LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Fakta Mengejutkan: Pendaki 64 Tahun Meninggal di Gunung Sagara Garut Akibat Sakit

Seorang pendaki berusia 64 tahun dilaporkan meninggal dunia saat mendaki Gunung Sagara Garut, penyebabnya sakit. Simak detail lengkap tragedi pendakian ini.

Minggu, 03 Agu 2025 19:03:00
konten ai
Seorang pendaki berusia 64 tahun dilaporkan meninggal dunia saat mendaki Gunung Sagara Garut, penyebabnya sakit. Simak detail lengkap tragedi pendakian ini. (©Planet Merdeka)
Advertisement

Seorang pendaki pria berusia 64 tahun, Iyep Rusmin, dilaporkan meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Warga asal Mekarjaya, Kecamatan Ranca Sari, Kabupaten Bandung ini diduga meninggal akibat sakit yang dideritanya. Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu, 2 Agustus, saat korban bersama rombongan tiba di puncak gunung.

Kepolisian Resor Garut, melalui Kepala Polsek Wanaraja AKP Abusono, mengonfirmasi bahwa hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, termasuk tim medis, menyimpulkan korban meninggal karena sakit. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, sehingga dugaan awal mengarah pada kondisi medis yang memburuk di ketinggian.

Peristiwa ini menjadi perhatian publik, khususnya di kalangan pegiat alam dan pendaki gunung, mengingatkan pentingnya persiapan fisik dan kesehatan sebelum melakukan aktivitas ekstrem. Keluarga korban telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi, mempercepat proses penyerahan jenazah kepada pihak keluarga.

Advertisement

Kronologi Kejadian di Puncak Gunung Sagara

Insiden bermula ketika Iyep Rusmin bersama rombongan yang berjumlah 18 orang memulai pendakian ke Gunung Sagara sekitar pukul 08.00 WIB pada Sabtu (2/8). Perjalanan pendakian berlangsung normal hingga rombongan tiba di puncak gunung pada sekitar pukul 13.00 WIB.

Setibanya di puncak, korban mulai mengeluh sakit di bagian dada dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Rekan-rekan pendaki yang berada dalam rombongan segera memberikan pertolongan pertama. Mereka berusaha membaringkan korban dan memberikan bantuan seadanya, namun kondisi Iyep Rusmin terus memburuk.

Meskipun upaya pertolongan telah dilakukan, korban dinyatakan meninggal dunia oleh tim evakuasi sekitar pukul 16.30 WIB. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi rombongan dan keluarga korban, serta menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki mengenai risiko kesehatan di medan pegunungan.

Advertisement

Proses Evakuasi dan Penyelidikan Awal

Setelah mendapatkan laporan mengenai adanya pendaki yang meninggal, pihak kepolisian bersama masyarakat dan tim evakuasi segera bergerak. Proses evakuasi jenazah Iyep Rusmin dilakukan dari Pos 4 jalur pendakian Gunung Sagara menuju pos registrasi. Medan yang terjal dan kondisi alam yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri dalam proses evakuasi ini.

Setibanya di pos registrasi, jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di rumah sakit, tim medis memastikan bahwa korban telah meninggal dunia. Proses identifikasi dan pemeriksaan awal dilakukan untuk memastikan penyebab kematian.

Kepolisian juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa kondisi fisik korban secara menyeluruh. Selain itu, keterangan dari rekan-rekan korban yang turut mendaki serta pihak keluarga juga dimintai untuk melengkapi data penyelidikan. Penyelidikan awal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada unsur lain di balik kematian korban, selain faktor kesehatan.

Sikap Keluarga dan Penolakan Autopsi

Setelah serangkaian pemeriksaan awal dan pengumpulan keterangan, pihak keluarga Iyep Rusmin menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah. Mereka memahami bahwa kematian korban disebabkan oleh sakit dan menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah. Penolakan autopsi ini dibuktikan dengan penandatanganan berita acara penolakan autopsi oleh pihak keluarga.

Keputusan keluarga untuk tidak melakukan autopsi menunjukkan penerimaan mereka terhadap takdir dan kondisi yang terjadi. Dengan adanya penolakan ini, proses penyerahan jenazah kepada pihak keluarga dapat dilakukan lebih cepat. Jenazah Iyep Rusmin kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan sesuai dengan keinginan keluarga.

Pihak kepolisian menghormati keputusan keluarga dan menutup kasus ini setelah memastikan tidak ada indikasi kejahatan atau hal mencurigakan lainnya. Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya kesiapan fisik dan mental, serta kewaspadaan terhadap risiko yang mungkin timbul saat melakukan aktivitas pendakian gunung, terutama bagi individu dengan riwayat kesehatan tertentu.

Berita Terbaru
  • Fakta Menarik: 176 Peserta Ikuti Pelatihan, Gubernur NTT Tekankan Keterampilan Vokasi untuk Wirausaha Mandiri
  • Wow, Rp30 Juta per Bulan! Ini Perpres Tunjangan Khusus Dokter Spesialis di DTPK yang Baru Diterbitkan Presiden Prabowo
  • Tragis: Pelajar di Serang Meninggal Dunia Usai Pesta Miras Oplosan, Dua Rekan Diamankan Polisi
  • Tahukah Anda? Polairud Polda NTT Bagikan 50 Bendera Merah Putih untuk Nelayan, Perkuat Nasionalisme di Lautan!
  • Fakta Menarik: 74 Warga Binaan di Aceh Raih Amnesti Presiden Prabowo, Mayoritas Kasus Narkoba
  • berita duka
  • evakuasi pendaki
  • garut
  • gunung sagara
  • iyep rusmin
  • kecelakaan pendakian
  • konten ai
  • pendaki gunung sagara
  • pendaki meninggal
  • #planetantara
  • polres garut
  • tragedi pendakian
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.