Tahukah Anda? Pertamina Latih Kelompok Kebun Raya Tua Tunu Mitigasi Kebakaran Hutan di Musim Kemarau
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melatih Kelompok Kebun Raya Tua Tunu di Pangkalpinang untuk mitigasi kebakaran hutan. Pelatihan ini penting hadapi kemarau.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menunjukkan komitmennya dalam perlindungan lingkungan dengan melatih Kelompok Kebun Raya Tua Tunu di Kota Pangkalpinang. Pelatihan ini fokus pada mitigasi kebakaran hutan, sebuah langkah antisipatif yang krusial menjelang dan selama musim kemarau. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 26 Juli, di Kebun Raya Tua Tunu, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Inisiatif ini bertujuan untuk membekali masyarakat dan pihak terkait dengan pengetahuan serta keterampilan praktis dalam menghadapi potensi ancaman kebakaran hutan. Sebanyak 40 peserta terlibat, meliputi anggota Kelompok Kebun Raya Tuatunu, mahasiswa dan dosen dari Universitas Bangka Belitung, serta perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang. Mereka mendapatkan bekal penting untuk menjaga kelestarian kawasan hijau.
Pelatihan ini merupakan respons terhadap meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akibat perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem. Dengan adanya program ini, diharapkan kapasitas lokal dalam penanggulangan bencana dapat meningkat, sehingga dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat dapat diminimalisir secara efektif.
Pentingnya Kolaborasi dalam Perlindungan Lingkungan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto, menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan Pertamina dalam upaya perlindungan kawasan hijau. Menurutnya, kolaborasi antara berbagai pihak, seperti yang ditunjukkan oleh Pertamina, sangat vital dalam menghadapi tantangan lingkungan saat ini. Dukungan ini mencerminkan sinergi yang diperlukan untuk menjaga kelestarian alam.
Beliau menekankan bahwa kegiatan pelatihan mitigasi kebakaran hutan ini menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan dapat memperkuat upaya konservasi. Sebanyak 40 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang menunjukkan cakupan luas dari program ini, memastikan penyebaran pengetahuan yang efektif. Kolaborasi semacam ini harus terus diperluas.
Suharto juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan hidup. Ancaman kebakaran hutan yang semakin nyata menuntut pendekatan komprehensif dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Inisiatif Pertamina ini menjadi model yang patut dicontoh.
Peningkatan Kapasitas dan Keterampilan Peserta
Salah satu peserta pelatihan, Yudhi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pengetahuan yang diperoleh dari program ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang bekerja di kawasan konservasi seperti Kebun Raya Tua Tunu. Pengetahuan dan keterampilan yang diberikan telah membekali mereka untuk lebih siap menghadapi risiko kebakaran.
Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga melibatkan praktik langsung pemadaman api skala kecil. Peserta dilatih menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis Fire Blanket dan Tabung Dry Chemical Powder. Sesi praktik ini sangat penting untuk memastikan peserta memiliki kemampuan respons cepat dan tepat dalam situasi darurat.
Selain pelatihan teknis, Pertamina juga memberikan bantuan berupa kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang lengkap. Bantuan ini bertujuan untuk mendukung perlindungan optimal bagi anggota kelompok saat bertugas di lapangan. Kesiapan dalam penanganan cedera ringan menjadi bagian integral dari mitigasi risiko.
Komitmen Pertamina terhadap Lingkungan Berkelanjutan
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menyatakan bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen Pertamina. Perusahaan tidak hanya berperan sebagai penyedia energi, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam membangun kapasitas dan ketahanan lingkungan berkelanjutan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Program pelatihan mitigasi kebakaran ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina. Secara spesifik, inisiatif ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Tujuan 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim dan Tujuan 15 tentang Menjaga Ekosistem Daratan. Pertamina berupaya berkontribusi pada agenda pembangunan global.
Rusminto menegaskan bahwa melalui pelatihan ini, Pertamina memastikan kelompok binaan memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan memadai. Kesiapan ini penting untuk menghadapi berbagai risiko di sekitar mereka, termasuk ancaman kebakaran hutan. Pertamina berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam menghadapi tantangan lingkungan secara aktif dan proaktif.