Sulawesi Tengah Bidik Produksi Padi 962 Ton di 2025: Surplus Beras Terus Meningkat
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah optimis mencapai produksi padi 962 ton pada 2025, ditopang surplus beras signifikan dan kolaborasi lintas sektoral.
Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berambisi meningkatkan produksi padi hingga mencapai 962 ton pada tahun 2025. Target ambisius ini didasarkan pada tren surplus beras yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan sejumlah strategi kolaboratif yang tengah dijalankan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun, menyatakan bahwa Sulteng secara konsisten mengalami surplus produksi padi. Hal ini mendorong pemerintah untuk terus menggenjot peningkatan produksi pertanian, khususnya pada subsektor tanaman pangan. "Sulawesi Tengah setiap tahun mengalami kelebihan produksi, oleh sebab itu daerah ini terus digenjot meningkatkan produksi pertanian pada sub sektor tanaman pangan (padi)," ungkap Nelson dalam keterangannya di Palu, Rabu.
Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam padi di Sulteng mencapai 251.828 hektare pada tahun ini, tersebar di 13 kabupaten dan kota. Target ini sejalan dengan posisi Sulteng sebagai salah satu sentra pertanian padi terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Sulawesi Selatan.
Strategi Peningkatan Produksi Padi di Sulteng
Untuk mencapai target produksi 962 ton pada 2025, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menerapkan beberapa strategi kunci. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan produktivitas petani. Hal ini sejalan dengan percepatan program swasembada pangan nasional. Perum Bulog, sebagai salah satu pilar penting, berperan aktif menyerap beras petani lokal untuk memenuhi target 3 juta ton beras nasional.
Data dari Pemprov Sulteng menunjukkan surplus beras yang signifikan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2020 surplus mencapai 91 ribu ton, meningkat menjadi 129 ribu ton di tahun 2021. Tren positif ini berlanjut dengan surplus 55 ribu ton (2022), 95 ribu ton (2023), dan mencapai 137.500 ton pada tahun 2024. "Peningkatan surplus 2024 sangat baik, dan kami berharap tahun ini angka surplus jauh lebih meningkat dari sebelumnya," tambah Nelson.
Pemerintah Sulteng juga menyadari pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas petani. Kolaborasi ini mencakup penyediaan irigasi yang memadai, pendistribusian pupuk tepat sasaran, serta penyediaan alat dan mesin pertanian yang memadai.
Dukungan Kebijakan Pemerintah Pusat
Kebijakan pemerintah pusat juga turut berperan penting dalam upaya peningkatan produksi padi di Sulteng. Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras memberikan kepastian harga bagi petani. Bulog akan melaksanakan penyerapan gabah dan beras produksi dalam negeri sepanjang tahun 2025.
Dengan kebijakan ini, harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) dengan kualitas maksimal (kadar air 25 persen, kadar hampa 10 persen) ditetapkan rata-rata Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi dan memberikan kepastian pasar bagi hasil panen mereka.
Kesimpulan: Target produksi padi 962 ton di Sulawesi Tengah pada 2025 merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Kombinasi dari peningkatan produktivitas petani, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan kebijakan pemerintah pusat diyakini akan mampu mewujudkan target tersebut dan bahkan melampauinya, mengingat tren surplus beras yang terus meningkat.