Basarnas Kerahkan KN 212 Cari Nelayan Hilang Kodingareng, Sudah 4 Hari Belum Ditemukan!
Basarnas Makassar terus melakukan pencarian terhadap Sampara Daeng Ngitung, nelayan hilang di perairan Kodingareng, yang sudah empat hari belum kembali. Apa penyebabnya?
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Makassar mengerahkan Kapal Negara (KN) 212 untuk mencari seorang nelayan bernama Sampara Daeng Ngitung, 55 tahun, yang dinyatakan hilang saat melaut di perairan Pulau Kodingareng, Makassar, Sulawesi Selatan. Operasi SAR ini dimulai setelah korban tidak kembali ke rumahnya sejak Rabu, 30 Juli 2025. Pihak keluarga dan Kepala Desa Biringkassi melaporkan kejadian ini kepada Basarnas setelah upaya pencarian mandiri tidak membuahkan hasil.
Kepala Kantor Basarnas Makassar, Muhammad Arif Anwar, menyatakan bahwa tim penyelamat telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Pencarian dilakukan berdasarkan perhitungan arus dan angin menggunakan aplikasi SAR MAP untuk memperkirakan lokasi keberadaan korban. Meskipun telah memasuki hari keempat pencarian, korban belum ditemukan, dan operasi akan terus dilanjutkan.
Sampara Daeng Ngitung, warga Desa Biringkassi, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, terakhir kali terlihat melaut sekitar pukul 07.00 WITA. Kekhawatiran keluarga memuncak ketika korban tak kunjung pulang hingga malam hari, mendorong mereka untuk meminta bantuan nelayan sekitar. Setelah pencarian awal tidak berhasil, laporan resmi disampaikan kepada Basarnas, yang segera merespons dengan mengerahkan sumber daya penuh.
Kronologi Hilangnya Sampara Daeng Ngitung
Sampara Daeng Ngitung memulai aktivitas melautnya pada Rabu, 30 Juli 2025, pagi hari di sekitar perairan Pulau Kodingareng, yang merupakan lokasi penangkapan ikan rutinnya. Namun, hingga malam tiba, ia tidak kembali ke kediamannya, menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi pihak keluarga. Kondisi ini memicu kepanikan di kalangan kerabat dan tetangga.
Keluarga korban kemudian berinisiatif meminta bantuan kepada nelayan-nelayan di sekitar untuk melakukan pencarian awal. Mereka menyisir area perairan Pulau Kodingareng dengan harapan menemukan jejak Sampara Daeng Ngitung atau perahunya. Sayangnya, upaya pencarian mandiri oleh para nelayan tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan dan tidak adanya tanda-tanda keberadaan korban, Kepala Desa Biringkassi mengambil tindakan. Beliau segera melaporkan kejadian hilangnya nelayan ini kepada Basarnas Makassar. Laporan ini menjadi dasar bagi Basarnas untuk memulai operasi pencarian dan penyelamatan secara resmi, melibatkan tim dan peralatan yang lebih canggih.
Upaya Pencarian oleh Basarnas dan Tim Gabungan
Menindaklanjuti laporan tersebut, Basarnas Makassar segera mengerahkan Kapal Negara 212 beserta satu tim rescuer menuju lokasi kejadian. Kepala Seksi dan Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, menjelaskan bahwa informasi awal diterima dari Kepala Desa Biringkassi, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengerahan kapal. Tim Basarnas menggunakan data arus dan angin untuk memprediksi pergerakan korban.
Pencarian diperluas secara signifikan, mencakup area hingga delapan mil dari Pelabuhan Paotere yang berdekatan dengan Pulau Kodingareng. Area pencarian juga diperluas hingga ke wilayah pesisir Kabupaten Maros, Untia, dan Sungai Tello. Tim Basarnas berupaya keras menyisir setiap sudut perairan yang relevan, menggunakan berbagai metode pencarian.
Selain pengerahan kapal, tim juga menggunakan perahu karet untuk memudahkan penyisiran di lokasi terdekat dan area yang lebih dangkal. Upaya lain yang dilakukan adalah siaran darurat atau SAR broadcast melalui GPS ke kapal-kapal lain yang berada di sekitar lokasi. Koordinasi erat juga dijalin dengan aparat kepolisian, TNI, serta masyarakat di pulau-pulau sekitar, meminta mereka untuk segera melapor jika melihat perahu atau korban.
Misteri Penyebab Hilang dan Kendala Pencarian
Hingga saat ini, penyebab pasti hilangnya Sampara Daeng Ngitung masih belum diketahui. Andi Sultan menyampaikan bahwa belum ada informasi apakah korban tenggelam, hanyut terbawa arus, atau terjatuh dari perahunya. Misteri ini semakin diperparah karena perahu korban juga belum ditemukan, menyulitkan tim untuk mengidentifikasi skenario kejadian.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, termasuk penggunaan aplikasi SAR MAP untuk pemetaan lokasi, hasil pencarian selama dua hari pertama masih nihil. Kondisi cuaca dan arus laut yang dinamis menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat. Tim harus terus memperbarui perhitungan dan strategi pencarian mereka berdasarkan kondisi perairan terkini.
Basarnas Makassar berkomitmen untuk melanjutkan operasi pencarian hingga korban ditemukan. Koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, menjadi kunci dalam menghadapi kendala yang ada. Harapan tetap ada untuk menemukan Sampara Daeng Ngitung dalam kondisi selamat, meskipun waktu terus berjalan dan tantangan semakin besar.