Dandim Purbalingga Ajak Warga Rayakan Kemerdekaan ke-80 dengan Kebahagiaan dan Lestarikan Budaya Lokal
Dandim Purbalingga Letkol Inf. Untung Iswahyudi mendorong masyarakat untuk hidup bahagia dan melestarikan budaya, sejalan dengan pameran lukisan "The World of Happiness".
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0702/Purbalingga, Letnan Kolonel Infanteri Untung Iswahyudi, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa hidup bahagia. Ajakan ini disampaikan dalam pembukaan pameran lukisan bertema "The World of Happiness" di Purbalingga, Jawa Tengah. Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Kie Art Project dan Braling Grand Hotel.
Selain kebahagiaan, Dandim Untung Iswahyudi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian budaya daerah. Menurutnya, kebahagiaan adalah kunci untuk mencapai berbagai keinginan serta menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Melestarikan budaya berarti turut serta dalam menjaga nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Momentum pameran lukisan tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi generasi muda. Khususnya dalam mengembangkan minat mereka terhadap seni dan budaya lokal. Langkah ini dinilai krusial untuk membangun peradaban yang lebih baik di masa depan.
Kebahagiaan sebagai Fondasi Kehidupan dan Apresiasi Seni
Dandim Untung Iswahyudi menegaskan bahwa kebahagiaan merupakan fondasi penting dalam menjalani kehidupan. "Dengan bahagia, kita bisa mencapai apa yang kita inginkan," ujarnya. Kebahagiaan memungkinkan individu memenuhi kebutuhan lahir dan batin, serta menemukan makna sejati dari eksistensi.
Beliau juga sangat mengapresiasi karya-karya lukisan yang dipamerkan. Menurutnya, lukisan-lukisan tersebut secara luar biasa menggambarkan kompleksitas hidup yang harus dijalani dengan penuh kebahagiaan. Hal ini sejalan dengan tema pameran yang mengangkat kebahagiaan sebagai inti.
Apresiasi khusus diberikan kepada para pelukis muda yang berpartisipasi. Dandim mengakui bahwa tidak semua anak memiliki kemauan untuk terjun ke dunia seni, terutama di era digital saat ini. Namun, kemauan mereka untuk berekspresi melalui seni diharapkan dapat memotivasi anak-anak lain.
"Jangan sampai kita membatasi potensi kita hanya untuk satu bidang saja," kata Dandim. Ia menambahkan bahwa bakat seni harus ditekuni, karena seni memungkinkan ekspresi tanpa batas. Ini menjadi pesan penting bagi pengembangan potensi diri.
Melestarikan Budaya untuk Identitas dan Peradaban
Selain kebahagiaan, pelestarian budaya menjadi fokus utama pesan Dandim Purbalingga. Beliau mengajak masyarakat untuk "uri-uri" atau melestarikan budaya yang dimiliki. Tujuannya agar budaya tersebut semakin berkembang dan menjadi identitas kuat bagi daerah.
Melestarikan budaya dianggap sebagai upaya menjaga nilai luhur kemanusiaan. Ini juga merupakan langkah proaktif dalam membangun peradaban yang lebih baik di masa depan. Budaya menjadi cerminan dari nilai-nilai dan kearifan lokal yang harus dijaga.
Kie Art Project, sebagai penyelenggara pameran, juga memiliki peran dalam pelestarian seni dan budaya. Komunitas ini didirikan sebagai wadah bagi anak-anak muda di Desa Sidareja untuk menyalurkan bakat seni mereka. Pameran ini menampilkan 35 karya lukisan dari sembilan seniman inti Kie Art, ditambah satu karya dari mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang sedang KKN di Purbalingga. Kehadiran seniman muda ini menjadi bukti regenerasi dalam dunia seni.
Semangat Kemerdekaan Menuju Indonesia Emas
Tema pameran lukisan "The World of Happiness" juga dinilai selaras dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dandim Untung Iswahyudi menekankan bahwa momen ini harus disambut dengan kebahagiaan. Terutama karena Indonesia akan menuju usia 100 tahun kemerdekaan atau Indonesia Emas dalam 20 tahun mendatang.
"Kita harus mempunyai kekuatan, kebahagiaan, untuk menyambut 80 tahun Indonesia Merdeka," tegasnya. Semangat dan kebahagiaan diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa. Ini adalah dorongan untuk terus berjuang demi kemajuan negara.
Gita Yohanna Thomdean, salah seorang pendiri Kie Art Project, menambahkan bahwa pameran ini bertujuan membagikan rasa syukur dan kebahagiaan. Baik dari perjalanan komunitas maupun pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Kebahagiaan tidak hanya diukur dari materi, tetapi juga dari hal-hal sederhana seperti udara bersih, kesehatan, atau keseimbangan alam.
Salah satu karya menonjol dalam pameran adalah lukisan wayang beber. Karya ini dibuat oleh mahasiswi ISI menggunakan benang Tumanggal, media langka dari kapuk randu khas Purbalingga. Ini menunjukkan inovasi dalam melestarikan seni tradisional dengan sentuhan lokal. Gita juga menyoroti lirik lagu Indonesia Raya stanza kedua dan ketiga. Menurutnya, lirik-lirik tersebut sebenarnya mengandung "mantra-mantra kebahagiaan bangsa" yang jarang dinyanyikan. Ini menjadi refleksi tentang makna kemerdekaan yang mendalam.