Banjir Mataram 4,2 Miliar Liter Air: Gubernur NTB Tegaskan Pentingnya Pengembangan Properti Ramah Lingkungan
Gubernur NTB mendesak pengembang properti untuk mengutamakan pengembangan properti ramah lingkungan guna mencegah bencana alam. Simak detail dampak pembangunan tak bertanggung jawab!
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, secara tegas meminta para pengusaha properti untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap pembangunan perumahan. Permintaan ini disampaikan dalam upaya mencegah potensi bencana alam di masa mendatang yang dapat merugikan masyarakat luas. Penekanan ini disampaikan saat Gubernur Iqbal menghadiri acara KPR Merdeka di Mataram pada Sabtu, 16 Agustus.
Langkah ini diambil menyusul pengalaman buruk akibat pembangunan perumahan yang kurang bertanggung jawab dan merugikan warga sekitar. Gubernur Iqbal menekankan pentingnya menciptakan perumahan yang benar-benar ramah lingkungan. Hal ini bertujuan agar setiap proyek properti dapat terintegrasi secara harmonis dengan ekosistem sosial dan alam NTB.
Pemerintah daerah bertekad agar tidak ada lagi proyek perumahan yang dibangun di bantaran sungai atau kawasan yang secara ekologis rawan bencana. Pembangunan yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan berisiko tinggi menimbulkan banjir dan tanah longsor. Risiko bencana ini pada akhirnya akan ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat sekitar.
Dampak Pembangunan Tak Bertanggung Jawab
Pengabaian aspek lingkungan dalam pembangunan properti telah terbukti membawa konsekuensi serius bagi masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah peristiwa banjir yang melanda Kota Mataram pada 6 Juli 2025. Hujan lebat yang mengguyur sejak pukul 12.30 WITA hingga sore hari menyebabkan genangan air parah di enam kecamatan.
Curah hujan yang ekstrem tersebut menghasilkan tumpahan air mencapai 4,2 miliar liter dalam kurun waktu enam jam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat lebih dari 30 ribu jiwa terdampak oleh bencana banjir ini. Ironisnya, banjir terjadi saat musim kemarau, menunjukkan adanya faktor lain yang memperparah kondisi.
Luapan dua sungai besar, Sungai Ancar dan Sungai Brenyok, serta satu sungai kecil, Sungai Unus, menjadi penyebab utama meluasnya genangan. Sungai-sungai ini melintasi kawasan pemukiman padat penduduk. Beberapa lokasi yang paling parah terdampak adalah Perumahan Riverside di Cakranegara dan Perkampungan Kekalik Jaya di Sekarbela, yang notabene dibangun dekat sungai.
Gubernur Iqbal secara spesifik mengingatkan agar pengembang tidak lagi membangun perumahan di bantaran sungai. Beliau juga menegaskan larangan pembangunan di daerah-daerah yang secara lingkungan tidak aman. Lahan hijau yang diubah menjadi beton tanpa perencanaan matang dapat mengurangi kemampuan tanah menyerap air, sehingga memicu banjir dan longsor.
Pentingnya Keseimbangan Ekologis dalam Properti
Gubernur NTB menekankan bahwa setiap proyek perumahan harus menjadi bagian integral dari ekosistem sosial di NTB. Hal ini berarti pembangunan harus mendukung pertumbuhan masyarakat baik di dalam maupun di luar area perumahan. Konsep ini mencakup perencanaan yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan secara menyeluruh.
Pembangunan perumahan yang ramah lingkungan tidak hanya mengurangi risiko bencana, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Ketersediaan ruang terbuka hijau, sistem drainase yang baik, dan pengelolaan air limbah yang efektif adalah beberapa contoh aspek penting. Ini semua berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Pengembang properti memiliki peran krusial dalam mewujudkan visi ini. Mereka diharapkan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial. Kerjasama antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan kawasan hunian yang aman dan lestari.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, potensi bencana dapat diminimalisir secara signifikan. Ini juga akan menciptakan nilai tambah bagi properti itu sendiri. Lingkungan yang terjaga akan menarik lebih banyak calon pembeli yang peduli terhadap keberlanjutan dan keamanan tempat tinggal mereka.