Fakta Unik: 20 Ton Garam Sukses Padamkan Seluruh Titik Api di Riau Berkat Hujan Buatan BMKG
Seluruh titik api di Riau berhasil dipadamkan berkat operasi hujan buatan BMKG. Bagaimana BMKG menuntaskan karhutla di Riau hanya dalam beberapa hari?
Jakarta – Seluruh titik api dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi di Provinsi Riau telah berhasil dipadamkan. Keberhasilan ini merupakan hasil dari operasi modifikasi cuaca atau hujan buatan yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemadaman menyeluruh ini tercatat efektif pada Jumat pagi, 25 Juli 2024.
Operasi modifikasi cuaca ini dilakukan secara intensif dengan menyemai awan-awan potensial hujan di area-area prioritas yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Wilayah-wilayah tersebut meliputi Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir, yang menjadi fokus utama sejak dimulainya operasi pada 21 Juli 2024. Metode ini terbukti menjadi solusi krusial dalam mengatasi kebakaran di lokasi yang sulit dijangkau.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa pendekatan ini sangat efektif dalam mengurangi titik api dan mempercepat proses pemadaman. Hujan buatan menjadi jawaban untuk area-area yang sulit diakses melalui operasi darat. Keberhasilan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga pemerintah dalam menghadapi bencana alam.
Operasi Hujan Buatan: Strategi Ampuh BMKG Atasi Karhutla
Selama empat hari pelaksanaan operasi modifikasi cuaca, BMKG mencatat total 23 sorti penerbangan telah dilakukan. Dalam setiap sorti, sejumlah besar bahan semai berupa natrium klorida (NaCl) disebarkan ke atmosfer. Secara keseluruhan, sebanyak 20,8 ton natrium klorida telah dilepaskan ke langit Riau untuk memicu pembentukan awan hujan.
Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa penggunaan metode hujan buatan ini merupakan strategi yang sangat efektif. Ini tidak hanya berhasil dalam mengurangi jumlah titik api secara signifikan, tetapi juga mempercepat proses pemadaman di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh tim darat. Keberhasilan ini memberikan harapan baru dalam penanganan karhutla di masa mendatang.
Efektivitas operasi ini juga didukung oleh data dan pantauan lapangan yang menunjukkan penurunan drastis jumlah titik api. Modifikasi cuaca menjadi salah satu instrumen penting dalam mitigasi bencana karhutla, terutama saat musim kemarau panjang. BMKG terus berinovasi untuk mencari solusi terbaik dalam menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran.
Dampak Luas dan Komitmen BMKG untuk Pencegahan
Dampak positif dari operasi hujan buatan ini tidak hanya terbatas pada wilayah target utama di Riau. Hujan dengan intensitas sedang juga tercatat di luar zona target, seperti di Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ini menunjukkan bahwa efek dari penyemaian awan dapat menyebar dan memberikan manfaat hidrologis di area yang lebih luas.
BMKG menegaskan komitmennya untuk melanjutkan operasi modifikasi cuaca di area-area lain yang memiliki risiko tinggi kebakaran. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi dan pencegahan selama musim kemarau yang masih berlangsung. Pemantauan terus-menerus terhadap kondisi cuaca dan potensi titik api menjadi prioritas utama.
Dengan adanya operasi berkelanjutan ini, diharapkan ancaman karhutla dapat diminimalisir secara signifikan. BMKG bersama instansi terkait akan terus bersinergi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan melindungi masyarakat dari dampak negatif kabut asap. Pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan musim kemarau.