Fakta Menarik: Presiden Prabowo Instruksikan Antisipasi Karhutla, BMKG Soroti Kalimantan Barat Zona Merah
Presiden Prabowo Subianto instruksikan langkah antisipasi Karhutla di musim kemarau. BMKG deteksi peningkatan titik panas, Kalimantan Barat jadi zona merah.
Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi tegas kepada jajaran menteri Kabinet Merah Putih terkait antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Langkah ini diambil mengingat Karhutla sering terjadi saat musim kemarau tiba, menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan arahan ini setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden.
Dalam rapat yang berlangsung pada Jumat lalu, Presiden Prabowo menekankan pentingnya persiapan langkah-langkah antisipatif, khususnya di wilayah-wilayah yang rentan. Kalimantan dan Sumatra menjadi fokus utama perhatian pemerintah karena historisnya selalu menjadi daerah rawan Karhutla. Instruksi ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dan dampak buruk dari bencana asap yang kerap melanda.
Arahan Presiden ini selaras dengan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sebelumnya telah mendeteksi peningkatan signifikan titik panas. Peningkatan ini berpotensi memicu Karhutla di beberapa daerah, termasuk di Kalimantan dan Sumatra. Kesiapsiagaan semua pihak menjadi kunci dalam menghadapi puncak musim kemarau yang diperkirakan akan segera tiba.
Peningkatan Titik Panas dan Peringatan BMKG
BMKG melaporkan adanya peningkatan jumlah titik panas yang terdeteksi di berbagai wilayah Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga akhir Juli, terdapat puluhan titik panas baru yang tersebar di sejumlah pulau. Kondisi ini bertepatan dengan puncak musim kemarau yang diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat.
- Kalimantan: 22 titik panas baru
- Sumatra: 9 titik panas baru
- Sulawesi: 2 titik panas baru
Melihat data tersebut, BMKG mendesak peningkatan kewaspadaan, terutama di area-area yang rentan. Wilayah dengan curah hujan rendah dan kelembaban udara yang minim memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran api. Kedua faktor ini secara signifikan dapat meningkatkan potensi terjadinya Karhutla yang meluas.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa pihaknya telah memetakan potensi Karhutla selama enam bulan terakhir. Pemetaan ini menggunakan sistem prediksi berlapis yang diperbarui secara berkala, yakni setiap 10 hari dan kembali diperbarui tujuh hari sebelum puncak musim kemarau. Prediksi BMKG mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada 7-8 Agustus, dengan Kalimantan Barat menjadi zona merah atau area rawan kebakaran.
Langkah Antisipasi dan Koordinasi Pemerintah
Menindaklanjuti instruksi Presiden, pemerintah segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah dan menanggulangi Karhutla. Berbagai kementerian dan lembaga terkait dilibatkan dalam upaya koordinasi ini. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, turut melaporkan potensi Karhutla serta langkah preventif dan mitigasi yang telah disiapkan.
Sebagai bagian dari upaya antisipasi, BMKG telah menyiapkan dukungan teknis penuh untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di area-area prioritas. Langkah ini diharapkan dapat membantu membasahi lahan gambut dan mengurangi risiko kebakaran. Koordinasi intensif antara BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus dilakukan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPB Letjen Suharyanto, dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, telah mengunjungi Pontianak. Pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan dilakukan untuk membahas strategi pencegahan dan mitigasi Karhutla secara langsung di lapangan. Presiden Prabowo sendiri didampingi oleh Sekretaris Kabinet Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Kepala Sekretaris Pribadi Presiden Rizky Irmansyah selama rapat penting tersebut.