Fakta Menarik: WBP Lapas Narkotika Pangkalpinang Panen Ratusan Kilogram Lele, Bukti Pembinaan Berhasil
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Pangkalpinang berhasil panen ratusan kilogram lele sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian yang inovatif.
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Narkotika Kelas II A Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menunjukkan hasil nyata dari program pembinaan. Mereka sukses melakukan panen raya ikan lele, mencapai ratusan kilogram dalam satu minggu. Kegiatan ini merupakan bagian integral dari upaya Lapas dalam membekali WBP dengan keterampilan praktis.
Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Kota Pangkalpinang, Maman, pada Minggu (27/7), mengonfirmasi keberhasilan panen ini. "Alhamdulillah, dalam minggu ini kita sudah panen 650 kilogram lele," ujarnya. Panen ini tidak hanya menunjukkan produktivitas, tetapi juga komitmen Lapas terhadap program pembinaan.
Budidaya ikan lele ini merupakan tindak lanjut dari program Kementerian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Republik Indonesia. Program ini berfokus pada pembinaan kemandirian dan kepribadian WBP. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan bekal berharga bagi mereka setelah kembali ke masyarakat.
Meningkatkan Kemandirian Melalui Budidaya Lele
Program budidaya ikan lele di Lapas Narkotika Pangkalpinang menjadi salah satu pilar utama dalam pembinaan kemandirian WBP. Keberhasilan panen 650 kilogram lele dalam satu minggu membuktikan efektivitas metode pelatihan yang diterapkan. Ini juga menunjukkan potensi besar dari lahan terbatas yang dimanfaatkan secara optimal.
Sebagian hasil panen lele ini tidak hanya untuk konsumsi internal, tetapi juga dibagikan kepada masyarakat dan pengunjung lapas. Maman menjelaskan bahwa ini adalah bentuk bakti dan berbagi lembaga pemasyarakatan kepada masyarakat di lingkungan sekitar. Inisiatif ini memperkuat hubungan positif antara Lapas dan komunitas.
Melalui kegiatan budidaya ini, WBP tidak hanya belajar teknik beternak lele, tetapi juga mengasah kedisiplinan dan tanggung jawab. Keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal mereka untuk berwirausaha setelah bebas nanti. Ini sejalan dengan visi program rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
Pelatihan Beragam dan Pemanfaatan Lahan Terbatas
Selain budidaya lele, Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang juga menyelenggarakan berbagai pelatihan kerja lainnya untuk WBP. Program-program ini dirancang untuk memberikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Tujuannya adalah agar WBP memiliki bekal yang cukup untuk mandiri setelah menjalani masa pidana.
Pelatihan yang diberikan meliputi keterampilan seperti las, budidaya tanaman hortikultura, dan palawija. Lapas berupaya memaksimalkan setiap jengkal lahan yang tersedia, meskipun luasnya terbatas. "Meski lahan yang tersedia di lapas kecil, tetapi kita berupaya memaksimalkannya untuk melatih dan membina WBP membudidayakan lele, tanaman holtikultura dan sayur mayur lainnya," kata Maman.
Selain pelatihan vokasi, Lapas juga memberikan pembinaan di bidang kerohanian, kesehatan, serta menyediakan fasilitas perpustakaan dan olahraga. Fasilitas olahraga meliputi futsal, tenis, voli, dan tenis meja. Pembinaan holistik ini bertujuan untuk mengembangkan WBP secara seutuhnya, baik fisik maupun mental.
Mewujudkan Reintegrasi Sosial yang Sukses
Pelayanan dan pembinaan yang komprehensif ini memiliki tujuan akhir yang mulia, yaitu meningkatkan kualitas WBP. Lapas berharap agar mereka menyadari kesalahan di masa lalu dan bertekad untuk memperbaiki diri. Proses ini krusial untuk memastikan WBP dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat setelah bebas.
Maman menekankan pentingnya kegiatan pembinaan ini dalam mengubah diri WBP menjadi lebih baik. "Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan pembinaan ini, WBP bisa menjadi mengubah dirinya lebih baik lagi sehingga setelah bebas nanti mereka bisa berintegrasi dengan masyarakat secara baik," harapnya.
Dengan bekal keterampilan dan perubahan mentalitas, WBP diharapkan dapat menjadi individu yang produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Keberhasilan panen lele Lapas Pangkalpinang ini menjadi contoh nyata bagaimana program pembinaan dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan.