Disnakertrans Kalsel Bekali Ibu Rumah Tangga dengan Teknologi Tepat Guna untuk Wirausaha
Disnakertrans Kalsel melatih ibu rumah tangga di Desa Tanjung Dewa, Tanah Laut, dalam teknologi tepat guna untuk meningkatkan perekonomian keluarga melalui pengolahan hasil laut menjadi produk makanan beku.
Banjarmasin, 9 Mei 2024 - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan (Disnakertrans Kalsel) menggelar pelatihan teknologi tepat guna (TTG) bagi ibu rumah tangga (IRT) di Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut. Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga dan memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat secara maksimal. Program ini dijalankan sebagai respon terhadap kompleksitas permasalahan ketenagakerjaan di Kalsel, yang ditandai dengan ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan kesempatan kerja.
Kepala Disnakertrans Kalsel, Irfan Sayuti, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalsel untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Pemprov Kalsel menginginkan agar potensi alam yang tersedia di Desa Tanjung Dewa dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga memberikan nilai tambah yang nyata bagi perekonomian masyarakat," ungkap Irfan. Selain pelatihan, Disnakertrans Kalsel juga berupaya menekan angka pengangguran melalui berbagai program seperti pemagangan, bursa kerja, dan bantuan sarana usaha.
Irfan menekankan pentingnya pemanfaatan optimal pelatihan bagi para peserta. Ia berharap pelatihan ini menjadi titik awal perubahan positif dan berkelanjutan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Desa Tanjung Dewa. "Semoga kegiatan ini dapat menjadi titik awal perubahan positif dan berkelanjutan di desa Tanjung Dewa demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bersama," ucap Irfan. Harapannya, para IRT dapat mengembangkan keterampilan berwirausaha dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Pelatihan Pengolahan Hasil Laut Menjadi Produk Beku
Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan Penempatan Produktivitas Tenaga Kerja (P4TK) Disnakertrans Kalsel, Indah Fajarwati, menambahkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Kalsel melalui program 'Mobile Training Unit' (MTU). Program ini memberikan pelatihan dan sarana prasarana usaha selama 25 hari.
Para peserta dilatih untuk mengolah hasil laut menjadi produk makanan beku atau 'frozen food'. Hal ini dipilih sebagai strategi untuk memperpanjang umur simpan produk, menjaga kualitas, dan membuka peluang pasar yang lebih luas. "Inovasi ini menjadi solusi yang tepat untuk memperpanjang umur simpan produk, menjaga kualitas, serta membuka peluang pasar yang lebih luas," jelas Indah. Dengan demikian, diharapkan para IRT dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Pelatihan ini tidak hanya mencakup pengolahan makanan, tetapi juga meliputi aspek produksi, pengemasan, dan pemasaran. Para peserta diharapkan mampu mengelola usaha secara mandiri dan berkelanjutan setelah pelatihan selesai. Keterampilan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga mereka.
Sarana dan Prasarana Pendukung
Sebagai bagian dari program MTU, para peserta pelatihan juga mendapatkan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung usaha mereka. Sarana tersebut meliputi kompor gas, tabung gas, regulator, selang, blender, food chopper, wajan, panci, serta bahan-bahan basah dan kering untuk pembuatan frozen food. Ketersediaan sarana dan prasarana ini diharapkan dapat mempermudah proses produksi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Dengan adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai, diharapkan para IRT dapat lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan inovasi dalam mengolah hasil laut. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar dan membuka peluang usaha yang lebih besar. Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi program pemberdayaan ekonomi masyarakat lainnya di Kalimantan Selatan.
Program pelatihan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat, khususnya IRT, melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Dengan keterampilan dan sarana yang memadai, diharapkan para IRT dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi program pemberdayaan ekonomi serupa di masa mendatang.