Barito Putera: Pertarungan Sengit di Dua Laga Tersisa untuk Hindari Degradasi
CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, meminta timnya berjuang habis-habisan di dua laga terakhir Liga 1 untuk menghindari degradasi, menekankan pentingnya kerja keras dan fokus.
Barito Putera berada di ujung tanduk. Hanya dua pertandingan tersisa di Liga 1 Indonesia, dan nasib tim berjuluk Laskar Antasari tersebut berada di ambang degradasi. CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, telah mengeluarkan ultimatum kepada para pemain dan pelatih untuk berjuang habis-habisan demi menghindari jurang terdalam kompetisi sepak bola Indonesia. Pertarungan hidup mati ini akan menentukan apakah Barito Putera tetap bertahan di kasta tertinggi atau harus rela turun kasta.
Situasi Barito Putera saat ini sangat genting. Dengan raihan 31 poin dari 32 pertandingan, mereka terdampar di peringkat ke-16 klasemen sementara, terpaut satu poin dari zona aman. Oleh karena itu, kemenangan mutlak di dua laga sisa menjadi harga mati. Tidak hanya kemenangan, Barito Putera juga berharap tim-tim di atasnya gagal meraih poin penuh agar peluang untuk tetap bertahan di Liga 1 tetap terbuka.
Hasnuryadi Sulaiman, dalam pernyataan resminya, memberikan tekanan kepada seluruh tim. Ia menekankan pentingnya perjuangan dan fokus, bukan hanya doa semata. "Tinggal dua pertandingan lagi. Ayo tunjukkan kalau memang kita bisa dua kali menang, bukan cuma amin tapi kita harus fight, harus berjuang. Kalo kamu hanya berdoa tidak berjuang percuma. Kalau kamu tidak konsen percuma," tegas Hasnuryadi.
Tekanan untuk Raih Kemenangan
Hasnuryadi tidak main-main. Ia meminta pelatih untuk menurunkan pemain yang benar-benar siap tempur, bukan sekadar mengandalkan nama besar. Menurutnya, dua laga terakhir ini adalah ujian sesungguhnya, sebuah pertarungan untuk membuktikan kualitas dan mentalitas tim. "Coach saya minta pasang yang mau fight saja. Konsentrasi, tidak main-main bola kesana-kemari. Ayo kapan lagi sudah 32 pertandingan masa kayak gini terus," tegasnya lagi.
Ia juga memberikan pesan tambahan yang penuh semangat juang: "And just dream about it, do this, do your best. So it prove it and tell my brother. We are family together. Come on let's fight together, this is war." Pesan ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan dan kerja keras dalam menghadapi situasi kritis ini.
Tekanan bukan hanya datang dari CEO, tetapi juga dari situasi klasemen yang sangat ketat. Barito Putera harus memenangkan kedua pertandingan melawan PSM Makassar dan PSIS Semarang. Kemenangan atas PSM Makassar pada Jumat (17/5) di kandang sendiri akan menjadi langkah awal yang krusial. Kemudian, laga tandang melawan PSIS Semarang pada Sabtu (25/5) akan menjadi penentu nasib Barito Putera.
Jadwal Pertandingan Penentu Nasib
Barito Putera memiliki jadwal pertandingan yang cukup berat. PSM Makassar, lawan di pekan ke-33, merupakan tim yang cukup kuat dan sedang dalam performa yang baik. Begitu pula dengan PSIS Semarang yang juga akan menjadi tantangan besar bagi Barito Putera. Kedua pertandingan ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi mental dan kemampuan tim.
Selain harus meraih kemenangan, Barito Putera juga harus berharap tim-tim di atasnya terpeleset. Hanya dengan kombinasi kemenangan sendiri dan kekalahan tim pesaing, Barito Putera dapat keluar dari zona degradasi. Situasi ini membuat setiap pertandingan menjadi sangat krusial dan penuh tekanan.
Barito Putera berada di situasi yang sulit, namun bukan berarti tanpa harapan. Dengan perjuangan maksimal, dukungan penuh dari manajemen, dan kerja keras tim, masih ada peluang untuk tetap bertahan di Liga 1. Pertandingan melawan PSM Makassar dan PSIS Semarang akan menjadi saksi bisu perjuangan hidup mati Barito Putera untuk tetap berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Semua mata tertuju pada Matias Mier dan rekan-rekannya. Mereka harus menunjukkan mental juara dan semangat juang yang tinggi untuk melewati tantangan berat ini. Pertandingan-pertandingan ini bukan hanya sekadar pertandingan sepak bola, tetapi juga pertarungan untuk mempertahankan eksistensi Barito Putera di Liga 1 Indonesia.