Fakta Menarik: Deforestasi Terendah dalam Dua Dekade, Indonesia Perkuat Komitmen Transisi Energi Bersih dan Aksi Iklim Global
Indonesia tegaskan komitmen kuat terhadap Transisi Energi Bersih dan aksi iklim. Temukan bagaimana negara ini mengatasi tantangan pendanaan dan mencapai deforestasi terendah dalam dua dekade.
Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya yang kuat terhadap Transisi Energi Bersih dan aksi iklim. Langkah ini diambil demi melindungi masyarakat, memperkuat ketahanan pangan nasional, serta membangun masa depan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, baru-baru ini menyoroti dampak perubahan iklim yang telah membawa cuaca ekstrem di Indonesia. Kondisi ini secara langsung memengaruhi produksi tanaman dan ketahanan pangan di berbagai wilayah.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam ajang Indonesia Net-Zero Summit 2025 di Jakarta. Beliau menekankan bahwa transisi menuju energi bersih dan peningkatan ketahanan nasional terhadap perubahan iklim merupakan keharusan untuk keberlanjutan bangsa, bukan beban.
Tantangan Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan
Perubahan iklim berpotensi besar mengikis ketahanan pangan Indonesia. Anomali cuaca yang persisten dapat memaksa Indonesia untuk sangat bergantung pada impor beras, sebuah skenario yang harus dihindari.
Meskipun Indonesia memiliki kemauan dan kesiapan untuk mempromosikan serta menerapkan praktik ramah lingkungan, dukungan finansial dan teknologi dari mitra internasional masih sangat dibutuhkan. Dukungan ini penting agar Indonesia dapat berkontribusi secara optimal dalam upaya global perlindungan lingkungan.
Kapasitas finansial yang belum memadai menjadi hambatan utama bagi Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya dalam mengatasi perubahan iklim. Oleh karena itu, kolaborasi global menjadi kunci untuk mempercepat implementasi solusi iklim.
Potensi Ekonomi Karbon dan Capaian Signifikan
Pemerintah menekankan pentingnya memanfaatkan nilai ekonomi emisi karbon, khususnya melalui pasar karbon sukarela. Pendanaan ini dapat digunakan untuk solusi iklim berbasis alam yang berkelanjutan.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menyerap atau mengurangi 1,5 gigaton setara karbon dioksida setiap tahun melalui inisiatif berbasis alam. Potensi ini bernilai US$7,1 miliar di pasar karbon, namun kurang dari 3 persen potensi tersebut yang telah dimanfaatkan hingga kini.
Dalam upaya mitigasi perubahan iklim, Indonesia telah mencatat sejumlah capaian penting. Tingkat deforestasi berhasil ditekan hingga mencapai level terendah dalam dua dekade terakhir.
- Restorasi 600 ribu hektar hutan bakau dari target 3,3 juta hektar telah terealisasi.
- Jumlah pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan fasilitas bioenergi terus bertumbuh di berbagai wilayah, terutama di Indonesia bagian timur.
- Indonesia berhasil memangkas emisi sebesar 608 juta metrik ton setara karbon dioksida, atau 36,7 persen dibandingkan skenario bisnis seperti biasa.
Strategi Berkelanjutan dan Harapan Global
Pemerintah akan terus merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengatasi perubahan iklim. Upaya ini mencakup peningkatan langkah-langkah untuk memangkas emisi karbon dari sektor pangan, kehutanan, dan energi.
Dalam konteks aksi global, Indonesia menaruh harapan besar pada Konferensi Perubahan Iklim PBB mendatang di Brasil pada November 2025. Diharapkan konferensi tersebut dapat menghasilkan solusi yang konkret, efektif, dan adil untuk krisis iklim global.