Fakta Mengejutkan: 536 Pelanggar Terjaring dalam Operasi Patuh Candi Blora 2025
Operasi Patuh Candi Blora 2025 berhasil menindak 536 pelanggar lalu lintas. Apa saja pelanggaran dominan dan bagaimana upaya polisi meningkatkan kesadaran masyarakat?
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blora, Jawa Tengah, bersama petugas gabungan telah berhasil menindak ratusan pengendara yang melanggar aturan. Sebanyak 536 pelanggar lalu lintas terjaring selama pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2025.
Operasi ini berlangsung sejak tanggal 14 hingga 27 Juli 2025, dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tertib berlalu lintas. Selain itu, operasi ini juga berupaya menekan angka kecelakaan di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kepala Satlantas Polres Blora, AKP Anggito Erry Kurniawan, menjelaskan bahwa penindakan ini merupakan bagian dari komitmen kepolisian untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang aman dan tertib. Pelanggaran yang ditemukan didominasi oleh jenis pelanggaran kasat mata yang seharusnya dapat dihindari oleh pengendara.
Dominasi Pelanggaran dan Lokasi Razia
Pelanggaran yang paling sering ditemukan dalam Operasi Patuh Candi Blora 2025 meliputi kendaraan tanpa spion, tanpa pelat nomor kendaraan (TNKB), serta pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari dua orang. AKP Anggito Erry Kurniawan menyoroti bahwa banyak pelanggar sebetulnya mengetahui aturan, namun masih menyepelekan aspek keselamatan.
Razia lalu lintas ini digelar di sejumlah titik strategis yang dinilai rawan pelanggaran di Blora. Lokasi-lokasi tersebut termasuk kawasan Alun-Alun Blora, Simpang Empat Tugu Pancasila, Perempatan Karangjati, dan Jalan Gatot Subroto.
Petugas tidak hanya fokus pada penindakan pelanggar, tetapi juga memeriksa kelayakan teknis kendaraan, khususnya kendaraan umum yang beroperasi harian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kendaraan yang melaju di jalan benar-benar laik dan aman, guna mencegah potensi kecelakaan akibat kendaraan tidak layak.
Pendekatan Edukatif dan Apresiasi Kepada Masyarakat
Meskipun fokus pada penindakan, Satlantas Polres Blora tetap menekankan pendekatan persuasif dan edukatif sebagai prioritas utama. AKP Anggito menegaskan bahwa Operasi Patuh Candi Blora ini bukan semata-mata mencari pelanggaran, melainkan mendorong kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan di jalan.
Sebagai bentuk penghargaan atas kepatuhan, warga yang tertib berlalu lintas justru diberikan apresiasi. Mereka mendapatkan helm, kunci ganda, hingga cenderamata. Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas di kalangan masyarakat Blora.
Data menunjukkan bahwa pada Selasa (22/7), sebanyak 466 kendaraan terjaring, sementara pada Rabu (23/7) sejumlah 70 kendaraan ditindak. Total keseluruhan mencapai 536 pelanggar, menunjukkan efektivitas operasi dalam menjaring pelanggaran yang terjadi di jalan raya.
Sinergi Antar Instansi dan Imbauan Keselamatan
Operasi Patuh Candi Blora ini melibatkan kerja sama lintas instansi, termasuk Samsat, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya. Selain menertibkan lalu lintas, razia ini juga dimanfaatkan untuk menjaring kendaraan yang belum memenuhi kewajiban administrasi, seperti pembayaran pajak kendaraan.
AKP Anggito Erry Kurniawan menegaskan bahwa tertib berlalu lintas bukan sekadar kewajiban hukum, melainkan bentuk kepedulian terhadap keselamatan bersama. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu membawa kelengkapan dokumen seperti SIM dan STNK, serta menggunakan helm standar nasional Indonesia.
Kelalaian sekecil apa pun di jalan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, masyarakat diajak untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya, bukan sekadar formalitas. Operasi Patuh Candi 2025 akan terus dilaksanakan secara berkala, terutama menjelang akhir pekan panjang dan hari besar nasional, demi menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, nyaman, dan tertib di Blora.