BI Fasilitasi Ekspor Kelor NTT: UMKM dan Petani Lokal Jalin Kerja Sama
Bank Indonesia menginisiasi kerja sama antara UMKM dan petani lokal di NTT untuk mendorong ekspor produk olahan kelor ke pasar global, mengatasi kendala keterbatasan stok dan harga tinggi.
Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil memfasilitasi kerja sama strategis antara UMKM dan petani lokal dalam upaya meningkatkan ekspor produk olahan kelor ke pasar internasional. Kerja sama ini diresmikan pada Senin, 22 April 2024 di Kupang, NTT, dan melibatkan PT Beta Moringa Indonesia sebagai UMKM pengolah kelor dan GS Organik, kelompok tani penghasil kelor di Kabupaten Kupang.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh potensi besar kelor di NTT yang masih belum tergali secara optimal. Agus Sistyo Widjajati, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, menjelaskan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pengembangan wirausaha baru di sektor hilirisasi pertanian. Saat ini, NTT masih bergantung pada pasokan kelor dari provinsi lain, mengakibatkan harga jual kelor lokal menjadi lebih tinggi dibandingkan harga pasar.
Tantangan keterbatasan stok dan harga tinggi ini justru dilihat sebagai peluang emas. Kondisi tanah dan iklim di NTT sangat mendukung pertumbuhan kelor, sehingga pengembangan budidaya kelor dapat dilakukan secara luas di berbagai wilayah NTT. BI berharap kerja sama ini menjadi contoh bagi pengembangan komoditas unggulan lainnya di NTT.
UMKM dan Petani Lokal NTT Bersinergi untuk Pasar Global
Kerja sama antara PT Beta Moringa Indonesia dan GS Organik menandai langkah penting dalam hilirisasi produk pertanian di NTT. Dengan sinergi ini, diharapkan pasokan daun kelor untuk diolah menjadi produk ekspor dapat terjamin. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan UMKM, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT menekankan pentingnya peran UMKM dalam mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah. Dengan demikian, nilai ekonomi dari komoditas lokal seperti kelor dapat meningkat secara signifikan. BI berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM dan petani lokal di NTT melalui berbagai program dan inisiatif.
Selain itu, Agus Sistyo Widjajati juga berharap agar kerja sama serupa dapat direplikasi untuk komoditas unggulan lainnya di NTT. Potensi sumber daya alam yang melimpah di NTT perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BI siap memfasilitasi dan memberikan pendampingan teknis kepada para pelaku usaha di sektor pertanian.
Peluncuran produk kelor dan coklat UMKM NTT ke pasar global juga menjadi momentum penting dalam upaya meningkatkan daya saing produk lokal di kancah internasional. BI mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat aktif dalam mendukung pengembangan ekonomi NTT.
Dukungan BI untuk Pengembangan Ekonomi NTT
Bank Indonesia tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai pendukung penuh bagi pengembangan ekonomi NTT. BI memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM dan petani lokal dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing. Hal ini termasuk pelatihan manajemen usaha, pemasaran, dan akses permodalan.
BI juga aktif dalam mendorong inovasi dan pengembangan produk-produk unggulan daerah. Dengan demikian, produk-produk tersebut dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan mampu bersaing di pasar global. BI berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memajukan perekonomian di NTT.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen BI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di NTT. Dengan memberdayakan UMKM dan petani lokal, diharapkan perekonomian NTT dapat semakin maju dan sejahtera. BI optimistis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian NTT.
Ke depannya, BI berharap agar lebih banyak UMKM dan petani lokal di NTT dapat terlibat dalam kerja sama serupa. Dengan demikian, potensi sumber daya alam di NTT dapat dioptimalkan dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. BI akan terus memberikan dukungan dan pendampingan untuk memastikan keberhasilan program ini.
"Gerbong kerja sama ini sudah berjalan, kami berharap rangkaian ke belakangnya bisa bersambung untuk menuju NTT yang lebih maju dan sejahtera," kata Agus Sistyo Widjajati.