Fakta Mengejutkan: BPBD Deteksi 1.137 Titik Panas Sumsel hingga Juli 2024, Angka Tertinggi Sepanjang Tahun!
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat lonjakan drastis Titik Panas Sumsel hingga 1.137 di Juli 2024. Apa dampaknya dan bagaimana mitigasinya?
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat lonjakan signifikan dalam deteksi Titik Panas Sumsel. Hingga Juli 2024, sebanyak 1.137 titik panas teridentifikasi di wilayah tersebut, menandai angka tertinggi dalam satu bulan sepanjang tahun ini.
Peningkatan drastis ini menjadi perhatian serius mengingat Sumsel merupakan salah satu provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Puncak sebaran terjadi pada 20 Juli dengan 214 titik dan 22 Juli dengan 119 titik, yang menunjukkan intensitas ancaman Karhutla di tengah musim kemarau.
Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan. Langkah mitigasi dini sangat krusial untuk mencegah meluasnya kebakaran, terutama menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan masih berlangsung hingga Agustus.
Peningkatan Signifikan Titik Panas di Sumsel
Data BPBD Sumsel menunjukkan bahwa jumlah Titik Panas Sumsel terus mengalami peningkatan seiring masuknya musim kemarau. Angka 1.137 titik panas yang terdeteksi hingga Juli 2024 merupakan rekor bulanan tertinggi sepanjang tahun ini, melampaui bulan-bulan sebelumnya.
Secara kumulatif, total Titik Panas Sumsel yang terdeteksi sepanjang tahun 2024 telah mencapai 2.663 titik. Kenaikan drastis mulai terlihat sejak Mei, dengan 523 titik, dan terus melonjak pada Juni dengan 576 titik, hingga mencapai puncaknya di Juli.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa kondisi kekeringan di Sumsel semakin parah, menciptakan lingkungan yang sangat rentan terhadap kebakaran. Kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman Karhutla ini.
Sebaran Titik Panas Berdasarkan Wilayah
Sebaran Titik Panas Sumsel tidak merata di seluruh kabupaten/kota. Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menjadi wilayah dengan deteksi terbanyak pada Juli 2024, mencapai 250 titik panas. Disusul oleh Kabupaten Muratara dengan 181 titik, Musi Rawas 174 titik, dan Muara Enim 154 titik.
Sementara itu, beberapa daerah lain menunjukkan angka yang jauh lebih rendah. Lubuklinggau dan Prabumulih masing-masing hanya mencatat dua titik, sedangkan Palembang tiga titik. Pagar Alam menjadi satu-satunya daerah yang belum terdeteksi adanya titik panas pada Juli ini.
Secara kumulatif sepanjang tahun 2024, Kabupaten Muara Enim menduduki peringkat teratas dengan 548 titik panas. Diikuti oleh Muba (464 titik), Musi Rawas (377 titik), Muratara (353 titik), PALI (218 titik), Lahat (199 titik), dan Ogan Komering Ilir (121 titik). Data ini menunjukkan pola kerawanan yang perlu menjadi fokus mitigasi.
Imbauan dan Mitigasi Karhutla
Melihat tren peningkatan Titik Panas Sumsel, BPBD Provinsi Sumatera Selatan secara tegas mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Langkah-langkah mitigasi harus segera diintensifkan guna mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan.
Pemerintah daerah diminta untuk mengaktifkan posko siaga Karhutla, mempersiapkan personel, serta peralatan pemadam. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya pembakaran lahan dan pentingnya menjaga lingkungan juga perlu digencarkan.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan sebagai metode pembersihan atau pembukaan lahan. Pelaporan dini terhadap potensi kebakaran sangat penting agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif, sebelum api membesar dan sulit dikendalikan.