Tahukah Anda? Poltekkes Kemenkes Maluku Dorong Pendidikan Berkarakter Kuat dan Etika Tinggi untuk Tenaga Kesehatan Masa Depan
Poltekkes Kemenkes Maluku berkomitmen kuat wujudkan Pendidikan Berkarakter dengan integritas dan etika. Siapkan tenaga kesehatan profesional yang bermoral tinggi!
Ambon – Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Maluku secara serius mendorong terciptanya ekosistem pendidikan tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan etika. Langkah ini diambil sebagai komitmen lembaga dalam mencetak tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki karakter dan moral yang kuat.
Direktur Poltekkes Kemenkes Maluku, dr. Betty Anthoineta Sahertian, menegaskan pentingnya dua pilar utama dalam dunia pendidikan kesehatan, yaitu integritas dan pengendalian diri. Menurutnya, tanpa kedua pilar tersebut, kompetensi profesional tidak akan cukup untuk menjawab kompleksitas tantangan pelayanan kesehatan di masa depan.
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan Poltekkes Kemenkes Maluku siap menghadapi berbagai dilema etika di lapangan. Pembentukan karakter ini ditekankan harus ditanamkan sejak dini melalui berbagai kebijakan dan keteladanan para pemimpin akademik di lingkungan kampus.
Pentingnya Integritas dan Pengendalian Diri dalam Pendidikan Kesehatan
Dr. Betty Anthoineta Sahertian secara tegas menyatakan bahwa integritas dan pengendalian diri merupakan fondasi yang tak tergantikan dalam dunia pendidikan kesehatan. Kedua pilar ini menjadi krusial karena kompetensi profesional saja tidak akan cukup untuk menjawab tantangan kompleks yang dihadapi tenaga kesehatan di masa depan. Lingkungan akademik seringkali menyajikan dilema etika yang menuntut pengendalian diri dari seluruh sivitas akademika.
Integritas, menurut dr. Betty, bukanlah sesuatu yang dapat dibentuk secara instan, melainkan harus ditanamkan sejak dini. Proses penanaman ini melibatkan serangkaian kebijakan yang mendukung, program pembinaan karakter yang berkelanjutan, serta keteladanan nyata dari para pemimpin akademik. Setiap interaksi antara dosen dan mahasiswa dianggap sebagai kesempatan emas untuk membangun karakter yang kuat dan luhur.
Bagi mahasiswa, integritas termanifestasi dalam sikap jujur, menghindari tindakan mencontek dan plagiarisme, serta bertanggung jawab penuh atas proses belajarnya. Sementara itu, bagi dosen, integritas mencakup objektivitas dalam penilaian, menjunjung tinggi etika penelitian, dan menghindari segala bentuk penyalahgunaan wewenang. Teladan yang diberikan oleh pendidik memiliki dampak yang jauh lebih kuat dibandingkan instruksi verbal semata.
Tata Kelola Institusi dan Kepemimpinan Beretika
Dalam aspek tata kelola institusi, Poltekkes Kemenkes Maluku juga menyoroti pentingnya akuntabilitas dan transparansi sebagai prinsip utama. Institusi ini menekankan perlunya sistem pengawasan internal yang efektif serta mekanisme umpan balik yang kuat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh proses operasional berjalan dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan profesionalisme yang tak tergoyahkan.
Budaya etika yang kokoh dan berkelanjutan tidak akan tercipta tanpa adanya kepemimpinan yang konsisten dan kebijakan yang secara eksplisit berpihak pada nilai-nilai luhur. Dr. Betty menegaskan bahwa integritas harus dimulai dari puncak hirarki. Setiap pemimpin di lingkungan kampus, mulai dari direktur, kepala unit, hingga ketua program studi, diharapkan menjadi contoh nyata dalam bersikap jujur, adil, dan berorientasi pada kebaikan bersama.
Komitmen terhadap nilai-nilai ini menjadi landasan bagi setiap keputusan dan interaksi yang terjadi di dalam institusi. Dengan demikian, Poltekkes Kemenkes Maluku berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter dan moral seluruh sivitas akademika, sejalan dengan visi Pendidikan Berkarakter yang diusung.
Inisiatif Poltekkes Kemenkes Maluku dan Dampaknya
Guna mewujudkan visi tersebut, Poltekkes Kemenkes Maluku telah meluncurkan berbagai inisiatif konkret untuk menanamkan nilai-nilai integritas dan etika. Program-program ini mencakup penguatan regulasi etika internal, pembinaan karakter melalui pelatihan khusus, serta penyelenggaraan ruang diskusi yang membahas dilema etis yang kerap muncul dalam dunia akademik dan pelayanan kesehatan.
Dr. Betty mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan nilai-nilai luhur sebagai fondasi utama dalam setiap keputusan dan interaksi yang dilakukan. Keberhasilan suatu institusi pendidikan, menurutnya, tidak hanya diukur dari pencapaian prestasi akademik semata, tetapi juga dari kemampuannya dalam mencetak lulusan yang memiliki karakter kuat dan integritas tinggi.
Di tengah tuntutan pelayanan kesehatan yang semakin kompleks dan dinamis, kebutuhan akan tenaga profesional yang tidak hanya ahli secara teknis tetapi juga bermoral tinggi menjadi sangat mendesak. Inilah kontribusi nyata yang diberikan oleh Poltekkes Kemenkes Maluku bagi kemajuan daerah, khususnya Maluku, dan dunia kesehatan secara lebih luas, melalui fokus pada Pendidikan Berkarakter.