Fakta Tinggi Gelombang Empat Meter: Balawista Lebak Imbau Nelayan Waspada Bahaya Laut Selatan Banten
Balawista Lebak mengeluarkan imbauan serius bagi nelayan untuk waspada terhadap potensi tinggi gelombang empat meter di perairan selatan Banten, mengancam keselamatan dan aktivitas melaut.
Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak, Banten, pada 4 Agustus, mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh nelayan. Mereka diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tinggi gelombang empat meter di perairan selatan Banten. Peringatan ini disampaikan guna mencegah terjadinya kecelakaan laut yang dapat membahayakan keselamatan para nelayan.
Imbauan ini muncul setelah adanya laporan kejadian perahu nelayan yang terbalik akibat diterjang gelombang tinggi beberapa hari sebelumnya. Meskipun seluruh awak kapal berhasil selamat, insiden ini menjadi pengingat serius akan bahaya cuaca ekstrem. Kondisi gelombang setinggi empat meter dianggap sangat membahayakan, terutama bagi kapal-kapal kecil.
Ketua Balawista Kabupaten Lebak, Erwin Komara Sukma, menegaskan pentingnya kewaspadaan ini. Selain gelombang tinggi, tiupan angin kencang dari arah selatan juga memperparah kondisi perairan. Oleh karena itu, Balawista berharap nelayan di perairan selatan Banten tidak mengabaikan peringatan ini demi keselamatan mereka.
Peringatan BMKG dan Kondisi Cuaca Ekstrem
Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 3 Agustus, prakiraan tinggi gelombang di perairan selatan Banten cukup mengkhawatirkan. Wilayah yang terdampak meliputi Lebak, Selat Sunda bagian barat Pandeglang, serta Samudra Hindia. Potensi gelombang berkisar antara 2,5 meter hingga 4,0 meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, turut mengonfirmasi data tersebut. Ia menjelaskan bahwa tinggi gelombang di perairan selatan Banten tergolong sedang, yakni 2,50 meter. Namun, di Samudra Hindia Selatan Banten, tinggi gelombang mencapai 4,0 meter, yang dikategorikan sangat tinggi.
Kondisi cuaca buruk ini tidak hanya disebabkan oleh tinggi gelombang empat meter, tetapi juga oleh tiupan angin yang cukup kencang. Angin bergerak dari arah selatan, menambah potensi bahaya bagi aktivitas pelayaran. Pihak berwenang terus memantau perkembangan cuaca untuk memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Dampak Cuaca Buruk terhadap Aktivitas Nelayan
Cuaca ekstrem dengan tinggi gelombang empat meter ini sangat membahayakan bagi pelaku pelayaran, khususnya perahu nelayan dan kapal tongkang. Selain itu, warga setempat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai. Hal ini untuk menghindari risiko terseret gelombang tinggi yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Febby Rizky Pratama menambahkan bahwa informasi mengenai tinggi gelombang ini telah disampaikan kepada seluruh pihak terkait. Nelayan, masyarakat pesisir, dan pengusaha tempat wisata telah menerima peringatan. Langkah ini diambil untuk memastikan semua pihak memiliki kesadaran akan bahaya yang mengintai di perairan.
Sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto, Kabupaten Lebak, merasakan langsung dampak cuaca buruk ini. Dudung (55), seorang nelayan dari TPI Tanjung Panto Kecamatan Wanasalam, mengungkapkan bahwa kondisi di Perairan Selatan Lebak dan Samudra Hindia Selatan Pandeglang kurang bersahabat. Selain gelombang tinggi, tiupan angin juga sangat kencang.
Akibat kondisi ini, banyak nelayan terpaksa tidak melaut selama beberapa hari terakhir. Dudung mengaku sudah tiga hari tidak dapat mencari ikan karena cuaca yang tidak memungkinkan. Situasi ini tentu berdampak signifikan pada pendapatan mereka dan pasokan ikan di pasar lokal.