1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BOLARIA

Melawan Lupa Part 1

Penulis : Hery Susanto

14 Januari 2020 20:55

PS "PUTRA MANDIRI"

Melawan Lupa Part-1

PUTRA MANDIRI PANUMBANGAN

Akhir tahun 80-90an diawali dengan “PS Abadi” berkibarlah bendera sepak bola Panumbangan, tak lepas dari nama besar nan lengendaris (Subagyo/Gendon, Tohiri, Casro’I, Sukisto, Suparno, Munasir, Wasrib, Djazuli, Suroso dll) Pertama juara 2 th 80 juara 1 th 86. Kala itu juga sepak bola wanita Panumbangan juga sangat diperhitungkan yang mampu mengalahkan PS Sragi di Lapangan Sikobaran. Nama-nama besar tersebut hingga kini masih eksis untuk tetap berdiri tegak mengawal dan mendukung PS Putra Mandiri berlaga. Di tahun 1991 melalui tangan dingin Hufron sebagai tokoh sentral pemuda saat itu berdirilah PS Mandiri yang selanjutnya dipatenkan menjadi PS PUTRA MANDIRI yang melegenda hingga kini menjadi PSPM.

Perjuangan PUTRA MANDIRI membuahkan hasil 10 tahun kemudian di tahun 1995 dengan menjuarai Pordes Kecamatan Paninggaran dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke 50th, sebuah momen yang sangat bersejarah bagi warga Panumbangan khususnya dan Lambanggelun pada umumnya kita juara lagi th 96, 97, 98,. Sejak saat itulah kebangkitan sepak bola Panumbangan diawali oleh generasi kedua era Ghufron cs hingga kini dengan berbagai koleksi tropi juara. Atas prestasi tersebut bangkitlah semangat warga Panumbangan yang dimotori oleh pemuda untuk membangun lapangan sepak bola yang lebih luas dan representative di tahun 1997(sejarah Stadion Krida Muda Mandiri akan kami ulas dalam tulisan berikutnya).

Perjuangan panjang di tahun 1995 menjadi Juara Kecamatan tidaklah semudah yang dibayangkan. Kisaran tahun 1993 para pemuda berusaha untuk bisa mendapatkan sepatu bola sebagai syarat kompetisi yang mewajibkan pemain bola harus memakai sepatu sepak bola, lagi-lagi melalui tangan dingin seorang Gufron para pemuda diberikan fasilitas kredit sepatu bola merk “KICO”, dan bagi yang mampu membeli sendiri tidak menggunakan fasilitas tersebut. Ditahun 1994 meningkat satu digit dengan membeli kaos team sepak bola warna biru tua, dikarenakan belum punya keuangan team akhirnya kaos tersebut dibeli dengan iuran pemuda tetapi tidaklah semua anggota Putra Mandiri yang iuran, sebagai contoh penulis bukanlah pemain bola karena cintanya dengan sepak bola maka ikut membeli kaos team tersebut satu unit. Ide pembelian kaos team dengan cara ini muncul dari Musholeh yang saat itu bekerja menjadi mandor Perhutani (=kini sudah jadi Asper di Perum Perhutani Pemalang). Guru-guru muda yang mengajar dan tinggal di Panumbanganpun turut serta ada Pak Abdul Ghofar dan Alm Pak Harsono.

Putra Mandiri bukanlah sekedar nama team sepak bola kampung. Dalam perkembangannya Putra Mandiri menjelma menjadi brand yang cukup dikenal, ada SSB Putra Mandiri dan bahkan Putra Mandiri tercatat sebagai team yang punya hak suara di PSSI Kabupaten Pekalongan serta Juara 3 Divisi 1 PSSI Kab Pekalongan tahun 2011, Juara 3 U12 Kab.Pekalongan tahun 2014, Juara 2 U16 Kab. Pekalongan kereenkan! Tangan-tangan dingin pengemas Putra Mandiri patut diacungi jempol, hal ini tidak terlepas dukungan masyarakat Dukuh Panumbangan yang sanggat bersemanggat dan antusias membesarkan Putra Mandiri. semua kalangan tua muda laki perempuan bahu membahu mewujudkan mimpi, dimana mimpi itu kini sudah terwujud dan nyata. Marilah kita pertahankan dan jaga dengan penuh cinta PUTRA MANDIRI Panumbangan. (Nara Sumber @Sujarwo)

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : hery-susanto

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya