BPBD Kotim Distribusi Air Bersih 12 Ribu Liter: Mengapa Warga Bagendang Permai Sangat Membutuhkan?
BPBD Kotim Distribusi Air Bersih 12 ribu liter ke Desa Bagendang Permai, Mentaya Hilir Utara. Cari tahu mengapa bantuan ini sangat vital bagi warga setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, telah menyalurkan 12 ribu liter air bersih kepada warga Desa Bagendang Permai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Bantuan ini diberikan untuk mengatasi kesulitan akses air bersih yang dialami masyarakat akibat dampak musim kemarau panjang. Sebanyak kurang lebih 60 kepala keluarga menjadi sasaran utama pendistribusian air bersih ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, menjelaskan bahwa bantuan ini sangat mendesak, terutama bagi warga di RT 01 Desa Bagendang Permai. Banyak masyarakat di wilayah tersebut yang tergolong kurang mampu, sehingga sangat bergantung pada bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Kondisi geografis dan ekonomi menjadi faktor utama yang memperparah krisis air di desa ini.
Pendistribusian air bersih ini merupakan tindak lanjut dari permohonan resmi yang diajukan oleh Camat Mentaya Hilir Utara, berdasarkan surat dari Kepala Desa Bagendang Permai. BPBD Kotim merespons cepat dengan mengerahkan tiga unit mobil tangki untuk memastikan air bersih dapat sampai ke tangan warga yang membutuhkan. Operasi ini berjalan lancar berkat kerja sama berbagai pihak.
Krisis Air Bersih di Bagendang Permai
Musim kemarau telah menyebabkan warga Desa Bagendang Permai menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan air bersih. Sumber air alami mengering, sementara akses terhadap infrastruktur air bersih modern masih terbatas. Kondisi ini memaksa warga untuk mencari alternatif yang seringkali tidak ideal atau tidak higienis untuk kebutuhan konsumsi dan sanitasi.
Multazam menambahkan bahwa Desa Bagendang Permai, khususnya Dusun Balambit, merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap krisis air bersih. Hal ini karena desa tersebut belum terjangkau oleh jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Jarak yang cukup jauh dari jalan utama, Jalan HM Arsyad, menjadi penghalang utama pengembangan infrastruktur air di wilayah tersebut.
Selain masalah infrastruktur, faktor ekonomi juga memperparah kondisi warga. Banyak penduduk di desa ini yang termasuk dalam kelompok rentan secara ekonomi, sehingga tidak mampu membeli air bersih dari pihak swasta. Keterbatasan finansial ini membuat mereka sangat bergantung pada sumber air alternatif yang seringkali tidak memenuhi standar kesehatan atau mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Selama ini, sebagian besar warga Desa Bagendang Permai mengandalkan air hujan sebagai sumber utama untuk memasak dan minum. Apabila musim kemarau berkepanjangan, mereka terpaksa menggunakan air Sungai Mentaya, meskipun harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu agar layak dikonsumsi. Metode ini tentu memerlukan upaya ekstra dan tidak selalu menjamin kualitas air yang optimal.
Respons Cepat BPBD Kotim dan Kolaborasi Lintas Sektor
Menanggapi permohonan bantuan air bersih, BPBD Kotim segera mengambil tindakan responsif. Pengiriman 12 ribu liter air bersih ke Desa Bagendang Permai menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi dampak kekeringan. Prioritas diberikan kepada wilayah yang paling membutuhkan, seperti RT 01, yang dihuni oleh banyak keluarga kurang mampu.
Pendistribusian air bersih ini tidak hanya dilakukan oleh BPBD Kotim sendiri, melainkan juga melibatkan kolaborasi lintas sektor yang kuat. Perangkat desa setempat, anggota TNI dan Polri, serta Masyarakat Peduli Api (MPA) Mentaya Hilir Utara turut serta dalam membantu kelancaran operasi ini. Sinergi ini memastikan bahwa bantuan dapat tersalurkan secara efektif dan efisien kepada seluruh sasaran.
Meskipun saat ini bantuan air bersih baru didistribusikan untuk Desa Bagendang Permai, BPBD Kotim menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti apabila ada desa lain yang juga membutuhkan bantuan serupa. Pada rapat koordinasi sebelumnya, beberapa camat memang telah menyampaikan adanya desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih, namun belum ada permohonan lanjutan yang masuk secara resmi. BPBD Kotim berkomitmen untuk terus memantau situasi dan merespons kebutuhan masyarakat.