Pemerintah Tingkatkan Aksesibilitas Disabilitas: Siapkan 100 Judul Buku Audio Video untuk Literasi Inklusif
Kolaborasi lintas kementerian dan KND genjot Aksesibilitas Disabilitas melalui literasi inklusif. Simak upaya pemerintah dalam menyediakan akses bahasa yang setara.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Komisi Nasional Disabilitas (KND) bersinergi dalam upaya peningkatan literasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat aksesibilitas bahasa bagi seluruh penyandang disabilitas di Indonesia. Langkah strategis ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek, Hafidz Muksin, menjelaskan bahwa peningkatan literasi linguistik dan sastra menjadi salah satu program prioritas utama lembaganya. Program ini tidak hanya mencakup pemahaman dan interpretasi bahasa, tetapi juga pelestarian bahasa daerah serta internasionalisasi Bahasa Indonesia. Inisiatif ini digulirkan untuk memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses informasi dan pengetahuan.
Muksin menambahkan bahwa pendidikan berkualitas untuk semua mencakup anak-anak dengan kebutuhan khusus dan perhatian. Oleh karena itu, Badan Bahasa secara aktif menyediakan berbagai format buku. Ini termasuk buku cetak, digital, hingga buku cerita Braille, untuk memenuhi kebutuhan beragam pembaca. Upaya ini menunjukkan keseriusan dalam mendukung pembelajaran yang adaptif.
Inovasi Badan Bahasa dalam Memperluas Akses Literasi
Badan Bahasa Kemendikbudristek terus berinovasi dalam menyediakan akses literasi yang lebih luas bagi penyandang disabilitas. Tahun ini, lembaga tersebut sedang mempersiapkan 100 judul buku dalam format audio dan video. Format ini dirancang khusus agar dapat diakses oleh semua kelompok masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan atau pendengaran. Langkah ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pembaca.
Program prioritas Badan Bahasa ini sangat strategis dan selaras dengan kebijakan Kemendikbudristek. Kebijakan tersebut berfokus pada realisasi pendidikan berkualitas yang dapat dinikmati oleh setiap individu tanpa terkecuali. Upaya ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan ekosistem belajar yang inklusif dan berkeadilan bagi semua.
Selain itu, Badan Bahasa juga membuka diri untuk berkolaborasi dengan Kemenko PMK. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan buku cerita ramah disabilitas dalam format Braille, audio, dan video. Tujuannya adalah memastikan akses konten yang merata bagi semua kelompok, termasuk tunarungu dan tunanetra. Sinergi ini penting untuk mencapai cakupan yang lebih luas.
Kesetaraan Pembangunan dan Penguatan Bahasa Isyarat Nasional
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menegaskan fokus kementeriannya pada kesetaraan pembangunan. Kesetaraan ini berarti setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, dapat menikmati manfaat pembangunan. Mereka juga harus memiliki akses yang setara terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan yang tersedia.
Woro Srihastuti Sulistyaningrum juga menggarisbawahi prioritas pemerintah dalam penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas serta lansia. Upaya penguatan inklusi sosial mereka dalam proses pembangunan juga menjadi perhatian utama. Hal ini menunjukkan pendekatan holistik dalam memastikan kesejahteraan semua warga negara.
Salah satu fokus utama Kemenko PMK adalah penguatan bahasa isyarat melalui penyelarasan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Penyelarasan ini dilakukan terutama dalam acara-acara nasional. Hal ini penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dan inklusif bagi komunitas tunarungu di seluruh Indonesia.
Komisioner KND, Rachmita Harahap, menekankan urgensi standardisasi dan distribusi buku panduan BISINDO ke sekolah-sekolah berkebutuhan khusus. Mengingat masih banyak guru yang belum memahami BISINDO, percepatan publikasi dan distribusi buku dalam bentuk cetak, audio, dan video sangat diperlukan. Ini akan membantu meningkatkan kompetensi guru dan akses belajar siswa secara signifikan.