10 Korban Luka Akibat Gempa M 6,0 Guncang Poso, Gereja Rubuh saat Ibadah
Gempa magnitudo 6,0 mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, mengakibatkan 10 korban luka. Bagaimana kondisi mereka dan bangunan yang terdampak Gempa Poso?
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu pagi, 17 Agustus. Peristiwa ini terjadi tepatnya pukul 06.36 WITA dan memicu kepanikan di kalangan warga setempat. Pusat gempa berada di laut, sekitar 13 kilometer arah barat laut Kota Poso.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah segera merespons kejadian ini dengan melakukan monitoring dampak. Laporan awal menunjukkan adanya korban luka serta kerusakan pada beberapa infrastruktur. Kedalaman gempa tercatat dangkal, hanya sekitar 10 kilometer.
Insiden Gempa Poso ini menyebabkan 10 orang warga mengalami luka-luka, khususnya mereka yang berada di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Para korban langsung mendapatkan penanganan medis dan telah dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk perawatan lebih lanjut.
Dampak dan Korban Gempa Poso
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring, mengonfirmasi data awal korban. "Hasil monitoring sementara, 10 korban luka di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir," ujarnya. Para korban ini dilaporkan tengah beribadah di Gereja Elim saat gempa terjadi.
Gereja Elim, yang sedang dalam proses renovasi, tidak mampu menahan guncangan kuat Gempa Poso dan rubuh total. Peristiwa ini menjadi penyebab utama luka-luka yang dialami para jemaat. Seluruh korban telah berhasil dievakuasi dan dirujuk ke Puskesmas Tokorondo untuk penanganan medis.
Selain korban jiwa, gempa juga menimbulkan kerusakan material di beberapa lokasi. Di Desa Ueralulu, satu bangunan sarang burung walet milik warga dilaporkan rusak parah. Sementara itu, satu bangunan rumah warga di Desa Lape juga mengalami kerusakan.
Dampak Gempa Poso juga terasa pada fasilitas ibadah lainnya. Masjid Al-A'la yang berlokasi di Desa Lanto Jaya dilaporkan mengalami kerusakan ringan. Tim BPBD terus melakukan pendataan lengkap mengenai seluruh kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana alam ini.
Analisis Seismik dan Gempa Susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut memberikan informasi terkini terkait aktivitas seismik di wilayah Poso. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa magnitudo 6,0 tersebut kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,8. Pemutakhiran data ini didasarkan pada analisis lebih lanjut.
Episenter Gempa Poso terletak pada koordinat 1,27° lintang selatan dan 120,75° bujur timur. Titik ini mengindikasikan bahwa pusat gempa berada di laut, tepatnya 13 kilometer arah barat laut Kota Poso. Kedalaman hiposenter yang dangkal, yaitu 10 kilometer, berkontribusi pada intensitas guncangan yang dirasakan.
Hingga beberapa jam setelah gempa utama, BMKG mencatat adanya serangkaian gempa susulan. "Hingga pukul 07.10 WIB terjadi 10 kali gempa susulan," terang Daryono dalam keterangan tertulisnya. Fenomena gempa susulan ini merupakan hal yang wajar terjadi setelah gempa bumi besar.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan. Pihak berwenang terus memantau situasi dan memberikan informasi terbaru. Kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam seperti Gempa Poso ini.