Tahukah Anda? Indonesia Ajak China Kembangkan AI untuk Perikanan dan Pertanian, Perkuat Digitalisasi Nasional
Indonesia gencar mendorong pengembangan AI, mengajak China berkolaborasi dalam sektor perikanan dan pertanian. Kerja sama ini diharapkan mempercepat transformasi digital dan peningkatan produksi nasional melalui pengembangan AI Indonesia China.
Indonesia secara resmi mengajak China untuk berkolaborasi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan talenta digital. Fokus utama kerja sama ini adalah sektor prioritas seperti perikanan dan pertanian. Hal ini diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Meutya Hafid dalam sebuah pernyataan.
Ajakan ini disampaikan setelah pertemuan Menteri Hafid dengan Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, di Jakarta. Inisiatif ini bertujuan mempercepat transformasi digital dan meningkatkan kapabilitas perangkat AI. Khususnya untuk mendorong produksi nasional di sektor-sektor kunci tersebut.
Kominfo berharap dukungan China dapat signifikan dalam mengembangkan AI. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup penguatan infrastruktur digital dan kemitraan antar universitas. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengadopsi teknologi mutakhir.
Fokus Sektor Prioritas dan Peningkatan Produksi
Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menegaskan bahwa salah satu fokus utama Indonesia dalam pengembangan AI adalah sektor perikanan dan pertanian. Indonesia sangat berharap China dapat memberikan dukungan penuh dalam upaya ini. Pemanfaatan AI di sektor-sektor ini telah mulai diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.
Hafid menekankan bahwa dukungan dari China sangat vital untuk meningkatkan kapabilitas perangkat berbasis AI. Peningkatan ini diharapkan dapat secara signifikan mendorong produksi nasional. Kolaborasi ini menjadi kunci untuk mencapai target peningkatan hasil di sektor pangan dan maritim.
Pemerintah Indonesia melihat potensi besar AI dalam mengatasi tantangan produksi. Dengan teknologi yang lebih canggih, efisiensi operasional dapat ditingkatkan. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
Penguatan Infrastruktur Digital dan Talenta
Selain pengembangan AI di sektor prioritas, Indonesia dan China juga akan memperkuat kerja sama dalam infrastruktur digital. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mempercepat transformasi digital di seluruh negeri. Kemitraan ini mencakup berbagai aspek teknologi dan konektivitas.
Menteri Hafid juga mendorong kemitraan antara perusahaan-perusahaan China dan pemerintah daerah di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi di tingkat lokal. Inisiatif ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan ekosistem digital yang inklusif.
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, menyoroti peningkatan jumlah talenta digital Indonesia yang menempuh pendidikan di Tsinghua University, Beijing. Ismail mendorong kerja sama lebih lanjut dengan universitas tersebut. Termasuk kemungkinan pembukaan cabang Tsinghua University di Indonesia yang berfokus pada studi AI. Kementerian Kominfo berkomitmen penuh mendukung kolaborasi semacam ini.
Komitmen Transformasi Digital Berlandaskan Hukum
Menteri Hafid menegaskan bahwa dalam proses transformasi digital, Indonesia siap bekerja sama dengan semua negara. Namun, ada satu syarat utama yang harus dipenuhi. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia harus dihormati sepenuhnya oleh pihak mitra.
Komitmen ini menunjukkan prinsip kedaulatan Indonesia dalam menjalin kemitraan internasional. Setiap kerja sama yang dilakukan harus selaras dengan kerangka hukum nasional. Hal ini penting untuk memastikan bahwa manfaat dari transformasi digital dapat dinikmati secara adil dan berkelanjutan.
Pendekatan ini menjamin bahwa investasi dan pengembangan teknologi asing akan mendukung kepentingan nasional. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju dalam agenda digitalisasinya. Seluruh proses ini dilakukan tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hukum dan kedaulatan negara.