LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Fakta Mengejutkan: 71,48 Hektare Sawah Terdampak Bencana di Garut Tetap Produktif, BPTPH Jabar Pastikan Panen Aman!

BPTPH Jabar memastikan sebagian besar sawah terdampak bencana di Garut seluas 71,48 hektare masih produktif, menjaga pasokan gabah dan keuntungan petani.

Rabu, 23 Jul 2025 21:21:00
konten ai
BPTPH Jabar memastikan sebagian besar sawah terdampak bencana di Garut seluas 71,48 hektare masih produktif, menjaga pasokan gabah dan keuntungan petani. (©Planet Merdeka)
Advertisement

Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat memberikan kepastian terkait kondisi lahan persawahan di Kabupaten Garut yang terdampak bencana alam. Dari total 75,44 hektare lahan yang dilaporkan mengalami kerusakan, sebagian besar, yakni 71,48 hektare, masih mampu berproduksi. Hal ini menjamin produktivitas gabah tetap terjaga, sehingga memberikan keuntungan bagi para petani.

Ahmad Firdaus, Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) BPTPH Provinsi Jawa Barat, menjelaskan bahwa sawah yang tergenang banjir biasanya akan surut kembali, sementara padi yang terdampak longsor tidak sampai tertimbun. Kondisi ini memungkinkan tanaman padi tetap tumbuh dan menghasilkan. Pernyataan ini disampaikan Firdaus di Garut pada Rabu (23/7), menanggapi kekhawatiran publik mengenai dampak bencana terhadap ketahanan pangan lokal.

POPT BPTPH Provinsi Jawa Barat memiliki peran penting dalam menangani Dampak Perubahan Iklim (DPI), termasuk kejadian bencana seperti banjir dan kekeringan yang memengaruhi lahan pertanian. Fokus utama mereka adalah meminimalisasi kerugian dan memastikan keberlanjutan produksi pangan. Laporan terbaru menunjukkan bahwa upaya mitigasi dan penanganan cepat telah berhasil mempertahankan sebagian besar lahan sawah yang terdampak.

Advertisement

Detail Dampak dan Produktivitas Sawah Terdampak Bencana

Laporan terakhir yang diterima dua pekan lalu menunjukkan bahwa bencana alam telah menyebabkan kerusakan pada tanaman padi seluas 75,44 hektare di Kabupaten Garut. Dari luas tersebut, 3,96 hektare dinyatakan puso atau gagal panen secara total. Namun, kabar baiknya, 71,48 hektare sisanya masih dapat berproduksi, menunjukkan resiliensi sektor pertanian di wilayah tersebut.

Tanaman padi yang masih produktif ini memiliki usia tanam yang bervariasi, mulai dari tujuh hari setelah tanam hingga menjelang panen. Berdasarkan perhitungan normal, lahan seluas 71,48 hektare tersebut diperkirakan mampu menghasilkan sekitar 489,85 ton gabah kering panen. Sementara itu, perkiraan kerugian gabah dari lahan yang puso mencapai sekitar 27,14 ton.

Meskipun ada dampak, luas lahan pertanian yang terdampak bencana ini tergolong kecil dibandingkan dengan total lahan sawah produktif di Garut yang mencapai 46.816,58 hektare. Firdaus menegaskan bahwa penurunan produktivitas hasil gabah tidak akan terlalu besar dan tidak akan mengganggu hasil pangan secara signifikan. Kejadian bencana sebelumnya juga menunjukkan bahwa dampak terhadap produksi padi secara umum tidak terlalu signifikan.

Advertisement

Upaya Mitigasi dan Perlindungan Petani

BPTPH Jawa Barat secara berkelanjutan berupaya menjaga dan mengendalikan hama yang menyerang lahan pertanian, serta meminimalisasi dampak risiko bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Berbagai strategi telah diterapkan untuk melindungi petani dari kerugian yang tidak terduga. Salah satu upaya penting adalah mengikutsertakan petani dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Program AUTP memberikan manfaat berupa penggantian sebesar Rp6 juta per hektare apabila terjadi gagal panen. Ini menjadi jaring pengaman finansial yang krusial bagi petani, membantu mereka bangkit kembali setelah mengalami kerugian. Selain itu, BPTPH juga menekankan pentingnya normalisasi saluran irigasi sebagai langkah preventif utama.

Normalisasi saluran irigasi bertujuan untuk mencegah luapan air di saluran yang dapat menggenangi areal sawah, terutama saat debit air tinggi akibat curah hujan deras. Antisipasi ini merupakan langkah fundamental untuk meminimalisasi kerugian usaha tani dan memastikan kelangsungan produksi padi di tengah ancaman perubahan iklim.

Berita Terbaru
  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara
  • Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!
  • UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
  • Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar
  • Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan
  • asuransi pertanian
  • bptph jabar
  • gabah
  • irigasi
  • konten ai
  • mitigasi bencana
  • pangan nasional
  • pertanian garut
  • petani indonesia
  • #planetantara
  • produktivitas padi
  • sawah terdampak bencana
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.