LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Tahukah Anda? Laporan Lanskap Media 2025 Ungkap Media Konvensional Bergeser ke Ekosistem Multiplatform

Laporan Lanskap Media 2025 terbaru menyoroti pergeseran industri media di Indonesia menuju ekosistem multiplatform, didorong perubahan pola konsumsi dan teknologi. Apa dampaknya?

Jumat, 25 Jul 2025 22:36:00
konten ai
Laporan Lanskap Media 2025 terbaru menyoroti pergeseran industri media di Indonesia menuju ekosistem multiplatform, didorong perubahan pola konsumsi dan teknologi. Apa dampaknya? (©Planet Merdeka)
Advertisement

Laporan terbaru bertajuk Lanskap Media 2025 telah diluncurkan di Jakarta, Jumat lalu. Laporan ini mengungkapkan pergeseran signifikan dalam industri media di Indonesia. Industri media kini bergerak menuju ekosistem multiplatform yang terintegrasi.

Perubahan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk perubahan drastis pola konsumsi informasi masyarakat. Kemajuan teknologi yang pesat turut mempercepat adaptasi ini. Dinamika ekonomi, sosial, dan politik juga memiliki peran penting.

Pemetaan media untuk tahun 2025 ini disusun oleh konsorsium Trendreader, Imajin PR & Research, serta Makaravox Universitas Indonesia (UI). Media tidak lagi hanya hadir melalui satu kanal tunggal. Mereka kini membentuk jaringan lintas format, dari cetak dan penyiaran hingga digital interaktif.

Advertisement

Dampak Digitalisasi dan Strategi Adaptasi

Abdul Manan, Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers, menyoroti kompleksitas ekosistem media. Digitalisasi telah mengubah cara informasi dikonsumsi secara fundamental. Ini juga mengguncang model bisnis dan praktik jurnalisme.

Dewan Pers berupaya melindungi bisnis dan etika media di tengah arus informasi yang deras. Ini dilakukan melalui standarisasi perusahaan pers dan sertifikasi wartawan. Tujuannya adalah menjaga ekosistem media tetap sehat, kredibel, dan profesional.

Laporan Lanskap Media 2025 menunjukkan media konvensional seperti cetak dan televisi semakin terdesak. Untuk bertahan, mereka mengadopsi strategi "digital first". Mereka juga mengembangkan konten yang dapat disebarluaskan lintas kanal.

Advertisement

Televisi dan radio secara aktif memperluas distribusi konten mereka. Mereka memanfaatkan platform digital seperti YouTube dan layanan streaming. Ini menunjukkan upaya adaptasi yang kuat terhadap perubahan perilaku audiens.

Perubahan Perilaku Audiens dan Urgensi Literasi

Dea Sopany dari Trendreader menjelaskan bahwa pemetaan media bukan sekadar pelacakan kanal. Ini adalah gambaran menyeluruh tentang perubahan ekosistem media. Penting untuk memahami pola konsumsi yang berubah.

Irsyad Hadi, Managing Director Imajin PR & Research, menekankan pentingnya pemetaan media untuk strategi komunikasi. Publikasi ini membantu praktisi memahami audiens utama mereka. Ini mencakup siapa mereka, di mana mereka berada, dan apa yang mereka konsumsi.

Hadi juga menyoroti urgensi literasi berita di tengah lanskap informasi yang kompleks. Hanya sepertiga masyarakat Indonesia yang pernah mendapat pendidikan literasi media. Mereka yang terliterasi cenderung lebih kritis dan bersedia membayar konten berkualitas.

Temuan Digital News Report 2025 (Reuters Institute) menunjukkan penurunan animo masyarakat terhadap media konvensional. Lebih dari 60 persen responden bersikap netral terhadap berita. Data Serikat Perusahaan Pers (SPS) juga menunjukkan penurunan jumlah media cetak aktif hingga 60 persen.

Integrasi Konten dan Peran Kecerdasan Buatan

Tren lain yang signifikan adalah meningkatnya peran kecerdasan buatan (AI) dalam produksi dan konsumsi berita. Beberapa media telah mulai memanfaatkan AI untuk liputan olahraga. AI juga digunakan untuk pemeriksaan fakta (fact-checking).

Jojo S. Nugroho dari Makaravox UI menyatakan kekuatan media saat ini tidak hanya pada platform. Kekuatan utama terletak pada kemampuan membangun jejaring konten yang terintegrasi. Ini menciptakan ekosistem yang saling terhubung.

Era media satu arah telah berakhir, menurut Jojo. Saat ini, fokusnya adalah ekosistem media yang dinamis. Satu informasi di media digital dapat memicu diskusi di radio, lalu menjadi topik di media konvensional. Semua saling terhubung dalam siklus informasi.

Berita Terbaru
  • Sinergi Energi Ungkap Tantangan dan Harapan Listrik Pedalaman Mentawai: Dari PLTS hingga PLTD
  • Lyn, 'Ratu OST Drama', Hibur Penggemar di Konser Jakarta: Jangan Sedih Meski Laguku Bahas Perpisahan!
  • Bikin Gemas! Lee Mu Jin Belajar Bahasa Indonesia Demi Sapa Penggemar di KOSTCON 2025
  • Siapa Sangka, Kim Bum Soo 'Raja Nada Tinggi' Ajak Nostalgia Penonton KOSTCON 2025 dengan 'I Miss You'
  • Bunga Wijaya Kusuma Mekar di Malam Hari, Intip Filosofi di Balik Koleksi Prana Abeey yang Penuh Energi Kehidupan
  • digitalisasi
  • ekosistem multiplatform
  • industri media
  • kecerdasan buatan
  • konten ai
  • konvergensi digital
  • lanskap media 2025
  • literasi media
  • merdeka news
  • perubahan media
  • #planetantara
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.