Indonesia Perkuat Diplomasi Dagang Global Lewat BRICS dan CPTPP
Wakil Menteri Perdagangan RI menekankan pentingnya memperkuat diplomasi dagang melalui aksesi ke CPTPP dan perluasan hubungan dengan negara-negara BRICS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, baru-baru ini mengumumkan strategi Indonesia dalam memperkuat diplomasi dagang global. Strategi ini difokuskan pada dua jalur utama: penjajakan aksesi ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan perluasan hubungan dengan negara-negara anggota BRICS. Pengumuman ini disampaikan dalam acara Halal Bihalal dan Forum Group Discussion yang diselenggarakan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Jakarta.
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya keterlibatan aktif dalam perjanjian perdagangan regional dan global. Menurut Wamendag, "Kita dalam proses aksesi ke CPTPP dan juga BRICS. Kita semua tahu, ini gabungan antara negara-negara yang cukup kuat dan ini juga market yang sangat-sangat penting untuk kita jaga." Langkah ini dinilai krusial untuk mengamankan akses pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Keputusan untuk mengejar aksesi ke CPTPP dan memperkuat hubungan dengan BRICS didorong oleh potensi ekonomi yang besar dari kedua kelompok negara tersebut. CPTPP mencakup negara-negara maju dan berkembang dengan potensi signifikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor Indonesia. Sementara itu, BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, mewakili kekuatan ekonomi dan politik global yang besar, menguasai 45 persen populasi dunia, 41 persen PDB global, dan 28 persen total perdagangan dunia.
Akses ke CPTPP dan Penguatan Hubungan BRICS: Strategi Indonesia
Indonesia menyadari potensi besar yang ditawarkan oleh CPTPP. Keanggotaan dalam perjanjian ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar internasional. Proses aksesi ini membutuhkan negosiasi yang cermat dan strategis untuk memastikan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
Di sisi lain, hubungan yang kuat dengan negara-negara BRICS juga dianggap vital bagi Indonesia. Negara-negara BRICS memiliki pasar domestik yang besar dan potensi investasi yang signifikan. Wamendag menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan China, salah satu anggota BRICS yang memiliki peran ekonomi penting di dunia. "Sehingga menjadi sangat-sangat penting untuk kita capture. Dan relationship kita dengan China ini juga harus kita jaga," ujarnya.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menangkap peluang dagang dari kedua kelompok negara ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan Indonesia tidak tertinggal dalam perubahan ekonomi global yang cepat dan kompetitif. Tim negosiasi Indonesia bekerja keras untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adaptif, dan tangguh dalam sistem perdagangan dunia.
Menjaga Keseimbangan Hubungan Dagang Global
Indonesia juga menyadari pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan dagang global. Selain fokus pada hubungan dengan Amerika Serikat, Indonesia juga harus menjaga relasi ekonomi yang baik dengan China dan negara-negara lain di kawasan Asia dan dunia. Hal ini penting untuk memastikan akses pasar yang berkelanjutan dan menghadapi berbagai tantangan dagang global.
Wamendag menjelaskan, "Jadi negosiasi dengan Amerika sangat-sangat penting, tapi bagaimana kita menjaga hubungan dengan negara-negara lainnya karena apa yang kita lakukan dengan salah satu, berpotensi untuk ada dampaknya terhadap bagaimana salah satu diantara mereka memandang kita." Pernyataan ini menekankan pentingnya pendekatan diplomasi yang seimbang dan strategis dalam membangun hubungan dagang global.
Strategi Indonesia dalam memperkuat diplomasi dagang melalui CPTPP dan BRICS menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan pendekatan yang strategis dan berimbang, Indonesia diharapkan dapat mengambil peran yang lebih aktif dan strategis dalam sistem perdagangan global.