Terungkap! Sosok Miftah Lolos Audisi 'Ghost in The Cell' Berkat Tarian Unik dengan Sepatu Hak Tinggi

Magistus Miftah, pembaca tarot yang tak terduga, berhasil memukau Joko Anwar dan lolos audisi 'Ghost in The Cell' dengan keahlian menari heels yang spektakuler. Siapa dia?

Jakarta, 25 Juli – Dunia perfilman Indonesia kembali dihebohkan dengan kehadiran talenta baru yang berhasil mencuri perhatian sutradara kawakan Joko Anwar. Magistus Miftah, seorang pembaca tarot yang tak disangka, sukses menembus ketatnya audisi terbuka untuk film horor komedi terbaru, "Ghost in The Cell". Keberhasilannya ini menjadi sorotan utama setelah proses pencarian talenta daring yang dimulai pada Mei 2025.

Miftah berhasil memukau tim produksi Come and See Pictures dengan keahliannya yang unik dan tak terduga. Ia menunjukkan kemampuan menari modern dan tradisional menggunakan sepasang sepatu hak tinggi atau heels. Video audisinya yang menampilkan tarian memukau ini langsung membuat Joko Anwar dan produser Tia Hasibuan terkesima.

Keputusan pemilihan Miftah ini menambah daftar panjang kejutan dalam industri perfilman Tanah Air. Film "Ghost in The Cell" sendiri dijadwalkan akan tayang di bioskop pada tahun 2026. Kehadiran Miftah diharapkan dapat membawa warna baru dalam genre horor komedi yang digarap Joko Anwar.

Joko Anwar mengungkapkan bahwa video tarian Magistus Miftah dengan sepatu hak tinggi langsung menarik perhatian tim pencari bakat. Dari sekitar 700 video pendaftar yang masuk, penampilan Miftah dianggap paling menonjol dan tak terlupakan. "Itu kami langsung teriak, ini dia yang kami cari," ujar Joko Anwar menggambarkan antusiasmenya.

Produser Tia Hasibuan turut mengonfirmasi kesan mendalam yang diberikan oleh Miftah. Menurut Tia, video tarian Miftah sangat luar biasa dan belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Kemampuan menari Miftah yang luar biasa ini secara langsung memenuhi kriteria spesifik yang dicari oleh tim produksi.

Meskipun Miftah dikenal sebagai pembaca tarot, bukan penari profesional, keunikan dan kualitas tariannya tidak dapat diragukan. Keahlian ini menjadi kunci utama yang membawanya lolos audisi. Joko Anwar dan Tia Hasibuan masih merahasiakan alasan mengapa peran Novilham dalam "Ghost in The Cell" membutuhkan aktor dengan kemampuan menari yang mumpuni.

Pencarian talenta untuk film "Ghost in The Cell" dilakukan dengan sangat ketat. Audisi terbuka yang digelar secara daring pada Mei 2025 menarik minat ratusan pendaftar. Total sekitar 700 video audisi diterima oleh tim produksi, menunjukkan tingginya antusiasme para aktor.

Kriteria yang ditetapkan untuk peran ini cukup spesifik. Tim mencari aktor laki-laki berusia antara 30 hingga 50 tahun yang memiliki kemampuan menari mahir dalam berbagai gaya. Selain itu, aktor tersebut juga diwajibkan memiliki postur tubuh yang besar, seperti yang dijelaskan oleh Tia Hasibuan.

Saking ketatnya kriteria dan sulitnya menemukan talenta yang tepat, tim pencari bakat bahkan memperluas jangkauan audisi hingga ke Malaysia dan Thailand. Namun, pada akhirnya, talenta yang dicari justru ditemukan di Indonesia, dalam diri Magistus Miftah yang berprofesi sebagai pembaca tarot.

Film "Ghost in The Cell" akan menjadi tontonan menarik dengan latar belakang cerita di dalam penjara. Kehadiran Magistus Miftah dalam jajaran pemain menambah daftar aktor papan atas yang akan membintangi film ini. Nama-nama besar seperti Lukman Sardi, Abimana Aryasatya, Tora Sudiro, Morgan Oey, dan Aming dipastikan turut meramaikan produksi ini.

Kombinasi antara sutradara visioner Joko Anwar dan deretan aktor berbakat menjanjikan sebuah film horor komedi yang segar dan menghibur. Film ini diharapkan dapat memberikan pengalaman sinematik yang berbeda bagi penonton. Dengan genre yang unik dan jajaran pemain yang kuat, "Ghost in The Cell" berpotensi menjadi salah satu film yang paling dinanti di tahun 2026.

Detail lebih lanjut mengenai alur cerita dan peran masing-masing aktor masih dirahasiakan. Namun, antusiasme publik sudah mulai terasa, terutama setelah terungkapnya kisah unik di balik terpilihnya Magistus Miftah. Film ini akan menjadi bukti bahwa bakat dapat ditemukan di mana saja, bahkan dari profesi yang tidak terduga.