Fakta Unik: BMKG Catat 10 Gempa Susulan Usai Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Poso
BMKG melaporkan 10 gempa susulan terjadi pasca gempa magnitudo 5,8 mengguncang Poso. Bagaimana dampak dan imbauan terbaru dari BMKG terkait Gempa Poso ini?
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan serangkaian aktivitas seismik signifikan yang terjadi di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Peristiwa ini diawali dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 pada Minggu pagi, 17 Agustus, pukul 05.36 WIB.
Gempa utama tersebut kemudian diikuti oleh fenomena gempa susulan yang mencapai 10 kali hingga pukul 07.10 WIB di hari yang sama. Pusat gempa terletak di laut, 13 kilometer barat laut Kota Poso, dengan kedalaman 10 kilometer.
Meskipun intensitas gempa susulan relatif lebih kecil, BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, memberikan rasa lega bagi masyarakat. Namun, getaran gempa utama dirasakan kuat di beberapa daerah, memicu kewaspadaan warga setempat.
Detail Gempa Utama dan Susulan di Poso
Gempa bumi yang awalnya tercatat bermagnitudo 6,0, kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 5,8. Episenter gempa Poso ini terletak pada koordinat 1,27° lintang selatan dan 120,75° bujur timur, tepatnya di laut.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengonfirmasi bahwa hingga pukul 07.10 WIB, telah terjadi 10 kali gempa susulan. Kekuatan gempa susulan tersebut bervariasi, dengan yang terkuat bermagnitudo 3,2 dan selebihnya rata-rata magnitudo 2,0.
Hasil pemodelan yang dilakukan oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak memiliki potensi untuk memicu tsunami. Informasi ini penting untuk menenangkan masyarakat dan menghindari kepanikan yang tidak perlu setelah serangkaian gempa susulan ini.
Dampak dan Sebaran Getaran Gempa Poso
Getaran gempa utama di Poso dirasakan sangat kuat, mencapai skala V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kota Poso. Pada skala ini, getaran dirasakan oleh semua penduduk, menyebabkan banyak orang terkejut dan berlari keluar rumah.
Dampak di Poso juga meliputi kerusakan ringan seperti plester dinding yang jatuh dan cerobong asap pabrik yang rusak. Ini menunjukkan intensitas getaran yang cukup signifikan di pusat gempa.
Selain Poso, getaran gempa juga dirasakan di beberapa wilayah lain dengan intensitas berbeda. Di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, Mamuju, Masamba, Majene, Palopo, Pasangkayu, dan Polman Sulawesi Barat, gempa dirasakan pada skala III-IV MMI. Pada skala ini, getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar, menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Sementara itu, di Tana Toraja dan Wajo, getaran dirasakan pada skala III MMI, yang berarti getaran terasa nyata dalam rumah seakan-akan ada truk besar yang melintas. Sebaran dampak ini menunjukkan luasnya wilayah yang terdampak oleh gempa Poso.
Penyebab dan Imbauan Resmi BMKG
Menurut analisis BMKG, jenis gempa Poso ini tergolong sebagai gempa dangkal. Gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar Tokoraru, sebuah patahan aktif di wilayah tersebut. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
Menyikapi serangkaian gempa ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat diminta untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penting untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima.
Selain itu, BMKG juga menyarankan agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat dampak gempa. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya, masyarakat diimbau untuk selalu merujuk pada sumber resmi BMKG, baik melalui layanan informasi digital maupun media sosial resmi mereka.