HUT ke-820 Banda Aceh: Momentum Perkuat Budaya dan Syariat Islam
Peringatan HUT ke-820 Banda Aceh menjadi momentum penting untuk melestarikan adat, budaya, dan syariat Islam di Aceh, sekaligus mendorong pembangunan kota yang kolaboratif dan inklusif.
Kota Banda Aceh memperingati HUT ke-820 pada tanggal 22 April 2024. Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi momentum penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai syariat Islam yang menjadi ciri khas kota tersebut. Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, memimpin rapat paripurna istimewa yang menekankan pentingnya edukasi dan spiritualitas dalam peringatan HUT ini. Peringatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat cinta terhadap sejarah dan identitas Aceh.
Irwansyah juga menyampaikan bahwa peringatan HUT ke-820 Kota Banda Aceh harus menjadi refleksi bagi semua pihak untuk terus menjaga dan melestarikan budaya serta kearifan lokal Aceh. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai syariat dan adat Aceh, tetapi justru memperkuat identitas keacehan dan memperkenalkan seni tradisional Aceh kepada dunia. Pembangunan kota tidak hanya difokuskan pada aspek fisik, tetapi juga pada pengembangan budaya dan keberagaman yang harmonis.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, senada dengan Irwansyah. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan HUT Banda Aceh ke-820 sebagai momen refleksi atas sejarah, jati diri, dan arah perjuangan ke depan. Banda Aceh, sebagai kota saksi bisu berbagai peradaban dan perjuangan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan mengembangkan warisan tersebut. Kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Banda Aceh yang aman, nyaman, dan inklusif.
Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Aceh
Ketua DPRK Banda Aceh menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai adat yang menjadi jati diri masyarakat Banda Aceh. Perkembangan kota harus seimbang, unggul tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga sebagai pusat budaya dan simbol keberagaman yang harmonis. Hal ini sejalan dengan visi Banda Aceh sebagai kota warisan sejarah dan peradaban Islam, yang memiliki tanggung jawab besar untuk merawat nilai-nilai budaya, adat istiadat, serta toleransi dalam kehidupan masyarakatnya. Penting untuk memastikan seluruh kegiatan dalam rangka HUT ini selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Irwansyah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan pengabdian dan kepedulian kepada masyarakat. Kerukunan dan saling mendukung antara eksekutif dan legislatif sangat penting untuk mewujudkan program dan kegiatan yang telah direncanakan. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan, serta keharmonisan antar warga kota, juga sangat diperlukan.
Penegakan syariat Islam di Banda Aceh juga menjadi aspek penting yang memerlukan perhatian serius. Pendekatan preventif dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengantisipasi pelanggaran syariat Islam sangat dibutuhkan untuk menciptakan tatanan sosial yang harmonis dan selaras dengan nilai-nilai syar’i. Hal ini menjadi bagian integral dari upaya pelestarian budaya dan nilai-nilai agama di Banda Aceh.
Banda Aceh: Kota Kolaboratif dan Inklusif
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, menyampaikan visi pembangunan Banda Aceh sebagai kota kolaboratif dan inklusif. Pembangunan ini harus dilakukan secara partisipatif, melibatkan seluruh warga kota untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan harmonis. Setiap elemen masyarakat diharapkan memberikan kontribusi dalam transformasi kota, menciptakan ruang kreasi yang penuh inovasi.
Illiza menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi untuk menjaga dan mengembangkan warisan sejarah dan budaya Banda Aceh. Kota ini telah menjadi saksi bisu berbagai peradaban dan perjuangan, dan kini menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat dan mengembangkan warisan tersebut demi generasi mendatang. Partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kota sangat penting untuk mewujudkan visi Banda Aceh sebagai kota yang aman, nyaman, dan inklusif.
Peringatan HUT ke-820 Banda Aceh menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan sejarah, jati diri, dan arah perjuangan ke depan. Melalui kolaborasi dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, Banda Aceh dapat terus berkembang sebagai kota yang unggul dalam pembangunan fisik maupun budaya, sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam dan kearifan lokal Aceh.
Dengan semangat persatuan dan kesatuan, serta komitmen untuk menjaga warisan budaya dan nilai-nilai agama, Banda Aceh dapat terus maju dan berkembang sebagai kota yang aman, nyaman, dan harmonis bagi seluruh warganya.