Sampah di Mataram Mencapai 1.000 Ton Lebih, DLH Cari Solusi Darurat
Penutupan TPA Kebon Kongok menyebabkan penumpukan sampah di TPS Sandubaya Mataram mencapai lebih dari 1.000 ton, mendorong DLH untuk mencari solusi lahan sementara.
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menghadapi permasalahan serius terkait penumpukan sampah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram melaporkan bahwa volume sampah di Tempat Penampungan Sampah (TPS) Sandubaya telah melampaui 1.000 ton. Situasi ini terjadi akibat penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok di Lombok Barat selama tujuh hari terakhir. Penutupan TPA tersebut memaksa pembatasan pembuangan sampah ke TPA, sehingga sampah menumpuk di TPS Sandubaya.
Kepala DLH Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi, mengungkapkan kekhawatirannya akan meluasnya sampah hingga keluar dari TPS Sandubaya jika kondisi ini terus berlanjut. Menurutnya, selama penutupan TPA Kebon Kongok, Kota Mataram hanya dapat membuang sampah satu ritase (50 dump truck), sementara biasanya tiga ritase. Akibatnya, dua ritase (100 dump truck) sampah terakumulasi di TPS Sandubaya.
"Jika kondisi ini terus dibiarkan, kami khawatir sampah akan meluber sampai ke luar TPS Sandubaya," ungkap Denny Cahyadi dalam keterangannya di Mataram, Kamis (24/4).
Solusi Jangka Pendek: Sewa Lahan Sementara
Pemerintah Kota Mataram telah berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. DLH Kota Mataram bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk menyewa lahan sementara di luar TPA Kebon Kongok, namun tetap di wilayah Lombok Barat. Lahan seluas 6.000 meter persegi ini diharapkan mampu menampung sampah selama 5-6 bulan ke depan, hingga perluasan TPA Kebon Kongok selesai.
Pembiayaan sewa lahan akan ditanggung bersama oleh Pemerintah Kota Mataram, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan Pemerintah Provinsi NTB. Namun, besaran pembagian biaya sewa masih dalam tahap pembahasan.
"Penyewaan lahan menjadi kebutuhan mendesak untuk mengatasi sampah selama kegiatan perluasan TPA Kebon Kongok," tambah Denny Cahyadi. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban TPS Sandubaya dan mencegah meluasnya tumpukan sampah.
Ajakan Partisipasi Masyarakat
DLH Kota Mataram juga mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Masyarakat didorong untuk melakukan pengolahan sampah mandiri di rumah masing-masing.
Denny Cahyadi menjelaskan, "Masyarakat bisa mengolah sampah secara mandiri dengan memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau pupuk cair, sedangkan sampah anorganik, seperti sampah plastik, dan sejenisnya bisa dikumpulkan untuk dijual ke pengepul plastik."
Dengan pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih baik, diharapkan jumlah sampah yang berakhir di TPA dapat berkurang secara signifikan. Hal ini akan membantu mengurangi beban TPS Sandubaya dan memperpanjang masa pakai lahan sementara yang disewa.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah ini diharapkan dapat mengatasi masalah penumpukan sampah di Kota Mataram dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan upaya ini.