Duta Bahasa DKI Luncurkan Inovasi Jelajah Literasi (JALI): Tingkatkan Minat Baca Generasi Muda dengan Gamifikasi
Duta Bahasa DKI Jakarta meluncurkan Program Jelajah Literasi (JALI), inovasi terbaru yang memadukan permainan papan dan teknologi digital untuk tingkatkan budaya literasi.
Duta Bahasa DKI Jakarta secara resmi meluncurkan Program Jelajah Literasi (JALI), sebuah inisiatif ambisius yang dirancang untuk memperkuat dan meningkatkan budaya literasi di kalangan generasi muda. Program ini mengusung pendekatan inovatif dengan memadukan permainan papan konvensional dan teknologi digital, menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan interaktif. Peluncuran ini menjadi langkah nyata dalam upaya membangun minat baca serta menulis siswa sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah DKI Jakarta.
Inovasi ini diinisiasi oleh Duta Bahasa DKI Jakarta yang kini berada di bawah koordinasi Kantor Bahasa Provinsi Banten, serta Kemendikdasmen RI, menyusul perubahan status Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota. Program JALI diharapkan dapat mengubah persepsi literasi dari sekadar kegiatan belajar menjadi sebuah pengalaman yang menghibur. Pendekatan berbasis permainan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi, tetapi juga turut membentuk karakter generasi muda Indonesia.
Devyanti Asmalasari, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, menegaskan bahwa JALI bukan hanya tentang membaca atau menulis, melainkan tentang menciptakan lingkungan yang mendukung literasi secara menyenangkan. Melalui perpaduan metode konvensional dan digital, siswa diharapkan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai konteks, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan era digital yang terus berkembang pesat.
Inovasi Digital dan Gamifikasi dalam JALI
Sebagai bagian integral dari inovasi digital, Program Jelajah Literasi (JALI) menghadirkan laman berbasis gamifikasi yang dapat diakses melalui tautan jelajahliterasi.com. Platform ini dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belajar yang dinamis dan interaktif. Siswa tidak hanya membaca materi secara pasif, melainkan juga aktif terlibat dalam menyelesaikan berbagai tantangan literasi yang disajikan.
Tantangan literasi yang ada dalam platform JALI bersumber dari Buku Digital (BUDI) milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, serta Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) milik Badan Standar, Kebijakan, dan Asesmen Pendidikan. Format permainan interaktif ini dipilih agar siswa dapat menjawab kuis, menyelesaikan misi, dan memperoleh pengalaman literasi yang lebih kontekstual. Kehadiran gamifikasi ini memperkuat fungsi JALI sebagai sarana belajar yang adaptif dan relevan dengan perkembangan teknologi digital saat ini.
Devyanti Asmalasari menambahkan bahwa pendekatan ini sangat penting untuk menarik perhatian generasi muda yang akrab dengan teknologi. Dengan menjadikan literasi sebagai bagian dari permainan, diharapkan minat mereka untuk membaca dan menulis akan tumbuh secara alami. JALI dirancang untuk menjadi jembatan antara dunia pendidikan formal dan preferensi belajar generasi digital.
Target dan Dampak Program Jelajah Literasi
Program Jelajah Literasi (JALI) direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 4 hingga 14 Agustus 2025. Inisiatif ini menargetkan jangkauan yang luas, melibatkan sekitar 250 siswa SMP dari berbagai sekolah di lima wilayah DKI Jakarta. Selain itu, program ini juga akan melibatkan 40 guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia sebagai pendamping utama, memastikan integrasi yang efektif dengan kurikulum sekolah yang berlaku.
Kehadiran guru sebagai pendamping memiliki peran krusial dalam keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya memastikan kelancaran pelaksanaan aktivitas, tetapi juga menjadi faktor penting dalam mengintegrasikan metode JALI dengan materi pelajaran di kelas. Kolaborasi antara Duta Bahasa DKI, siswa, dan guru diharapkan menciptakan ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan di sekolah.
Melalui Program JALI, diharapkan siswa tidak hanya mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan literasi mereka, tetapi juga tumbuh menjadi generasi muda yang literat, percaya diri, dan memiliki daya saing global. Program ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, siap menghadapi tantangan masa depan dengan bekal literasi yang memadai.