Bulog Papua-Papua Barat Tunggu Petunjuk Bapanas untuk Penyaluran Beras SPHP
Perum Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat menunda penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) karena masih menunggu arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), meskipun stok beras mencapai 37 ribu ton.
Jayapura, 29 April 2024 - Perum Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat hingga saat ini belum menyalurkan beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Penyaluran ditunda karena masih menunggu arahan lebih lanjut dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari, di Jayapura, Papua.
Meskipun penyaluran beras SPHP tertunda, Mustari memastikan kesiapan Bulog untuk mendistribusikan beras tersebut begitu mendapat petunjuk resmi dari Bapanas. "Bila sudah ada petunjuk, maka Bulog siap untuk menyalurkannya," tegas Mustari. Pernyataan ini memberikan jaminan kepada masyarakat akan ketersediaan beras di wilayah tersebut.
Ketersediaan beras di gudang-gudang Bulog di enam provinsi di Papua dan Papua Barat terbilang melimpah. Stok beras yang mencapai 37 ribu ton diharapkan dapat menenangkan kekhawatiran masyarakat akan potensi kekurangan pasokan. Stok tersebut berasal dari berbagai sumber, baik impor dari Thailand dan Vietnam maupun produksi dalam negeri dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Merauke.
Stok Beras Melimpah di Papua dan Papua Barat
Bulog memastikan bahwa persediaan beras di gudang-gudang yang tersebar di seluruh Tanah Papua saat ini cukup aman. Ahmad Mustari menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan beras. "Memang saat ini persediaan beras di gudang-gudang Bulog yang tersebar di seluruh Tanah Papua melimpah sehingga masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir," ujarnya.
Beras yang tersedia merupakan hasil pengadaan dari berbagai daerah. Pengadaan luar negeri dilakukan dari Thailand dan Vietnam, sementara pengadaan dalam negeri berasal dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Merauke. Merauke sendiri, menurut Mustari, kini mulai menjadi pemasok beras Bulog dan telah didistribusikan ke beberapa wilayah, seperti Biak dan Timika.
Distribusi beras dari Merauke ke wilayah lain di Papua dan Papua Barat menandakan upaya Bulog dalam memastikan pemerataan distribusi pangan di seluruh Tanah Papua. Langkah ini diharapkan dapat menstabilkan harga dan ketersediaan beras di daerah-daerah yang lebih terpencil.
Enam Provinsi di Tanah Papua
Wilayah kerja Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat mencakup enam provinsi di Tanah Papua. Keenam provinsi tersebut adalah Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya. Dengan luas wilayah yang signifikan, distribusi beras SPHP membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang untuk memastikan penyaluran yang efektif dan efisien ke seluruh wilayah.
Penyaluran beras SPHP ke enam provinsi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Dengan stok beras yang cukup besar, diharapkan penyaluran dapat dilakukan dengan segera setelah mendapat petunjuk dari Bapanas. Hal ini akan memastikan masyarakat dapat mengakses beras dengan harga terjangkau dan terhindar dari potensi kelangkaan.
Bulog terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Tanah Papua. Koordinasi yang baik dengan Bapanas akan memastikan penyaluran beras SPHP dapat berjalan lancar dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Papua dan Papua Barat.
Meskipun terdapat penundaan penyaluran, kelimpahan stok beras yang ada saat ini memberikan jaminan ketersediaan pangan bagi masyarakat Papua dan Papua Barat. Bulog menunggu arahan lebih lanjut dari Bapanas untuk memastikan distribusi yang terkoordinasi dan efektif.