Ekspor Timah Babel Melonjak 41,17 Persen di Maret 2025!
Ekspor timah dan non-timah Bangka Belitung pada Maret 2025 mencapai US$ 205,39 juta, meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, didorong permintaan global yang tinggi.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pada Maret 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengumumkan peningkatan nilai ekspor timah dan non-timah mencapai US$ 205,39 juta. Kenaikan sebesar 41,17 persen ini dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai US$ 145,49 juta. Peningkatan ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor. Kepala BPS Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga, menjelaskan hal ini dalam konferensi pers di Pangkalpinang pada Minggu lalu. Pertumbuhan ini menunjukkan tren positif bagi perekonomian Bangka Belitung.
Secara tahunan (year on year/yoy), peningkatannya bahkan lebih signifikan, mencapai 60,48 persen. Hal ini menunjukkan kinerja ekspor Bangka Belitung yang sangat baik dan mampu bersaing di pasar internasional. Data ini menjadi indikator penting bagi perkembangan ekonomi daerah dan memberikan optimisme bagi masa depan sektor pertambangan di Bangka Belitung.
Kenaikan ini terutama ditopang oleh lonjakan ekspor timah. Komoditas timah menyumbang sebagian besar peningkatan nilai ekspor, mencapai US$ 179,72 juta pada Maret 2025. Hal ini menunjukkan peran penting komoditas timah bagi perekonomian Bangka Belitung dan daya saingnya di pasar global yang terus meningkat.
Ekspor Timah: Tiongkok sebagai Pasar Utama
Ekspor timah Bangka Belitung sebagian besar ditujukan ke negara-negara Asia, dengan Tiongkok sebagai pasar utama. Negara-negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, India, dan Jepang juga menjadi tujuan ekspor penting. Lima negara utama ini berkontribusi sebesar 79,63 persen terhadap total ekspor timah Bangka Belitung. Nilai ekspor ke lima negara tersebut pada Januari-Maret 2025 mencapai US$ 258,54 juta, menunjukkan potensi pasar yang besar dan stabil.
Pertumbuhan ekspor timah ke Tiongkok sangat signifikan, bahkan mencapai peningkatan hingga 1.6290,98 persen secara year on year (yoy). Hal ini menunjukkan minat pasar Tiongkok yang sangat besar terhadap timah asal Bangka Belitung. Pertumbuhan yang signifikan ini juga terjadi di negara-negara lain seperti Singapura (286,73 persen), Korea Selatan (148,03 persen), India (96,54 persen), dan Jepang (128,95 persen).
Data ini menunjukkan strategi ekspor yang tepat dan kemampuan Bangka Belitung dalam memenuhi permintaan pasar internasional. Hal ini juga menunjukkan potensi besar bagi peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung.
Ekspor Non-Timah: Tren Menurun
Sebaliknya, ekspor komoditas non-timah pada Maret 2025 tercatat sebesar US$ 25,67 juta, mengalami penurunan 41,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini juga terlihat secara tahunan (yoy), mencapai 37,72 persen. Meskipun demikian, ekspor non-timah ke lima negara utama tujuan ekspor mengalami peningkatan sebesar 62,94 persen secara c to c (Januari-Maret 2025 dibandingkan Januari-Maret 2024).
Malaysia menjadi negara tujuan utama ekspor non-timah pada Maret 2025, dengan nilai ekspor mencapai US$ 7,77 juta. Secara kumulatif, Januari-Maret 2025, Malaysia berkontribusi sebesar 35,61 persen terhadap total ekspor non-timah Bangka Belitung. Negara-negara lain seperti India, Bangladesh, Thailand, dan Myanmar juga menjadi tujuan ekspor non-timah, meskipun dengan kontribusi yang lebih kecil.
Komoditas utama yang diekspor ke lima negara tujuan utama ekspor non-timah adalah lemak & minyak hewan/nabati. Hal ini menunjukkan potensi diversifikasi komoditas ekspor Bangka Belitung, meskipun masih perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekspor non-timah.
Secara keseluruhan, meskipun ekspor non-timah mengalami penurunan, peningkatan signifikan pada ekspor timah menunjukkan kinerja ekspor Bangka Belitung yang positif pada Maret 2025. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan perlu adanya strategi yang tepat untuk menjaga momentum positif ini dan meningkatkan diversifikasi komoditas ekspor.