218 Penari Tarian Tembolak Beak NTB Siap Guncang Istana Negara di HUT ke-80 RI, Bawa Harum Nama Daerah!
Tarian Tembolak Beak kolosal dari NTB dengan 218 penari siap memukau Istana Negara di HUT ke-80 RI. Intip persiapan dan makna di balik pertunjukan akbar ini!
Sebanyak 218 personel tim kesenian asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menampilkan tarian kolosal bertajuk "Tembolak Beak". Pertunjukan akbar ini akan memukau Istana Negara dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Mereka akan tampil pada prosesi penurunan Bendera Merah Putih.
Kepala Taman Budaya Provinsi NTB, Suryadi Mulawarman, menegaskan bahwa seluruh persiapan telah mencapai 99 persen. Mulai dari penari, pembaca puisi, kostum, hingga musik Gendang Beleq, semuanya sudah siap. Tim telah menjalani rangkaian latihan intensif, termasuk gladi bersih di Istana Negara.
Tarian Tembolak Beak ini bukan sekadar pertunjukan seni. Ia merupakan representasi kekayaan budaya NTB, menyatukan tiga entitas suku besar: Sasak, Samawa, dan Mbojo. Penampilan ini diharapkan dapat membawa harum nama NTB di kancah nasional.
Persiapan Matang dan Evaluasi Positif
Suryadi Mulawarman mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran persiapan yang telah dilakukan. Ia menyatakan bahwa hasil evaluasi dari tim Sekretariat Negara, kurator, dan Kementerian Pariwisata tidak menemukan catatan atau koreksi signifikan. Hal ini menunjukkan kesiapan optimal tim NTB.
Para penari dan pemusik telah melalui serangkaian latihan yang sangat intensif. Gladi bersih di Istana Negara menjadi bagian krusial dari persiapan ini. Proses ini memastikan setiap gerakan dan irama selaras dengan standar pementasan di tingkat nasional.
Meskipun persiapan sudah hampir sempurna, Suryadi Mulawarman tetap menyerahkan sisanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Harapannya adalah agar seluruh proses pementasan berjalan lancar tanpa hambatan. Keyakinan ini menjadi modal utama bagi tim.
Representasi Budaya dan Tantangan Unik Tarian Tembolak Beak
Tarian kolosal Tembolak Beak menampilkan gabungan berbagai tarian tradisional. Di dalamnya terdapat unsur Tembolak, Gendang Beleq, Rudat, Rumpu, Lope, serta atraksi ketangkasan Presean. Ini mencerminkan keragaman budaya dari tiga suku besar di NTB.
Sella Aprilina (31), pelatih sekaligus penari Tembolak Beak, mengungkapkan kebanggaan dan haru bisa tampil di Istana Negara. Baginya, ini adalah pengalaman pertama dan sangat berharga. Ia mengakui tidak mudah untuk bisa mencapai titik ini.
Sella juga berbagi tantangan dalam melatih 200 talenta muda dari NTB. Persiapan yang sangat singkat, hanya tiga hari sejak 14 Agustus 2025, menjadi kendala utama. Meskipun demikian, ia melihat ini sebagai kesempatan langka yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Penggabungan materi dari tiga entitas suku besar, Sasak, Samawa, dan Mbojo, menjadi tantangan tersendiri bagi koreografer. Sella menjelaskan bahwa menyusun setiap materi agar selaras dan merepresentasikan ketiga budaya tersebut membutuhkan kreativitas dan kejelian.
Antusiasme dan Kebanggaan Penari di Istana Negara
Ainul Mardiati (22), penari asal Selong, Lombok Timur, mengaku sangat gugup akan tampil di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto dan tamu negara. Ia menyebut pementasan ini sebagai tarian paling sakral yang pernah ia lakukan. Ini adalah momen bersejarah baginya.
Yati, sapaan akrabnya, merasa sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dari tim ini. Ia dan teman-temannya bertekad untuk mempertahankan hasil penampilan terbaik dari gladi bersih. Misi mereka adalah membawa nama baik NTB.
Baiq Shaqina Putri Maharani, penari dari Universitas Negeri Jogja, juga berbagi pengalaman pertamanya di Istana Merdeka. Ia merasa terpukau saat gladi bersih dan merasakan aura menari yang berbeda di sana. Ini menjadi tantangan unik baginya.
Shaqina mengakui bahwa tampil di depan ribuan orang hebat di Indonesia adalah tantangan besar. Ia berharap penampilan mereka dapat membuat Indonesia melihat potensi NTB. Doa mereka adalah agar NTB bisa mendunia melalui seni budaya.