoknya cari lokasi baru sekaligus menikmati keindahan Taiwan," beber Naila.

2 dari 2 halaman

Naila Novaranti menjadi perempuan penerjun payung ekstrem pertama dari Indonesia.

Ada tiga lokasi yang di kunjungi Naila yang merupakan lokasi - lokasi yang menurutnya punya tantangan tersendiri, seperti Yehliu Geopark yang merupakan Taman Batu Karang plus pemandangan laut biru yang mempesona di kawasan semenanjung dengan panjang 1700 meter.

Kemudian Menara 101 Taipei Taiwan, menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia yang memiliki 101 lantai dengan luas total 450.000 meter persegi.

Terakhir ada Pingxi Old Street, kota yang kaya akan sejarah budaya dengan pemandangan alam yang indah yang dulunya bisa dinikmati sepanjang perjalanan di kereta. Ada tradisi kuno yang dilakukan di tempat tersebut adalah lokasi doa yang menjadi objek wisata ini dengan menerbangkan puluhan lampion.

"Ketiga tempat di Taiwan ini berbeda - beda tantangan ketika saya lihat pada saat saya berada di Taiwan, ketiganya merupakan tempat yang indah. Menurut saya Taiwan negaranya bagus nan indah sejum. Saya dapat pengalaman baru, tempat baru, sesuatu yang baru, teman baru itu aja sih yg penting have fun aja," tambah Naila.

Menurutnya, setiap negara memiliki lokasi atau spot pendaratan banyak dan penuh tantangan namun yang harus di pikirkan apakah melakukan terjun payung dan pendaratan di negara - negara tersebut dapat ijin atau tidak.

"Untuk nyari spot pendaratan setiap negara sebetulnya banyak, ada aja. Cuma masalah clearent diijinkan atau tidak itu yang harus dipikirkan karenakan pasti setiap negara berbeda - beda sistemnya,"jelas Naila.

Naila Novaranti menjadi perempuan penerjun payung ekstrem pertama dari Indonesia yang akan mendapatkan penghargaan di Kongres Diaspora Internasional 2019 sebagai perempuan yang tinggal di luar negeri, bekerja dan memilik prestasi sesuai profesinya yang direncanakan akan di serahkan pada 10 Agustus 2019 mendatang.

Selain itu, Naila juga akan melakukan rekor penerjunan di benua paling dingin di atlantik di akhir tahun 2019 ini.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya