LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

BMKG Deteksi Peningkatan Signifikan Hotspot Karhutla di Kalimantan dan Sumatra: Ancaman Musim Kemarau Puncak

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan signifikan Hotspot Karhutla di Kalimantan dan Sumatra, bertepatan dengan puncak musim kemarau. Apa dampaknya?

Jumat, 01 Agu 2025 21:35:00
konten ai
BMKG mendeteksi peningkatan signifikan titik panas Karhutla di Kalimantan dan Sumatera, berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan yang meluas di tengah puncak musim kemarau. Apa penyebabnya? (©Planet Merdeka)
Advertisement

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi peningkatan signifikan jumlah titik panas atau hotspot yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia. Peningkatan ini terutama terjadi di Kalimantan dan Sumatra, mengindikasikan ancaman serius di tengah puncak musim kemarau.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, pada Jumat menyatakan bahwa data satelit Himawari-9 per 30 Juli 2025 menunjukkan peningkatan drastis. Jumlah hotspot di Kalimantan mencapai 22 titik, sembilan di Sumatra, dan dua lainnya terdeteksi di Sulawesi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya, memicu kekhawatiran akan meluasnya karhutla.

Peningkatan hotspot ini bertepatan dengan puncak musim kemarau yang sedang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi atmosfer yang mendukung kekeringan turut memperparah situasi, menuntut kewaspadaan tinggi dari berbagai pihak. Upaya mitigasi dan pencegahan harus segera ditingkatkan untuk menekan potensi bencana karhutla.

Advertisement

Peningkatan Signifikan dan Penyebab Meteorologis

BMKG mengonfirmasi bahwa lonjakan jumlah hotspot ini bersamaan dengan puncak musim kemarau. Beberapa dinamika atmosfer turut memperkuat tren kekeringan yang terjadi saat ini. Massa udara yang menguat dari Samudra Pasifik mengurangi pembentukan awan hujan, menyebabkan minimnya curah hujan.

Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia mempercepat proses penguapan di wilayah barat Indonesia. Kombinasi pola meteorologis ini diperkirakan akan meningkatkan risiko kebakaran sporadis namun cepat menyebar. Area yang paling rentan adalah lahan gambut dan hutan produksi yang memiliki tingkat bahan bakar kering sangat tinggi.

BMKG menyerukan peningkatan kewaspadaan di wilayah-wilayah yang mengalami penurunan curah hujan dan kelembapan rendah. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan potensi penyebaran api, termasuk di Provinsi Jambi. Pencegahan dini menjadi kunci untuk menghindari dampak karhutla yang lebih luas.

Advertisement

Kewaspadaan di Jambi dan Upaya Mitigasi

Pemantauan sebelumnya oleh BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Jambi diperkirakan akan mengalami penurunan drastis curah hujan. Dalam sepuluh hari pertama bulan Agustus, intensitas curah hujan di Jambi diproyeksikan hanya berkisar antara 20 hingga 50 milimeter. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan meningkatkan risiko kebakaran.

Sejak 30 Juli hingga 5 Agustus, beberapa area di Jambi juga telah ditandai sebagai zona dengan tingkat kerentanan kebakaran tinggi berdasarkan analisis spasial. Peta indikator menunjukkan bahwa zona merah dan kuning mulai menggantikan zona biru (risiko rendah) yang sebelumnya dominan. Bagian utara Jambi, termasuk wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung dan Muaro Jambi, menunjukkan peningkatan kerentanan terhadap kebakaran yang signifikan.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG telah mengaktifkan kembali Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jambi. Operasi ini menargetkan area-area rentan sebelum awan hujan menghilang sepenuhnya. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa OMC yang dilaksanakan dari 2 hingga 9 Juni sebelumnya menunjukkan hasil efektif, menghasilkan curah hujan hampir setiap hari dengan total volume 157,6 juta meter kubik.

Berita Terbaru
  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara
  • Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!
  • UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
  • Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar
  • Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan
  • bmkg
  • hotspot karhutla
  • jambi
  • kalimantan
  • kebakaran hutan
  • konten ai
  • lahan gambut
  • mitigasi bencana
  • musim kemarau
  • operasi modifikasi cuaca
  • #planetantara
  • sumatra
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.